Dalam segmen agama pun, mereka begitu gencar mem-viralkan Muwafiq menjadi da'i percontohan nasional. Segala macam cara dikerahkan hingga mengundang Muwafiq ceramah maulid di Istana Presiden, tujuannya hanya satu : memperkenalkan Islam ala Nusantara yang "damai" tanpa mengkafirkan agama lain. Karena isu agama sangat menjadi momok di negeri yang mayoritas muslim untuk mempromosikan Ahok menjadi presiden. Akhirnya terkuak si muwafik bukanlah ahli ilmu agama, hanya master halu, tukang main gitar, menghina Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam beberapa ceramahnya dan juga Aisyah Radhiyallahu Anha.
Jargon NKRI harga mati, seakan-akan mengakar bahwa tidak ada tempat bagi siapapun, paham apapun hatta syari'at Islam untuk mendapatkan tempat di negeri ini. Mulai dari Presiden, Polri, TNI, kaum Nasionalis hingga Banser menyeruakan ancaman bagi siapa saja yang menggangu stabilitas kedaulatan NKRI. Semuanya ambyar menjadi pepesan kosong tatkala gerakan separatis OPM membunuhi aparat di Papua, terang-terangan mendeklarasikan kemerdekaan tidak hanya di Papua, namun juga di berbagai tempat di Indonesia, yang paling mengenaskan ialah di MONAS. Makar OPM bahkan sampai tingkat lobi internasional. Duh, lagi-lagi aksi OPM ini membuat ambyar segala macam gertakan maut bagi sesiapa saja yang menggangu stabilitas kedaulatan NKRI, dari bendera tauhid dibakar, baliho ditimbang hingga show of force militer di Petamburan, semuanya menjadi keselek berjamaah dengan aksi OPM.
NKRI harga mati !
Mati di harga berapa ?
Mati di harga OPM
Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله
Tanggal : 4 Desember 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02SVbkEtana9AXxaHjKTxNPep3WXNmJE6DUyd3k7uiteJXqw1CVzdf4zdooQMNEvrtl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz