Ya'jûj dan Ma'jûj adalah pasukan besar yang paling kuat, jahat dan sangat merusak, tidak pernah terkalahkan di zamannya, khalîfah Dzul Qarnain Radhiyallâhu 'Anhu yang telah menaklukkan dunia dari Timur hingga Baratnya tidak akan mampu jika melakukan perlawanan terhadap Ya'jûj dan Ma'jûj, beliau diberi kelebihan oleh Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ untuk melakukan pengisolasian terhadap Ya'jûj dan Ma'jûj dari umat manusia lainnya, beliau bersama rakyatnya membangun benteng yang menjulang tinggi sejajar dengan gunung yang tinggi untuk mengisolasi Ya'jûj dan Ma'jûj dari melakukan pengrusakan dan kerusakan di muka bumi.
Solusi yang paling bernilai tinggi dari Khalîfah yang bijak Dzul Qarnain Radhiyallâhu 'Anhu dalam mencegah serangan dan pembantaian Ya'jûj dan Ma'jûj terhadap umat manusia selainnya. Khalîfah yang telah menaklukkan bumi dari Timur hingga Baratnya, khalîfah yang telah menguasai dunia seluruhnya merasa tidak akan sanggup untuk menaklukkan Ya'jûj dan Ma'jûj hingga membuatkan tembok penghalang sampai pada saat yang telah Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ tentukan waktu terbukanya tembok tersebut.
Saat Ya'jûj dan Ma'jûj nanti dapat menembus tembok penghalang itu dan mereka bebas sebagaimana sebelumnya untuk melakukan pembantaian terhadap umat manusia selainnya maka tidak satupun umat manusia yang bisa menghadang mereka, Al-Masîh 'Îsâ bin Maryam bersama kaum Muslimîn Radhiyallâhu 'Anhum hanya mampu menghindar dan menjauh lalu Al-Masîh 'Îsâ bin Maryam berdoa kepada Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ untuk membinasakan Ya'jûj dan Ma'jûj, Allâh-pun membinasakan mereka seluruhnya.
Jangan lagi dibikin gagal paham oleh Yahûdî Ahlil Qiblah yang mengiaskan Zionis Yahûdî sama seperti Ya'jûj dan Ma'jûj, hingga di antara tokoh rujukan mereka menyebutkan untuk tidak melawan dan tidak menghadang Zionis Yahûdî meskipun itu membela diri, diapun menyebutkan kisah Al-Masîh 'Isâ bin Maryam yang akan terjadi nanti di akhir zaman:
هذا نبي عليه الصلاة والسلام أمره الله سبحانه بترك مواجهة يأجوج ومأجوج وأن يصعد بمن معه جبل الطور
"Ini Nabî 'Alaihish Shalâtu was Salâm, Allâh Subhânahu memerintahkannya untuk naik ke gunung Thûr bersama dengan orang-orang bersamanya."
Diapun kemudian simpulkan sebagaimana yang dia katakan:
حتى في حال الدفع إذا كانت المواجهة مع من لا نقدر على دفعه فإننا نبتعد عن مواجهته ولا نخوص فيما يؤدي إلى قتل المؤمنين
"Meskipun pada keadaan membela diri, jika melawan orang yang kita tidak mampu untuk menghadapinya maka harus kita menjauh dari melawannya dan jangan kita melakukan apapun yang mengarah kepada pembunuhan terhadap orang-orang beriman."
Demikianlah kalau orang tidak pernah mau mencoba menggerakan kakinya untuk merasakan debu-debu hangat di medan jihâd, seolah-olah pernyataannya tersebut ingin membuka jalan buat Zionis Yahûdî supaya terus menjajah dan memerangi kaum Muslimîn Palestina, Hasbunallâhu Wani'mal Wakîl.
Bagaimana mungkin Ya'jûj dan Ma'jûj mau dikiyaskan dengan Yahûdî?! Ya'jûj dan Ma'jûj tidak ada satu bangsa pun menaklukkan mereka, sementara Yahûdî sudah berulang kali ditaklukkan, bahkan pernah ditindas dan disikat habis oleh Hitler kecuali sedikit saja yang dia biarkan. Itulah Yahûdî, dan kita tinggal menunggu kehancuran dan kebinasaan mereka:
اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ، سَرِيعَ الْحِسَابِ، اهْزِمِ الأَحْزَابَ، اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
(Muhammad Al-Khidhir).
⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/8234