Sabtu, 18 November 2023

⛵️ https://alkhidhir.com/aqidah/murjiah-gaya-baru-memerangi-hizbiyyah/

Pertanyaan:
"'Abdullâh Jurbû' sesat dan Muhammad Khidhir Al-Limborî bodoh dan sesat. Hendaknya yang hadir menyampaikan kepada yang tidak hadir." 
(Ditulis) Abû Zakariyâ 'Abdurrahmân bin Taufîq.
'Afwân Ustâdz, bagaimana menurut antum dengan status pengajar di pondok Klaten tersebut?. 

Jawaban:
Dia sedang masa-masa tumbuh, jadi seperti itulah keadaannya. Kasihan akan mempermalukan dirinya sendiri kalau dia masih punya rasa malu:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ الأُولَى: إِذا لَم تَستَحْيِ فاصْنَعْ مَا شِئْتَ

"Sungguh termasuk dari perkara yang didapat oleh manusia dari perkataan Nubuwwah (kenabian) yang terdahulu adalah jika kamu tidak malu maka berbuatlah sesukamu.” 

Biarlah orang-orang yang bersama Abû Zakariyâ 'Abdurrahmân itu yang akan menilai dirinya, hakekatnya dia sama dengan tokoh-tokohnya dari kalangan 'âdzirûn, seruan mereka sama yaitu memerangi hizbiyyûn, siapa hizbiyyûn menurut mereka? Asy-Syaikh 'Abdullâh Al-Jarbû dan yang semisal beliau adalah hizbiyyûn, apalagi mereka nyatakan sesat, Hasbunallâhu Wani'mal Wakîl. Semangat mereka berapi-api memerangi hizbiyyûn sesuai versi mereka, tidak hanya dianggap hizbiyyûn namun sekaligus dianggap takfîriyyûn atau khawârij. Seruan mereka itu, memerangi hizbiyyûn dan barâ' dari hizbiyyûn, akan tetapi tidak memerangi ahli syirk, bahkan menganggap ahli syirk sebagai saudara mereka seîmân dan seagama, atau bahkan menjadikan dan menganggapnya sebagai walî 'amr mereka jika memiliki kedudukan di mata mereka. Hakekatnya, salah satu sifat khawârij yang disebutkan oleh Nabî Shallallâhu 'Alaihi wa Sallam ada pada mereka:

يَقْتُلُونَ أَهْلَ الإِسْلاَمِ، وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ

"Mereka memerangi orang-orang Muslim dan membiarkan orang-orang yang menyembah berhala."

Adapun pernyataan sesat atau bodoh dari mereka, maka itulah yang sering mereka dengung-dengungkan hingga pada akhirnya kebenaran yang datang dari orang yang mereka anggap sesat atau bodoh langsung mereka abaikan. Tidaklah Nâsyir madzhab murji'ah mengangkat kepala untuk mendalami atau mensyarh kitâb Aimmah da'wah An-Najdiyyah melainkan karena peremehan dan perendahannya, sebagaimana anggapannya yang dia katakan:

بخلاف الشيخ محمد بن عبد الوهاب، فلم تكن له هذه العناية، لا في الحديث ولا في الفقه السلفي

"Berbeda dengan Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhâb, tidak ada padanya perhatian pada perkara ini, tidak pula pada perkara hadîts, tidak pula pada fiqih Salafî."
Memperjelas lagi peremehannya terhadap Imâm da'wah Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Rahimahullâh:

فليس له آثار في الفقه تدلنا على أنه كـابن تيمية سلفي المنهج في التفقه في الدين

"Dia tidak memiliki peninggalan tentang fiqih yang menunjukkan ke kita bahwa dia seperti Ibnu Taimiyyah yang salafî manhajnya dalam mempelajari agama."
Juga perkataannya:

وكذلك في الأحاديث فهو كغيره مع الأسف الشديد، لا معرفة عنده بالحديث الصحيح والضعيف، ومن الأدلة التي تدلنا على هذا أن له رسالة مطبوعة متداولة عند أتباعه النجديين حتى اليوم

"Demikian pula pada hadîts-hadîts, dia seperti selainnya sangat menyesalkan sekali. Dia tidak memiliki pengetahuan tentang hadîts shahîh dan dha'îf, di antara bukti yang yang menunjukkan kita atas ini bahwa dia tidak memiliki tulisan yang tercetak lagi tersebar luas di sisi para pengikutnya orang-orang Najd hingga saat ini. "

Dengan adanya peremahan itu, maka wajar saja kalau tertutupi darinya mengetahui kebenaran dan 'aqîdah shahîhah, sikapnya diikuti oleh pengikut dan orang-orang fanatiknya dari kaum 'âdzirûn dalam mengalihkan manusia dari 'aqîdah yang benar, dijuluki bodoh orang yang mendakwahkan 'aqîdah shahîhah atau dijuluki sesat supaya manusia menjauh sehingga manusia hanya mencukupkan dengan 'aqîdah semisal mereka sebagai para 'âdzirûn. Maka wajar saja kalau orang yang datang belakangan semisal mereka itu hanya mencukupkan dari kalangan mereka, kebenaran mereka halangi dengan alasan yang telah mereka hias-hiasi yaitu tidak boleh mengambil ilmu dari orang yang mereka anggap bodoh, sesat atau hizbî.Sehingga semakin memperjelas hakekat mereka merasa cukup dengan apa yang mereka dapatkan dari tokoh-tokoh pujaan mereka. Mereka sadari ataupun tidak, bahwa sungguh mereka telah terperangkap ke dalam "Masâilul Jâhiliyyah" pada perangkap ke-28 yang disebutkan oleh Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Rahimahullâh:

أنّهُم لا يَقبلُون منَ الحَقّ إلّا الذِي معَ طائفَتِهمْ

"Mereka tidak akan menerima terhadap suatu kebenaran kecuali jika kebenaraan ada bersama kelompok mereka."

Tatkala ada orang berani jujur lagi mengedepankan amanah ilmiah dengan menerima kebenaran yang datang dari orang lain, dia menyebutkan sumbernya atau menyebutkan nama pembawa kebenaran itu maka langsung mereka permasalahkan, dengan alasan mengambil ilmu dari hizbî atau bahkan sampai langsung ditahdzîr atau diikutkan dengannya. 

Sudah puluhan tahun tokoh-tokoh mereka di atas keadaan mereka yang menjadikan ahlisy syirk sebagai ikhwah mereka seiman atau seagama, maka bukankah ini adalah kebodohan dan kesesatan berkesinambungan yang telah menyesatkan banyak orang?! Masih tidakkah mereka takut akan ancaman menimpa mereka:

وَقَدۡ أَضَلُّوا۟ كَثِیرࣰا وَلَا تَزِدِ ٱلظَّـٰلِمِینَ إِلَّا ضَلَـٰلࣰا

"Sungguh mereka telah menyesatkan banyak orang maka janganlah Engkau menambahkan kepada orang-orang zhâlim itu kecuali tambahan kesesatan." [Surat Nûh: 24].

Kebanggaan mereka merasa berilmu dan memiliki banyak kitâb hingga bangga sampai meremehkan orang lain yang tidak sejalan dengan mereka merupakan permasalahan yang sudah dimasukkan oleh Syaikhul Islâm Muhammad bin 'Abdil Wahhâb Rahimahullâh ke dalam "Masâilul Jâhiliyyah" pada masalah yang ke-10: 

الاستِدْلالُ علَى بطْلانِ الدّينِ بِقلةِ أَفهامِ أهلهِ وَعدمِ حفظِهمْ

"Menjadikan pendalilan tentang batilnya dalam beragama dengan kurangnya pemahaman orang-orang yang membawa agama dan tidak adanya hafalan ilmu bagi para pembawa agama itu."

Padahal numpuknya kitâb yang ditulis atau banyaknya ilmu yang dihafal lalu dijadikan sebagai kebanggaan sebagaimana yang terjadi pada Muhammad Nûh Najâtî atau Nâsyir madzhab murji'ah dan orang yang semisalnya maka tidakkah disadari bahwa itu termasuk prilaku yang membuat kaum Yahudî tidak mau menerima kebenaran ilmu yang datang dari Nabiul Ummî 'Alaihish Shalâtu wa Salâm?! Karena mereka merasa memiliki kitâb, paling berilmu dan merasa paling diutamakan atas seluruh manusia?!.
Apalah juga keutamaannya membanggakan memiliki banyak kitâb, kalau di dalam kitâb memperjelas hakekat diri sebagai 'âdzirûn atau menjadi pejuang 'âdzirûn dalam memerangi Ahlut Tauhîd?! Apalah artinya mensyarah atau menulis kitâb tentang Tauhîd atau manhaj kalau pada akhirnya menyimpulkan kalau ahli syirk sama dengan Ahlul Islâm, sedangkan Allâh Subhânahu wa Ta'âlâ telah perjelas:

أَفَنَجۡعَلُ ٱلۡمُسۡلِمِینَ كَٱلۡمُجۡرِمِینَ

"Apakah pantas kami menjadikan orang-orang Muslim seperti orang-orang kâfir yang pendosa?!." [Surat Al-Qalam: 35].

Kita tersenyum tatkala mendengar bahwa salah seorang syaikh Salafiyyîn Tsâbitîn merasa bangga dengan banyaknya kitâb yang dia karang, di antaranya kitâb-kitâb bantahan. Saat diminta oleh seorang muridnya untuk membantah kesesatan-kesesatan 'aqîdah Nâsyir madzhab murji'ah maka dia langsung memblokir muridnya dan barâ' darinya. 

Hakekat mereka dari dulu, kalau orang yang bodoh dan sesat dari kalangan mereka atau istilahnya masih bersama mereka maka mereka akan tutupi, mereka akan tutupi dengan serapat-rapatnya terhadap segala kesesatannya, bersamaan dengan itu, mereka akan bersemangat tinggi menampakkan pujian dan rekomendasi berlebihan kepadanya. Namun di saat menyelisihi mereka dalam suatu perkara semisal tidak menghizbikan orang lain yang mereka hizbîkan maka akan nampaklah sikap tidak baik mereka kepadanya, terlebih lagi kalau yang bersangkutan memperjelas hakekatnya berupa tidak sejalan dengan mereka dalam bermanhaj maka mereka akan menjulukinya bodoh atau sesat, akan dianggap orang jelek.
Sikap mereka pada perkara ini mirip dengan sikap Yahûdî, tatkala 'Abdullâh bin Salâm masih bersama mereka maka mereka puji dan sanjung bersama diikutkan orang tuanya:

خَيرُنا وابنُ خَيرِنا

"Dia orang terbaiknya kami dan putera orang terbaiknya kami."
Takala sudah menampakkan berlepas diri dari mereka berupa masuk ke dalam Islâm maka bergegas orang-orang Yahudî menghina beliau dan menjelekkan beliau bersama dengan mengikutsertakan pula orang tuanya:

شرُّنا وَابنُ شرِّنا

"Dia orang jeleknya kami dan putera orang jeleknya kami."

Dijawab oleh:
Muhammad Khidhir Al-Limborî.

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/7927
⛵️ https://alkhidhir.com/aqidah/murjiah-gaya-baru-memerangi-hizbiyyah/

بسم الله الرحمن الرحيم Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa terkecuali dan seluruh pendidikan jahiliyah walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,Taman Kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" tanpa terkecuali sudahkah kalian benar-benar berusaha mati-matian atau bisa dibilang berusaha maksimal ber amar makruf nahi mungkar ber dawkah terkait madrosah jahiliyah tanpa terkecuali pendidikan jahiliyah tanpa terkecuali walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,taman kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" ?Kalau kalian tidak menjalankan amar makruf nahi mungkar dakwah terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah lalu kenapa?Kalian meremehkan keburukan ini?Kalian cinta sama madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah yang di murkai dan dibenci oleh ALLAH hanya karena kalian belajar ilmu yang menentang Islam di sana?Kalian takut sama penguasa tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama orang tua kalian tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama makhluk yang pasti diciptakan oleh ALLAH tapi tidak takut sama ALLAH saja?Kalian berada di atas jalannya ulama su'u termasuk ulama su'u ummah dan ulama su'u daulah ?Takutlah kepada ALLAH saja dan ber amar makruf nahi mungkar lah dengan ilmu dan ber dakwah lah dengan ilmu Islam terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah pastinya dengan tidak meninggalkan Jihad Fisabilillah Ber takwa dan ber tawakal lah kepada ALLAH saja dan kufuri lah thoghut dan beriman lah kepada ALLAHالله المستعان والله أعلم 18 Romadhon 1445 Hijriyahhttps://t.me/Manhaj_Muwahhid/4914===بسم الله الرحمن الرحيم تقييم الشيخ المحدث مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله للمدارس الجاهلية والتعليم الجاهليةPenilaian Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله terhadap madrasah (sekolah) jahiliyah sekaligus pendidikan jahiliyah 🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4544https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4545https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4546https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4547===بسم الله الرحمن الرحيمPerkataan dari Asy-Syaikh Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله dan Ustadz Abul Mundzir Jafar Shalih وفقه الله dan Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron وفقه الله dan Ustadz Yulian Purnama وفقه الله dan Ustadz Hafzan El Hadi وفقه الله ini juga membahas beberapa مدرسة (sekolah) jahiliyah pendidikan jahiliyah dan lainnya الله المستعانوالله أعلم🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4339https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4340https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4341https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4342https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4343https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4344https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4345https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4347

بسم الله الرحمن الرحيم  Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa t...