Masih melanjutkan piknik kitab Jami' Ar-Rasil Ibnu Taimiyah.
Di saat para penggembos berusaha mengeluarkan salah satu statemen Ibnu Taimiyah dalam kitab Ash-Sharim al-Maslul di mana kalau kita berada di tempat yg mana kaum muslimin masih lemah maka banyak bersabar terhadap penghina Allah dan Rasul-Nya.
Padahal di situ Ibnu Taimiyah menjelaskan sikap seharusnya untuk orang yg memang berada di negeri yang bukan muslim, atau di tempat yg tidak memungkinkan untuk membela Allah dan Rasul-Nya.
===============
Adapun untuk bab jihad apalagi jihad difa'iy melawan penjajah maka tak ada pilihan lain kecuali melawan sedapat mungkin sesuai kemampuan dan bukan merasa lemah.
Perhatikan dalam SS berikut ini, kalai ini di halaman 302 masih di jilid 5 kitab Jami' Rasail yang dikumpulkan oleh Syekh Uziar Syams rahimahullah.
Di sini Ibnu Taimiyah mengatakan, "Tidak halal bagi kaum muslimin menunggu mereka sampai mereka berhasil menginjakkan kaki di negeri kaum muslimin sebagaimana yg terjadi di tahun pertama, karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Tidaklah satu kaum diperangi di dalam negerinya sendiri (oleh musuh luar) kecuali mereka akan terhina."
===========
Lalu perhatikan kalimat yg digarismerahi berikutnya, di mana Ibnu Taimiyah mengatakan, "bahwa Rasulullah tetap memerintahkan pelaksanaan ekspedisi Usamah bin Zaid saat hari-hari wafatnya beliau yang menyerang Nashrani di Syam PADAHAL SAAT ITU KAUM MUSLIMIN SEDANG LEMAH-LEMAHNYA.
============
Bayangkan ini diperintahkan pada jihad hujumi (offensif) menyerang negeri kafir untuk ditaklukkan, maka min baab awla (tentu lebih utama lagi analoginya) untuk jihad difa'iy di mana tak ada pilihan lain selain melawan yaitu ketika musuh sudah menjajah negeri kaum muslimin.
Dinukil dari : Ustadz Anshari Taslim وفقه الله
Tanggal : 11 Desember 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0V59xKjABmzGXBJc8xHpk7498gcy2ciGZZXTymSAGavqZdKtigtAXxf4z8PmP3v17l&id=100008323988274&mibextid=Nif5oz