Pertanyaan:
هل صحيح أن الكلام أثناء الوضوء يبطل ذلك؟
"Benarkah berbicara pada saat wudhu dapat membatalkan wudhu?
Syaikh Abdul Aziz Bin Baz -rahimahullah- menjawab:
لا، غلط، الكلام وقت الوضوء لا يبطل الوضوء، الحمد لله إذا توضأ وهو يتكلم مع أحد الوضوء شرعي، إذا تم الوضوء شرعي، إذا أتى بالوضوء الشرعي تمضمض، واستنشق، وغسل وجهه، وغسل يديه مع المرفقين، ومسح رأسه مع الأذنين، وغسل رجليه مع الكعبين، الوضوء صحيح، ولو أنه يتكلم، لا حرج في الكلام. نعم
"Tidak benar. Berbicara pada saat melakukan wudhu tidak membatalkan wudhu. Alhamdulillah, jika ia berwudhu dan ia berbicara dengan seseorang, maka wudhunya syar'i (sah). Jika wudhunya telah selesai, statusnya tetap sah jika ia melakukan gerakan wudhu sesuai sifatnya yang syar'i, berkumur istinsyaq (menghirup air ke dala hidung) membasuh wajah, mencuci tangan sampai siku, mengusap kepala dan kedua daun telinga serta mencuci kaki sampai mata kaki. Jika sudah melakukan itu, wudhunya sah walaupun ia berbicara. Tidak mengapa berbicara saat wudhu." (Sumber: http//binbaz.org.sa/fatwas/15989/حكم-الكلام-أثناء-الوضوء)
Pertanyaan yang mirip dengan masalah ini ditanyakan pada Syaikh Muhammad bin Sholih al-Utsaimin -rahimahullah:
بالنسبة للكلام أثناء الوضوء هل هو مكروه؟
"Terkait berbicara saat berwudhu, apakah hukumnya makruh?"
Beliau menjawab:
ليس بمكروه؛ الكلام في أثناء الوضوء ليس بمكروه، لكن في الحقيقة أنه يشغل المتوضئ؛ لأن المتوضئ ينبغي له عند غسل وجهه أن يستحضر أنه يمتثل إلى أمر الله، وعند غسل يديه ومسح رأسه وغسل رجليه يستحضر هذه النية، فإذا كلمه أحد وتكلم معه انقطع هذا الاستحضار، وربما يشوش عليه أيضاً، وربما يحدث له الوسواس بسببه، فالأولى أن لا يتكلم حتى ينتهي من الوضوء، لكن لو تكلم فلا شيء عليه.
"Tidak makruh. Berbicara saat berwudhu tidaklah makruh. Akan tetapi, hakikatnya hal itu menyibukkan seorang yang berwudhu. Sebab, seorang yang berwudhu sebaiknya saat ia membasuh wajahnya, ia menghadirkan hatinya (niat-pent) bahwa ia sedang melaksanakan perintah Allah, demikian pula saat ia mencuci tangannya, mengusap kepalanya, dan mencuci kakinya, hendaknya ia meresapi niat ini. Jika seseorang mengajaknya berbicara lalu iapun berbicara, maka penghayatan niat ini terputus, bahkan mungkin akan mengganggunya atau bahkan mungkin saja akan timbul was-was karena itu. Maka, lebih utama tidak berbicara saat wudhu. Tapi, kalaupun ia berbicara, maka tidak ada dosa atasnya." (Sumber: https://binothaimeen.net/content/12484 yang)
Penerjemah: Muhammad Ode Wahyu
Pembina Pondok Pesantren Tahfizh al-Qur'an An-Nail Gowa
Pedagang Kambing Area Gowa dan Makassar
Bagi yang berminat untuk membeli kambing, silahkan hubungi kami di wa.me/628533820645
Oleh : Ustadz Abu Usaid Al-Munawy وفقه الله
Tanggal : 14 Januari 2024
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02ACEUsNiF8czo67666M4kJzJ9k2YjnhGCbyKrNUj7bvRWERnqzuLyuVfhF71KNhqkl&id=100012546758597&mibextid=Nif5oz