Maka wajar saja tatkala pertumbuhan ekonomi ambyar, hutang menumpuk dan mencapai level sangat kronis, elit penguasa terlibat berbagai Mega korupsi maka wajar jika teori tak tertulis di atas kembali diterapkan dengan mencoba menciptakan musuh bersama : Khilafah. Entah wujud apa ancaman yang konkret bagi kelangsungan bangsa dari momok khilafah dan teroris Islam. Ha te iy yang selama ini mengangkat tema ini sejak lama pun tidak ada langkah real untuk menggulingkan kekuasaan, dan dibubarkan pula. Mengenai terorisme, memang banyak pihak yang memanfaatkan hal ini karena anggaran memberantas terorisme per tahunnya puluhan triliun, walau kita tidak memungkiri adanya orang-orang ghuluw dan ekstrim yang senang dengan aksi teror. Bonus itu semua tentunya memuluskan pluralisme membumi di Indonesia.
So, pantas saja novel Baswedan dan 74 anggota KPK disingkirkan dengan cara amatiran yang sangat memalukan sejarah peradaban bangsa ini, korupsi kader partai penguasa mencapai 100 triliun. Penyelenggara negara yang sekuler sok-sok ngurusin radikal radikul khilafah sampai menurunkan buzzerRp padahal hanya kedok menutupi suramnya kinerja selama ini.
"Nanti antum di cap haroki khawarij hizby menulis seperti ini". Tidak peduli, silahkan berdedikasi kepada oligarki yang pluralis super sekuler ortodok tersebut dengan sloganmu "As-sam'u wat tha'ah", sangat jauh dirimu dari bimbingan manhaj salaf yang hakiki dan malah mengambil jalan para murjiah yang hina dina dengan memutlakkan ketaatan kepada oligarki, hatta oligarki pluralis dan sekuler ortodok sekalipun.
Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
Tanggal : 20 Mei 2021
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1238598079927501&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz