Saya jawab, yang tidak mengkafirkan Wazir zindik tersebut imma orang yang tidak tahu sama sekali sepak terjang si Wazir zindik atau sudah mengetahui namun ia ternyata mubtadi' murji' yang sesat menyesatkan.
Telah banyak videonya pernyataan si zindik ini sendiri yang menceritakan perjalanan religinya sedari kecil di Aceh, ia memberi kata sambutan buku Syi'ah yang menyanggah buku kesesatan syiah oleh MUI yang berjudul "Syiah berbicara tentang Syi'ah". Kemudian setelah pensiun ia aktif berceramah ke sana kemari mengkampanyekan bahwa semua agama adalah rahmat.
Setelah ia menjadi wazir ?
Ia langsung mengumandangkan genderang perang terhadap islamis yang ia tuduh radikal, mulai dari ancaman-ancaman terhadap ASN bercelana cingkrang, bercadar, menuduh Hafizh Al-Qur'an sebagai ciri radikal, anak Shalih good Looking sebagai radikal, dan ASN yang pro syari'at karena lebih mencintai kekhilafan.
Kalau hal-hal diatas bisa saja di takwilkan dengan "oh bisa jadi dia tidak membenci itu, tapi karena bla bla....". Lantas bagaimana dengan berbagai pernyataannya yang mengatakan bahwa mengkafirkan agama lain adalah ciri radikal ? Ia pun mengecam salam anak TK "Islam Yes, Kafir No" dengan sebutan penanaman bibit radikal. Belum lagi upacapannya yang menyatakan semua agama adalah rahmat.
Siapa saja yang memahami Aqidah dasar sekalipun ia akan paham bahwa ini adalah kekufuran. Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab rahimahullah menyatakan dalam Nawaqidh al-Islam "Barang siapa yang tidak mengkafirkan orang kafir, atau ragu terhadap kekafiran mereka, atau malah justru membenarkan agama mereka maka ia kafir berdasarkan ijma'." Tidak mengkafirkan agama selain Islam saja kafir, lantas bagaimana dengan yang melarang mengkafirkan ?
Apa udzurnya ?
Apakah ia hidup dalam keadaan terisolasi dari kaum muslimin sehingga sama sekali tidak bisa menghilangkan ketidaktahuannya terhadap Islam ?
Ajaib, sudah diberikan udzur, ia pun dikatakan sebagai Ulil Amri ? What ?! Sudah mereka terpapar irja' karena tetap menganggap si zindik sebagai saudara muslimnya, mereka pun dengan mudah menyematkan "Takfiri, khawarij" kepada yang mengkafirkan si zindik, tanpa udzur tentunya. Padahal khawarij sang anjing-anjing neraka mengkafirkan kaum muslimin yang melakukan dosa besar non pembatal keislaman. Giliran si zindik di kasi udzur
Para masyaikh kita pun berselisih pendapat apakah menteri termasuk ulil amri, anggaplah kita mengambil pendapat yang menyatakan masuk. Apakah si zindik ini anda anggap sebagai Ulil amri ? Allahul Musta'an. Asy-Syaikh Bin Baz dengan tegas menyatakan di Subulussalam bahwa Ulil Amri ialah yang hanya menerapkan hukum Allah, mengilzam rakyatnya untuk berhukum dengan hukum Allah, dan memberikan sangsi bagi sesiapa saja yang menyelisihinya.
Sebenarnya saya tidak heran dengan kelakuan mereka ini yang menganggap si Wazir zindik sebagai Ulil Amri, tempo hari pengelola blog asli ora mutu yang berada di salah satu pesantren di Bandung pun menyatakan bahwa Ahok (ketika menjabat Gubernur DKI) sebagai Ulil Amri. Mereka ini memang satu kolam kesesatan, diantara mereka tahun lalu tidak mengkafirkan seseorang yang memakai salib, duduk di gereja mendengarkan petuah pastur sambil mengepalkan tangan. Bahkan yang mengaku Nabi pun tidak dikafirkan oleh sesama penghuni kolam kesesatan tersebut dengan alasan bisa jadi ada syubhat.
Sepertinya saya mulai tertarik kembali membahas ini jika ada yang meresponnya.
Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
Tanggal : 8 Oktober 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1078638362590141&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz