Siapa yang membaca buku-buku beliau akan mendapati bahwa beliau adalah seseorang memiliki bacaan turats yg dalam dan kuat dan di saat bersamaan paham pula hakikat peradaban Barat. Semoga Allah menjaga beliau.
Jazakallah ustadz Ichang Stranger IV atas tulisannya.
Oleh : Ustadz Miftahoel Ihsan
Tanggal : 2 Mei 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=3453677707980345&id=100000144484475&mibextid=Nif5oz
======
Syaikh Ibrahim bin Umar As-Sakran. Dahulu, ia berpaham liberal. Namun kemudian Allah memberinya hidayah dan taufiq sehingga ia bertaubat dan ruju' (kembali) ke manhaj salaf.
Sebagaimana saya mencintai Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi, saya juga mencintai beliau karena Allah setelah terpesona akan karya-karyanya yang mencerahkan. Selain itu, tentu saja yang menambah rasa simpati, adalah keteguhan mereka berdua dalam berdakwah: siap menghadapi resiko didzalimi penguasa ketika menyampaikan kebenaran.
Karena ruju' dari paham liberal dan dianggap terlalu islamis, Syaikh Ibrahim dijebloskan ke dalam penjara oleh Bin Salman. Syukur Alhamdulillah. Jum'ah berkah. Hari ini, 8 Romadhon 1441 Hijriah, beliau dibebaskan dari penjara. Kita berdoa agar beliau selalu istiqomah di atas kebenaran.
***
Salah satu tulisan Syaikh Ibrahim As-Sakran yang saya sukai adalah buku yang berjudul "Sulthatuts Tsaqofah Al-Gholibah." Genre buku ini mirip dengan buku Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi "Al-'Aqliyyah Al-Libraaliyyah." Keduanya sama-sama mengomentari fenomena tafalsuf atau pengkajian filsafat Barat di kalangan umat Islam.
"Sulthotuts Tsaqofah Al-Gholibah" secara umum membahas tentang hegemoni serta dominasi orang-orang Barat hari ini yang disebut oleh Syaikh Ibrahim sebagai "Ats-Tsaqofah Al-Gholibah" (peradaban, pemikiran atau kebudayaan dari suatu bangsa yang menang).
Dijelaskan di sini perkataan Ibnu Khaldun, bahwa sepanjang sejarah, efek psikologis dari peperangan; pihak yang kalah akan manut dan mengekor pihak yang menang. Dan sayangnya, umat Islam hari ini, berada di posisi pihak yang kalah perang. Maka seluruh aspek kehidupan kaum muslimin, terutama dari segi ekonomi dan politik, dipengaruhi oleh peradaban Barat dan terbawa arus yang mereka kendalikan.
***
Perjumpaan saya dengan buku ini juga (mudah-mudahan) bagian dari taufiq. Karena timing-nya pas banget. Ketika sedang merenung dalam-dalam memikirkan betapa menyedihkannya umat Islam di negeri ini ditipu berkali-kali dengan intikhobat 'aammah (pemilihan umum), buku ini, meski tidak bisa dikatakan menghibur hati yang sedih dan kecewa, tetapi memberikan sebuah refleksi. Bahwa boleh jadi, selama ini umat Islam kalah lagi-kalah lagi, dikadalin berkali-kali, karena secara disadari atau tidak, telah tunduk dan patuh pada sistem atau terjebak dalam ritme permainan yang dibuat oleh musuh-musuh Islam.
"Sulthotuts Tsaqofah Al-Gholibah" menampilkan berbagai penjelasan yang sangat ilmiyah dan sarat dalil-dalil naqli bahwa pada intinya, jika mau menang, meraih tamkin atau kejayaan, kembalilah kepada al-Qur'an dan Sunnah sesuai pemahaman salafush shalih. Syaikh Ibrahim As-Sakran juga menekankan betul betapa pentingnya memahami agama ini dengan baik dan benar dari para ulama yang mu'tabar untuk kemudian diamalkan.
Salah satu pembahasan paling menarik di sini adalah tentang keberlangsungan kehidupan di dunia ini yang tidak terlepas dari dua hal: kehendak Allah dan keinginan manusia. Irodatullahi wa iroodatul basyari. Dalil yang diangkat adalah surat Al-Anfal: 67. Dan ketika kita lebih dominan menuruti apa yang diinginkan oleh manusia, pada saat yang sama, kita mengabaikan kehendak Allah yang seharusnya kita patuhi.Pembahasan ini menjadi semakin menarik ketika Syaikh Ibrahim mengutip firman Allah surat An-Nur: 48-50. Ia menjelaskan bahwa ketidak-tundukkan kepada hukum Allah, adalah keraguan yang terselubung di dalam jiwa.Lebih lanjut ia mengatakan, "Maka dari itu, tidak mungkin keyakinan kepada kitab Allah berkumpul dengan (kerelaan) menjadi budak peradaban Barat yang (hari ini) berkuasa. Karena keragu-raguan di dalam hati, adalah sebab yang menghalangi untuk tunduk kepada sebagian hukum-hukum Allah."
Sub pembahasan yang membuat saya kembali tercerahkan ini diakhiri dengan kalimat penutup, "Bahkan sekiranya orang sekuler-liberal mengobral janji yang besar bahwa ia meyakini Allah, kitab dan rasul-Nya, maka janganlah terlalu jauh melangkah dengan (mempercayai) janji-janji ini."
يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ لِيُرْضُوكُمْ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَقُّ أَنْ يُرْضُوهُ إِنْ كَانُوا مُؤْمِنِينَ
"Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mukmin." (At-Taubah: 62).
***
Demikian sekilas maklumat yang mudah-mudahan bermanfaat. Jika ada yang tidak berkenan dengan postingan ini, mohon maaf lahir batin. Selamat menunaikan sholat Isya dan tarawih. Semoga Allah menerima semua ibadah kita. Aamiiin yaa Rabbal Aalamin.
Depok, malam 9 Ramadhan 1441 H.
Oleh : Muhammad Faishal Fadhli
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=631802177547877&id=100021543021099&mibextid=Nif5oz