Apa sih manhaj si abu Hanife itu ?
Entah mengapa, saya yang bukan siapa-siapa gak penting ini namun ditanya oleh sebagian kepoiyyun kepada beberapa rekan, dan ada juga yang berani langsung bertanya ke saya.
Saya hanya kepala keluarga, ayah dari anak-anak, suami (jangan ditanya dari berapa istri), hanya pedagang, pembelajar ilmu agama biasa kelas recehan.
Kok bisa ngajar ?
Belajar dimana ?
Yang pertama dahulu, saya mengajar dahulu di semacam Ma'had nya rekan saya al-akh ust. Ali Subana hafizhahullah dirumah belajar beliau saat di di pd. ungu permai atas permintaan beliau, saya mengajar bahasa Arab dasar dan Syarah ustul tsalatsah.
Kemudian saya mengajar di Ma'had kembali di Madrasah Al-Atsariyyah (ngabdi) atas permintaan Syaikhul Ma'had Al-Ustadz Rishki untuk mengampu beberapa pelajaran semisal nahwu, Ushul fiqih, aqidah, dan hadits.
Setelah beberapa tahun di Madrasah Al-Atsariyyah, saya resign dan merintis Ma'had baru bersama rekan-rekan di Taman Sakinah Tambun, bersama pengampu lainnya semisal Al-Ustadz Abdurrahman Fadholi, dan Al-Ustadz Abu Zakariya Muhammad Tamrin (sesama mantan pengajar di Al-Atsariyyah)
Saya belajar dimana ?
Saya hanya menempuh ilmu-ilmu dasar ataupun lanjutan kepada para guru di madrasah tradisional dan Ma'had berbasis harakah mulai dari tajwid, nahwu, sharaf, fiqih klasik, balaghah, Musthalah, Qiro'ah, ta'bir, khat dll dari berbagai guru jazahumullahu khairan. Hanya ada satu Ma'had salafi yang saya menghabiskan waktu sekian tahun disana, hingga akhirnya saya mengenal pelajaran-pelajaran aqidah semisal Al Wasithiyyah, fatwa hamawiyyah kubra, risalah tadmuriyah, Syarah ath-thawiyyah dan beberapa kitab aqidah lainnya disamping pelajaran lanjutan ushul fiqih, pelajaran lanjutan nahwu Musthalah, fiqih dll.
Kenapa saya mau mengajar ?
Ya karena sudah diizinkan dahulu oleh guru mengajar, juga dikarenakan dengan mengajar maka akan termurajaahlah pelajaran yang telah dipelajari. Terus terang, kitab-kitab Ushul fiqih penting semisal Raudhah Nazhir, Al-Luma' yang dahulu saya pelajari mulai luntur karena tidak ada muraja'ah dan tidak mungkin saya nekat mengajar kitab-kitab tersebut, demikian pula dengan kitab Musthalah lanjutan yang tidak mungkin saya ajarkan dan terkikislah sedikit atau banyak ma'rifat tentang kitab tersebut. Namun yang paling utama ialah karena untuk meraih keridhaan-Nya. Semoga Allah senantiasa karunia kan keikhlasan.
Jadi kalau ada yang menggugat saya mengajar, maka sama sekali tidak masalah saya resign dari mengajar suapaya saya konsen dalam urusan-urusan saya yang lain, tapi izinkan saya katakan dahulu kepada anda :
1. Anda siapa ?
Pernah mengajari saya ? Atau anda pernah menamatkan kitab-kitab yang saya pelajari bersama para guru-guru saya dahulu ? Kalau pernah sampai tamat, izinkan saya bertanya kepada anda tentang semua kitab kitab yang saya pelajari, awas kalau anda tidak paham dan tidak bisa jawab ya. Saya jewer beneran. Serius ini, siapa pun anda saya tidak perduli. Semua kita rekam nanti dalam bentuk video :D
2. Kalau menggugat saya mengajar, siapkan dong gantinya atau anda sendiri yang siap mengajar.
Nah sekarang manhajnya bagaimana ?
Saya beraqidah seperti pemaparan para imam dan para ulama dalam kitab-kitab mereka yang telah pelajari dalam kajian-kajian bersama para guru jazahumullahu khairan. Contohnya dari kitab-kitab yang saya sebutkan sebagiannya diatas.
Afiliasi nya ?
Alhamdulillah saya dikaruniai berguru kepada para guru yang sangat membenci sikap ta'asshub fanatik buta kepada suatu golongan. Selama suatu kaum berafiliasi kepada Ahlussunah, maka saya memberikan cinta dan wala' kepada mereka karena Allah, tidak perduli apakah mereka dari media dakwah ini, grup kajian itu. Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita dari sikap jelek ta'asshub khas hizbiyyun.
Apa urusan saya dengan pernyataan jelek mereka yang mengatakan wajib berafiliasi kepada salah satu dari sekian komunitas dari ahlus Sunnah. Kalau tidak maka tidak dianggap, kamu hizby mubtadi' ?Kokoh lembeknya manhaj seseorang itu ialah berdasarkan mauqifnya yang selaras/tidak dengan penjelasan para ulama salaf dikitab-kitab mereka, bukan hanya sekadar selaras dengan sebuah komunitas dakwah.
Anda belajar, membaca kitab atau bahkan anda mengajar dari kitab-kitab ulama tentang Al-Wala' wal Bara' ialah untuk diamalkan, bukan hiasan semata sebagai bahan gaya-gayaan didepan banyak orang atau supaya "dianggap". Allahu Al Musta'an
Saya cukupkan saja sedikit goresan status ini, bukan dalam rangka mengklarifikasi...
apalah saya ini pakai klarifikasi segala.
Barakalllah fikum
Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
Tanggal : 7 Juli 2017
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=317775765343075&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz