"Dan berkatalah Firaun : Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta." (QS. Al Mu’min: 36-37)
Al-Imam Abu 'Utsman Ash-Shabuni rahmatullah 'alaihi menyatakan :
"Sesungguhnya fir’aun mengatakan yang demikian itu karena dia telah mendengarnya dari Nabi Musa 'alaissalam. Nabi Musa pun telah mengingatkan dia bahwasanya Robbnya berada di atas langit. Tidakkah engkau melihat ucapan Fir’aun (yang diabadikan dalam Al Qur’an)
وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا
"Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". (QS. Ghofir [40] : 37)
Yaitu mendustakan ucapan Musa bahwa sesungguhnya di langit ada Tuhan. Para ulama ummat dan para imam dari kalangan salaf rahimahumullah tidak berbeda pendapat bahwasanya Allah Subhana wa Ta'ala berada di atas langit beristiwa' di atas 'Arsy Nya dan 'Arsy Nya berada di atas langit." [Aqidatus Salaf wa Ashabil hadits hal. 176]
Ibnu Abil 'izz al-Hanafi juga menafsirkan ayat diatas demikian, beliau berujar :
"Barangsiapa yang mendustakan ketinggian Dzat Allah di atas langit yaitu dari sekte Jahmiyah, maka mereka adalah termasuk pengikut fir'aun. Sedangkan yang menetapkan ketinggian Dzat Allah di atas langit, merekalah pengikut Musa dan pengikut Muhammad." [Syarh Al 'Aqidah Ath Thohawiyah, 2/441]
Ini juga ditafsirkan oleh Al-Imam Ibn Khuzaimah di kitabut tauhid, Ath-Thabari dalam tafsirnya dll.
Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin
Tanggal : 15 Januari 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02mBxUYphUWGQNoVb6JrKPpve9KKLBYaiyWXJvh3VZEbrjM1AAbYow7p6PisFfpthbl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz