Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyatakan : السلطان ظل الله في الأرض “kesultanan/ kerajaan/ penguasa adalah naungan Allah yang ada di bumi”
Yang bikin geli beberapa oknum memahami konteks tersebut, bahwa kesultanan toghut yang menerapkan UU buatan adalah naungan Allah yang ada di bumi. Bagaimana bisa Allah menaungi kekuasaan mereka yg kufur kepada Allah!? Bagaimana bisa akal mereka menyimpulkan bahwa kekuasaan para toghut di muka bumi ini adalah naungan Allah!? Na'uudzubillah minal khudzlan, secara tidak langsung ucapan mereka dan keyakinan mereka menyelisihi hikmah dari penciptaan alam semesta ini dan hikmah adanya kekufuran. Allah telah menegaskan bahwa hikmah Allah mengharuskan diriNya untuk tidak meridhoi apapun bentuk kekufuran..
ولا يرضى بعباده الكفر
“Dan Allah tidak akan ridho atas hambanya kekufuran”
Padahal kalau kita tinjau pemahaman ulama robbaniy terhadap hadis tersebut nggak kayak gitu..
Syaikhul islam berkata :
لأن الله أوجب الأمر بالمعروف و النهي عن المنكر و لا يتم ذلك إلا بقوة و إمارة، وكذلك سائر ما أوجبه من الجهاد والعدل، وإقامة الحَجّ والجُمَع والأعياد، ونصْر المظلوم، وإقامة الحدود، لا تتم إلا بالقوة والإمارة!
ثم قال : ولهذا روي أن السلطان ظل الله في الأرض...
“Karena Allah telah mewajibkan amar makruf(mengajak kepada kebajikan) dan nahi mungkar(mencegah kemungkaran), maka kedua hal ini tidak akan sempurna dan maksimal kecuali dengan adanya kekuatan dan kekuasaan. Begitu pula amalan lainnya yang telah Allah wajibkan seperti jihad dan bersikap adil, dan juga menegakkan haji, sholat jum'at dan jama'ah, juga merayakan hari-hari id islam, menolong dan membela orang-orang yg terdzolimi, dan menegakkan hukum-hukum pidana islam(hudud)... ini semua tidak akan bisa tegak dengan sempurna dan maksimal kecuali melalui kekuatan dan kekuasaan!”
Kemudian beliau Syaikhul Islam berkata :
“Maka dari itu diriwayatkan di dalam hadis bahwa kesultanan/kekuasaan penguasa adalah bentuk dari naungan Allah yang ada di bumi...”
Komentarku : Itulah pemahaman Syaikhul Islam terhadap hadis sulthon adalah naungan Allah di muka bumi! berbeda dengan pemahaman kaum murji'ah! menyebutkan hadis-hadis ketaatan tapi ditujukan secara mutlak kepada penguasa dzolim!! bahka kedzolimannya sampai taraf dzolim akbar! Sehingga kita bisa paham, bahwa maksud dari kekuasan di hadis tersebut adalah kekuasaan yang digunakan untuk tujuan menegakkan agama islam! bukan untuk menegakkan agama demokrasi!! kekuasaan yang ditujukan untuk menegakkan hukum-hukum islam, amar makruf nahi mungkar! menegakkan keadilan dan membela orang-orang yang terdzolimi! untuk menegakkan jihad fi sabilillah! inilah pemahaman yang saya yakini dan saya ikuti! pemahaman Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah! bukan pemahaman basalamah, Sofyan Cholid Ruray, bin Abdul Qadir Jawaz, Firanda Andirja, bin Badr Bajrey, Badru Salam, bin Muhammad Sunusi dkk
Dinukil dari : Ustadz Abu Musa Al-Mizzy حفظه الله
Tanggal : 11 Oktober 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0yEuEEBLr9LwBPXhjqJN9Bxfnap9UKDmq2fjKRevjNvnNGsSfyf5bZD81yy7mSwuUl&id=100000395379891&mibextid=Nif5oz