Tahun 1948 ketika dideklarasikan negara Israel di bawah David ben Gorion maka perjuangan rakyat Palestina tetap berlangsung tapi di bawah kontrol negara tetangga, yaitu Mesir sebagai pentolan paling agresifnya, Yordania dan Syria.
Kumpulan negara Arab mengeroyok Israel tapi kalah.
Celakanya mereka bukannya menjadikan penduduk Palestina sebagai proxy malah melucuti senjata penduduk Palestina dan penduduk ini disuruh nunggu saja hasil perang.
Akibatnya ketika mereka kalah dan pulang ke negeri mereka masing-masing maka penduduk yang sudah dilucuti senjatanya inilah yang jadi korban pembantai Israel yang kemudian dikenal dgn peristiwa nakbah.
Nakbah itu berupa pengusiran dan yang tak mau diusir akan dibunuh. 750 rb warga Palestina dipaksa mengungsi ke tempat-tempat yg saat ini bernama tepi barat dan jalur Gaza.
Tadinya, Tel Aviv, Askelon, Sderot, HAifa, dll itu isinya warga arab dan muslim semua, saat diusir ya habislah kampung muslim di sana dan masjid diganti synagoge.
Kenapa begitu mudah Israel mengusir? Karena warga Palestina sudah tak punya senjata lagi dan hanya berjuang lewat politik di bawah kendali negara-negara tetangga.
Siapa dong yang mimpin Palestina kala itu.
Ada namanya Pemerintah Umum Palestina (Hukumat Umumi Filasthiin) pimpinannya bernama Ahmad Helmi Abdul Baqi sebagai perdana menteri dan Haji Muhammad Amin Husaini sebagai semacam ketua parlemen.
Pusat pemerintahannya di Gaza. Tapi pemerintah Mesir memaksa mereka ditarik ke Kairo sehingga mereka tak bisa berjuang di dalam Palestina sendiri. Lalu jadilah mereka robot yang dikendalikan Mesir.
Gerakan Palestina saat itu murni kebangsaan menganut sistem demokrasi warisan penjajah barat sebagaimana negara-negara tetangganya pasca ditinggal kolonial.
Gerakan Islam ke mana?
Waktu itu hanya gerakan Al-Ikhwan Al-Muslimun yang dominan tapi mereka sedang diberangus di Mesir, tapi sel-selnya masih hidup di jalur Gaza dan itulah yang nantinya akan menjadi pemeran sejarah.
Lalu bagaimana dengan murid-murid Syekh Izzuddin Al-Qassam?
Mereka di wilyaha Haifa dan wilayah itu sudah dikuasa penuh oleh Israel, kemungkinan besar semua sudah terbunuh. atau mengungsi baik ke jalur Gaza maupun Yordania, Lebanon dan Syria.
Jadi, dari tahun 1948 pengusiran terus berlangsung dari wilayah yg saat ini dijadikan negara Israel. Mereka mengungsi ke berbagai negara seperti Mesir, Yordania, Syria, Lebanon dan Irak.
Tepi barat termasuk Al-Quds masih dikuasai arab, dan terjadi kesepakatan para pimpinan waktu itu Muhammad Ali Al-Ja'bari dan Sulaiman At-Taji Al-Faruqi sepakat menyerahkan kekuasan kepada Yordania. Jadi sejak tahun 1948 wilayah Al-Quds dan tepi barat di bawah kekuasaan Yordania.
Di saat yang sama di Gaza juga dibentuk pemerintahan oleh Mesir yang bernama Hukumat Umumi Filasthin tadi. Jadi dari dulu tepi barat dan jalur gaza itu memang sudah terpisah secara politis.
Semua ini akan berlangsung sampai tahun 1967, dan masing-masing wilayah punya ceritanya sendiri-sendiri.
Bersambung insya Allah.
Oleh : Ustadz Anshari Taslim
Tanggal : 7 November 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02k41bJanXWdWNjqfWCpuYvoXVaA1JTmq5cUX5oEMoNqPgcem7K5c8vwBsm59ysyGxl&id=100008323988274&mibextid=Nif5oz