Sementara itu 2 doktor dibawah ini, dimana sebagian kalangan yang mengaku salafi mendaulat keduanya sebagai ulama, justru memiliki pemahaman yang jauh sekali dari penjelasan para ulama besar dakwah ini dalam persoalan yang berbahaya ini.
1- Labib Najib. Menurutnya orang yang istighatsah kepada selain Allah dirinci: pelakunya kafir kalau meyakini selain Allah bisa memberi manfaat dan mencelakakan dengan sendirinya (alias meyakini rububiyah selain Allah). Sedangkan yang tidak sampai ke taraf demikian (meyakini hanya sebagai perantara saja sedangkan yang memberi manfaat dan celaka hanya Allah) tidak kafir.
2- Jamal Adeni. Pendapatnya tidak jauh berbeda dari Labib bahkan seolah mempertegas. Ia mengatakan: "Orang yang istighatsah kepada selain Allah disebut musyrik apabila terpenuhi 2 ketentuan:
a. Meyakini pihak yang dia mintai keselamatan bisa memberi manfaat dan mencelakakan disamping Allah (alias dengan sendirinya) dan menguasai rububiyah. Tidak diragukan pelaku dalam kondisi ini kafir setelah ditegakkan atasnya hujjah dan terpenuhi semua syarat pengkafiran dan tidak didapati semua penghalangnya.
b. Orang yang istighatsah kepada selain Allah sebatas menjadikannya sebagai wasilah/perantara tanpa meyakininya bisa memberi manfaat dan celaka. Yang kedua ini berbeda dari yang pertama.
------------------------
Simak dan perhatikanlah rincian mereka dan bandingkan dengan keterangan Al Qur'an yang menjelaskan bahwa musyrikin dulu minta keselamatan kepada selain Allah sekalipun mereka meyakini bahwa yang bisa memberi manfaat dan celaka hanya Allah! "Dan mereka beribadah kepada selain Allah dari sesembahan yang tidak bisa mencelakakan atau memberi manfaat dan musyrikin itu beralasan mereka itu hanya pemberi syafaat bagi kami disisi Allah" (Yunus:18)
Syaikh Fauzan mengatakan: musyrikin beribadah kepada selain Allah dan itu mereka lakukan diatas kesadaran bahwa sesembahannya tidak bisa memberi manfaat atau mencelakakan.
Saya katakan: Penjelasan Labib & Jamal tetang persoalan diatas sangat berbahaya atas dakwah tauhid, dakwah salafiyah yang haq. Kalau seorang salafi keras terhadap bid'ah maka dia gak boleh loyo dalam persoalan seperti ini karena kesyirikan lebih berbahaya daripada bid'ah. Dan menjadi lebih berbahaya apabila diucapkan oleh orang yang diduga selamat akidahnya sedangkan kenyataannya ternyata tidak lebih dari akidah musyrikin. Walahi kesalahan terbesar dipikul oleh pihak yang mengundang mereka dan memberi tempat bagi mereka sehingga merusak dakwah salafi di negeri ini dan korban banyak berjatuhan.
Dinukil dari : Ustadz Jafar Shalih وفقة الله
Tanggal : 9 November 2023