Tidak semua yang mengaku terhindar dari fitnah adalah benar. Bahkan bisa jadi ia justru terjerumus kepada fitnah yang lebih besar. Allah berfirman,
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ ٱئْذَن لِّى وَلَا تَفْتِنِّىٓ ۚ أَلَا فِى ٱلْفِتْنَةِ سَقَطُوا۟ ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌۢ بِٱلْكَٰفِرِينَ
"Diantara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya izin (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah". Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir." (At Taubah: 49)
Disebutkan dalam kebanyakan kitab-kitab Tafsir, sebab turunnya ayat ini adalah ketika seorang bernama Jadd bin Qais (orang munafik) meminta izin untuk tidak ikut berperang dalam perang Tabuk dengan alasan takut terfitnah oleh wanita-wanita Bani Ashfar. Allah justru mengatakan bahwa orang-orang munafik itu telah terjerumus kepada fitnah yang lebih besar, yaitu fitnah kemunafikan, dengan tidak ikut berperang.
Banyak orang yang terjerumus kepada kemaksiatan dan pelanggaran yang jelas dengan alasan menghindari fitnah. Contohnya tahdzir serampangan. Dengan alasan menghindari fitnah syubhat, pelakunya justru terjerumus kepada pelanggaran berat tentang hak sesama muslim yang harus benar-benar dijaga karena banyak sekali ancaman baik dalam Quran atau sunnah bagi orang yang melanggarnya.
Contoh lainnya berkaitan dengan peristiwa aktual saat ini, karena alasan menghindari fitnah sebuah kelompok Islam, sebagian orang justru terjatuh kepada fitnah yang lebih besar dengan tidak memberikan loyalitas (walaa) sebagaimana mestinya kepada kaum muslimin dan tidak mendukung perjuangan dan cita-cita umat Islam. Bahkan melemahkan dan merendahkan.
Semoga Allah benar-benar menjaga kita dari fitnah, baik lahir maupun batin.
Oleh : Resa Gunarsa
Tanggal : 19 November 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02sZmR6E3zypofRRh9eMLK6aE86xbcLZhwVtX9uWP8Miq478zekK1oYqpbqbv1EArMl&id=100000322244370&mibextid=Nif5oz