Sultan Jalaluddin Akbar penguasa Kerajaan Mughal di India adalah kafir murtad musyrik najis thoghut bukan Muslim Ahlus Sunnah Muwahhid dan beberapa kesesatan
🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻
====
"Saat Ajaran Islam Dipaksa Kompromi Dengan Budaya India
April 2,2020
SKIP TO THE CONTENT
Cerita kisah cinta penggugah jiwa
SEJARAH
Saat Ajaran Islam Dipaksa Kompromi Dengan Budaya India
Posted on April 2, 2020
Agama Islam adalah agama ilahi. Agama dari Rabb Yang Maha Benar. Walaupun kebenaran itu nyata dan mudah, tapi tetap Allah takdirkan ada orang-orang yang membencinya. Mereka melakukan makar. Mereka buat pengaburan terhadap ajarannya. Bahkan sejarahnya. Tokoh-tokoh baik semisal Harun al-Rasyid, dll. dibuat buruk citranya dengan kisah-kisah palsu. Sebaliknya, tokoh-tokoh buruk dipuja dan dipuji. Dijadikan teladan dan diangkat namanya. Di antara tokoh yang merusak ajaran Islam dan diangkat oleh para pembenci Islam di kalangan orientalis adalah Sultan Jalaluddin Akbar, penguasa Kerajaan Mughal di India.
Sultan Akbar adalah seorang penguasa yang membuat agama baru dalam Kerajaan Mughal. Dia sebut agama itu dengan Din Ilahi. Sebuah agama yang mengangkat unsur-unsur budaya lokal. Karena kesesatan ini, para orientalis memujinya sebagai seorang yang "toleran". Raja yang "adil" dan "bijaksana".
Kelahiran dan Kehidupannya
Jalaluddin dilahirkan pada tahun 949 H/1542 M dan wafat pada tahun 1014 H/1605 M. Ayahnya adalah seorang Sunni dan ibunya seorang pengikut Syiah. Dalam perjalanan kehidupannya, ia tidak dikenal sebagai seorang pembelajar. Ia seorang yang buta huruf. Tak mampu membaca dan menulis. Namun kelemahannya itu tertutupi dengan banyak mendengar kisah. Menghafal nama-nama penyair Islam. Mengenal para penyebar Injil dan tahu akidah Nasrani. Tahu asas agama Hindu dan Zoroaster.
Pemerintahan Sultan Akabr berlangsung kurang lebih selama 50 tahun. Dimulai pada tahun 1556 M sampai 1650 M. Selama masa pemerintahannya, ia berkontribusi besar atas kemajuan wilayah India. Bahkan ia tercatat sebagai raja terbesar dalam sejarah India, baik di masa India klasik maupun modern.
Dalam perjalanan keagamaannya, Sultan Akbar melewati dua fase pemikiran. Fase pertama berlangsung selama 20 tahun. Hingga usianya genap 32 tahun. Pada tahun 982 H/1574 M, ia berpegang dengan ajaran Sunni. Dan dikenal sebagai seorang yang taat. Ia memegang erat pokok-pokok ajaran agama. Mengerjakan shalat lima waktu dengan teratur di masjid. Ia menghormati dan memuliakan para ulama. Pengaruh ulama sangat jelas sekali pada dirinya.
Sultan Akbar sangat dekat dengan seorang ulama di masa itu yang bernama Salim bin Baha-uddin as-Saikuri. Sampai-sampai ia namai anaknya dengan nama gurunya ini, Salim. Untuk menerapkan syariat, Sultan Akbar mengangkat seorang hakim dan mufti untuk semua wilayah di kerajaan. karena ia yakin, hanya dengan syariat Islam keadilan dapat diwujudkan.
Adapun fase kedua dari hidupnya adalah fase yang sangat bertolak belakang dengan fase pertama. Ia mulai berpaling dari agamanya. Mulai melirik agama-agama dan ajaran-ajaran yang berada di wilayah kekuasaannya. Lalu ia berpikir untuk membuat agama baru yang dapat menghimpun semua agama dan aliran kepercayaan yang ada di India dalam satu payung ajaran.
Kebijakan Dalam Negeri dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan dengan Negara-negara Islam
Saat Akbar mulai memegang tampuk pemerintahan, wabah Thaun sedang menimpa wilayah Utara. Sementara di Barat Laut terjadi peperangan antara dua wilayah besar, Sind dan Kasymir. Kedua wilayah ini terpisah dari Mughal. Akbar berhasil menyatukan banyak wilayah ke dalam kekuasaannya. Semisal Kasymir, Sind, Balokhistan, Kandahar, dan Kabul. Sehingga Kerajaan Mughal di masa pemerintahannya menjadi kerajaan terbesar, terkuat, dan memiliki kekayaan yang paling melimpah.