1- Menjauhi kitab-kitab salaf dahulu yang mentaqrir akidah ahlus sunnah wa al Jamaah
2- Sibuk mempelajari buku-buku fikih karya mutaakhirin (ulama belakangan) dan buku-buku ushul fikih secara berlebihan dan melampaui batas
3- Mempelajari kitab-kitab fikih mutaakhirin kepada guru ahli bid’ah
4- Meremehkan peringatan terhadap bid’ah dan dan penyimpangan yang ada di kitab-kitab fikih karya mutaakhirin dan meremehkan pengingkaran terhadap ahli bid’ah mengamalkan kaidah “Bersatu dalam hal yang disepakati dan memaafkan dalam hal yang diperselisihkan” di bawah slogan “Ambil baiknya buang buruknya”
5- Memposisikan kebid’ahan dan penyimpangan tadi sebagai bentuk beda ijtihad dan beda pendapat yang boleh diikuti.
6- Mengagungkan para pembesar kebid’ahan dan membangun cinta dan benci pada diri mereka
7- Mendahulukan mereka dari pada ulama salaf dan ulama tauhid
8- Menjauhi para penuntut ilmu salafi sedikit demi sedikit dan sebaliknya menjadikan ahli bid’ah sebagai teman dekat
9- Mencela salafi muwahhid dan menganggap bahwa mereka bodoh serta mencela niat lurus mereka.
10- Menerima bid’ah yang terdapat dalam kitab-kitab fikih mutaakhirin seperti perayaan maulid nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
11- Mengelompokkan Asya’irah dan Maturidiyah sebagai Ahlus Sunnah bersama-sama dengan Ahlul Hadits.
12- Menjadikan sebagian perbuatan yang mengantarkan kepada syirik akbar sebagai masalah-masalah khilafiyah yang boleh berbeda pendapat di dalamnya seperti persoalan meminta pada Allah dengan jah/kedudukan rasul-Nya, bersumpah dengan selain nama Allah, tabarruk dengan ludah masyaikh/kiyai.
13- Menguatkan pendapat disyariatkannya meminta pada Allah dengan jah/kedudukan rasul-Nya.
14- Menjadikan masalah sifat Allah sebagi masalah khilafiyah
15- Menerima madzhab mufawwidhah dalam persoalan sifat Allah dan terjatuh dalam madzhab Jahmiyah Mu’athilah (yang menolak sifat-sifat Allah)
16- Menuduh Ahlus Sunnah wal Jama’ah telah berkhianat dan menganggap mereka telah menyelisihi umat. Maksudnya adalah para fuqaha' belakangan dari kalangan Asya’irah dan Maturidiyah.
17- Menjadikan masalah meminta doa kepada mayit termasuk masalah khilafiyah yang boleh berbeda pendapat di dalamnya
18- Menganut madzhab Quburiyah dalam membolehkan minta do’a dan syafa’at dari kubur dan terjatuh ke dalam syirik akbar.
19- Menyatakan permusuhan dengan salafi dan menamai mereka sebagai Wahabi, Khawarij serta menbid’ahkan mereka bahkan dalam berbagai momen, sampai mengkafirkan mereka, kekal di neraka jika ia mati diatas hal tersebut
Peringatan: kami bukan anti mazhab yang sesuai kaidah. Hal-hal yang ada disini bukanlah sekedar penyataan-pernyataan yang tidak ada hakikatnya. Justru hal-hal ini banyak terjadi pada para da’i dan penuntut ilmu di masa ini. Sehingga mereka berubah menjadi da’i yang mengajak kepada kesyirikan dan ta’thil padahal sebelumnya mereka sudah menjadi da’i tauhid dan salafi.
Ditulis oleh: Syaikh Abdul Lathif Ar-Rawi
Diterjemahkan oleh: Abu Muddakir Dawud Muslim, siswa kelas XII Pesantren Tahfidz Sahabat Teladan
Dinukil dari halaman facebook bernama : Ngaji Tauhid
Tanggal : 6 Maret 2024
Sumber : https://www.facebook.com/share/p/aZYdvBiEbDbGxQUK/?mibextid=oFDknk