Rabu, 31 Januari 2024

بسم الله الرحمن الرحيم Demi ALLAH Demi ALLAH sekali lagi Demi ALLAH saya pernah ber tanya di postingan facebook nya Andika Putra ini di bagian komentar postingan walaupun sudah terhapus secara makna tentang benar kah bahwa dukun dari Al-Jazair yakni Abil Abbas Ahmad bin Ali Al-Bunni ini adalah kafir musyrik najis thoghut bukan muslim muwahhid walaupun ber aqidah sufi-asyairoh dan ber madzhab Maliki Dan jawabannya Andika Putra adalah "benar"Maka dukun dari Al-Jazair yakni Abil Abbas Ahmad bin Ali Al-Bunni yang ber aqidah sufi-asyairoh dan ber madzhab Maliki adalah kafir musyrik najis thoghut bukan muslim muwahhidالحمد للهالحمد لله على كل حالالله المستعانوالله أعلم===Produk manhaj asyairoh.Oleh : Andika Putra وفقه اللهTanggal : 20 Maret 2023Sumber :https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02q6xg9iGTGZ9jYFhjXF453Tu2wpCm956WrfmjYDqoUwXer8wtVBzH5Fmuzz7cHntxl&id=100001443791367&mibextid=Nif5oz===Ini adalah penampakan salah satu lembar halaman pada isi dari kitab "Manba' Ushulil Hikmah" yang merupakan kitab sihir yang telah masyhur di dunia perdukunan karena telah dijadikan rujukan oleh para dukun di seluruh dunia.Sebagaimana yang kita lihat tampak simbol-simbol rajah yang mana Itu adalah wifik-wifik alias huruf-huruf yang merupakan "kode etik" untuk mengaktifkan sihir dalam kitab tersebut yang akan difungsikan untuk santet maupun pelet dll.Kitab ini ditulis oleh Abil Abbas Ahmad bin 'Ali Al-Bunni, salah seorang dukun asal Aljazair yang ber-Aqidah Sufi-Asyaa'iroh bermadzhab Maliki yang mengaku sebagai ahli hikmah. Sehingga yang paling saya khawatirkan adalah jika nantinya ada yang melegalkan perdukunan dengan mengatasnamakan pendapat Madzhab dengan berdalih bahwa itu adalah ilmu hikmah, wal Iyaadzu billãhi...Oleh : Mukhlis Abdur-Rahman وفقه اللهTanggal : 19 Maret 2023Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02hH5oDRb6xztGjJGudMHLm9ymtCBMrQ866zqrLVSqxYDLDvv5N8SRgUAxxfc2hPe2l&id=100002293997644&mibextid=Nif5oz

بسم الله الرحمن الرحيم 

Demi ALLAH Demi ALLAH sekali lagi Demi ALLAH saya pernah ber tanya di postingan facebook nya Andika Putra ini di bagian komentar postingan walaupun sudah terhapus secara makna tentang benar kah bahwa dukun dari Al-Jazair yakni Abil Abbas Ahmad bin Ali Al-Bunni ini adalah kafir musyrik najis thoghut bukan muslim muwahhid walaupun ber aqidah sufi-asyairoh dan ber madzhab Maliki 

Dan jawabannya Andika Putra adalah "benar"

Maka dukun dari Al-Jazair yakni Abil Abbas Ahmad bin Ali Al-Bunni yang ber aqidah sufi-asyairoh dan ber madzhab Maliki adalah kafir musyrik najis thoghut bukan muslim muwahhid

الحمد لله
الحمد لله على كل حال
الله المستعان
والله أعلم

===

Produk manhaj asyairoh.

Oleh : Andika Putra وفقه الله
Tanggal : 20 Maret 2023
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02q6xg9iGTGZ9jYFhjXF453Tu2wpCm956WrfmjYDqoUwXer8wtVBzH5Fmuzz7cHntxl&id=100001443791367&mibextid=Nif5oz

===

Ini adalah penampakan salah satu lembar halaman pada isi dari kitab "Manba' Ushulil Hikmah" yang merupakan kitab sihir yang telah masyhur di dunia perdukunan karena telah dijadikan rujukan oleh para dukun di seluruh dunia.

Sebagaimana yang kita lihat tampak simbol-simbol rajah yang mana Itu adalah wifik-wifik alias huruf-huruf yang merupakan "kode etik" untuk mengaktifkan sihir dalam kitab tersebut yang akan difungsikan untuk santet maupun pelet dll.

Kitab ini ditulis oleh Abil Abbas Ahmad bin 'Ali Al-Bunni, salah seorang dukun asal Aljazair yang ber-Aqidah Sufi-Asyaa'iroh bermadzhab Maliki yang mengaku sebagai ahli hikmah. Sehingga yang paling saya khawatirkan adalah jika nantinya ada yang melegalkan perdukunan dengan mengatasnamakan pendapat Madzhab dengan berdalih bahwa itu adalah ilmu hikmah, wal Iyaadzu billãhi...

Oleh : 
Mukhlis Abdur-Rahman وفقه الله
Tanggal : 19 Maret 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02hH5oDRb6xztGjJGudMHLm9ymtCBMrQ866zqrLVSqxYDLDvv5N8SRgUAxxfc2hPe2l&id=100002293997644&mibextid=Nif5oz

Selasa, 30 Januari 2024

SUJUDNYA MUADZ, MENURUT SYAIKH IBN BAZHadits ini jika shahih, maka ada sesuatu. Akan tetapi Muadz, jika hadits ini shahih, ia menyangka bahwa perbuatan ini, jika dibolehkan kepada pembesar-pembesar musyrikin disana, maka nabi lebih pantas. Dia memiliki syubhat diawal Islam. Akan tetapi agama telah baku, dan telah diketahui bahwa sujud adalah milik Allah. Apabila hal ini tersamarkan bagi Muadz di awal Islam, tapi setelahnya bukan samar lagi bagi siapa pun. Hal 126-127Dari kitab Syarah Kasyf Syubuhat oleh Asy-Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Rahimahullah. Cetakan Maktabah Al Hadyu Al Muhammadiy – Mesirhttps://tauhidfirst.net/16-soal-jawab-bersama-asy-syaikh-ibnu-baz-seputar-udzur-bil-jahl/16 Dinukil dari : Jafar Shalih وفقه اللهTanggal : 31 Januari 2024Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2083086942056622&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz===Soal-jawab bersama Asy-Syaikh Ibnu Baz Seputar Udzur bil JahlDecember 12, 2014Soal-jawab bersama Asy-Syaikh Ibnu Baz Seputar Udzur bil Jahlإجابات الشيخ ابن باز حول مسألة العذر بالجهل في شرحه لكتاب كشف الشبهات السلام عليكم ورحمة الله وبركاته س : الإختلاف في مسائل العذر بالجهل هل من المسائل الخلافية ؟ج : مسألة عظيمة ، والأصل فيها أنه لا يعذر من كان بين المسلمين من بلغه القرآن والسنة ، ما يعذر. الله جل وعلا قال :” وأوحي إلي هذا القرآن لأنذركم به ومن بلغ “، من بلغه القرآن والسنة غير معذور ، إنما أوتي من تساهله وعدم مبالاته.Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuhTanya: Ikhtilaf dalam perkara-perkara udzur bil jahl, apakah termasuk perkara khilafiyah?Jawab: (Ini) perkara besar. Pada asalnya dalam perkara ini, tidak ada udzur (bagi) orang yang (tinggal) ditengah-tengah muslimin. Barangsiapa yang sampai kepadanya Al Qur’an dan As-Sunnah tidak diudzur. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman; ((Dan telah diwahyukan kepadaku Al Qur’an ini agar aku beri peringatan kepadamu dan orang-orang yang sampai kepadanya (Al Qur’an ini)). (Syubhat ini) hanya datang dari tasahul nya(sikap bergampang-gampangan) dan ketidakpeduliannya.س : لكن هل يقال هذه مسألة خلافيةج : ليست خلافية إلا في الدقائق التي قد تخفى مثل قصة الذي قال لأهله حرقوني . صـ 26 – 271- Tanya: Akan tetapi apa (boleh) dibilang ini perkara khilafiyah?Jawab: Bukan khilafiyah kecuali pada pendetilan-pendetilan yang mungkin tersamarkan, seperti kisah orang yang berkata kepada keluarganya, bakarlah saya. (Hal 26-27)س : كثير من المنتسبين للسلفية يشترطون في إقامة الحجة أن يكون من العلماء فإذا وقع العامي على كلام كفر يقول ما نكفره ؟ج : إقامة الدليل كل على حسب حاله.2- Tanya: Mayoritas orang yang mengaku salafy mensyaratkan dalam penegakan hujjah harus dari ulama. Maka jika orang awam mendapati ucapan kufur, ia bilang; kami tidak mengkafirkannya? (maksudnya: orang awam tidak boleh mengkafirkan, tapi harus ulama –pentj)Jawab: Penegakan dalil masing-masing sesuai kapasitasnya.س: هل يجب على العامي أن يكفر من قام كفره أو قام فيه الكفرج: إذا ثبت عليه ما يوجب الكفر كفره ما المانع ؟!إذا ثبت عنده ما يوجب الكفر كفره مثل ما نكفر أبا جهل وأبا طالب وعتبة بن ربيعة وشيبة بن ربيعة ، والدليل على كفرهم أن الرسول صلى الله عليه وسلم قاتلهم يوم بدر.3- Tanya: Apakah wajib atas awam mengkafirkan orang yang kekafirannya jelas, atau jelas padanya kekafiran?Jawab: Apabila jelas padanya petunjuk yang menjadikannya kafir, ia mengkafirkannya, apa yang menghalanginya (dari ini)?! Apabila jelas baginya (awam) apa yang mengharuskan kafirnya (orang tersebut), ia mengkafirkan orang itu. Seperti kita mengkafirkan Abu Jahl dan Abu Thalib dan Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah. Dan dalil akan kafirnya mereka adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerangi mereka diperang Badr. س: يا شيخ العامي يمنع من التكفير ؟ج : العامي لا يكفِّر إلا بالدليل ، العامي ما عنده علم هذا المشكل ، لكن الذي عنده علم بشيء معين مثل من جحد تحريم الزنا هذا يكفر عند العامة والخاصة ، هذا ما فيه شبهة ، ولو قال واحد : إن الزنا حلال ، كفر عند الجميع هذا ما يحتاج أدلة ، أو قال : إن الشرك جائز يجيز للناس أن يعبدوا غير الله هل أحد يشك في هذا ؟! هذا ما يحتاج أدلة ، لو قال : إن الشرك جائز يجوز للناس أن يعبدوا الأصنام والنجوم والجن كفر.التوقف يكون في الأشياء المشكلة التي قد تخفى على العامي .صـ 34 4- Tanya: Wahai Syaikh, orang awam dilarang dari takfir?Jawab: Orang awam tidak boleh mengkafirkan kecuali dengan dalil. Orang awam tidak punya ilmu yang musykil ini. Tapi barangsiapa yang punya ilmu tentang suatu perkara, seperti orang yang mengingkari haramnya zina, orang ini kafir disisi awam atau orang berilmu. Perkara ini tidak ada syubhat. Jika ada orang bilang: Sesungguhnya zina halal. Orang ini kafir disisi semua orang, ini tidak butuh dalil-dalil. Atau orang yang mengatakan: Sesungguhnya syirik boleh. Orang ini membolehkan manusia beribadah kepada selain Allah. Apa ada orang yang ragu tentang (orang) ini?! Perkara ini tidak butuh dalil-dalil. Jika ada orang mengatakan: Sesungguhnya syirik boleh. Dia membolehkan bagi orang-orang untuk beribadah kepada berhala, bintang dan jin, orang ini kafir. Abstain hanya dalam perkara-perkara yang musykil, yang terkadang samar bagi orang awam. (Hal 34)س : ما يعرف أن الذبح عبادة والنذر عبادةج : يعلَّم ، الذي لا يعرف يعلَّم ، والجاهل يعلَّم.س : هل يحكم عليه بالشرك ؟ج : يحكم عليه بالشرك ، ويعلَّم أما سمعت الله يقول :”أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلا كالأنعام بل هم أضل سبيلاقال جل وعلا :” ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون “.ما وراء هذا تنديدا لهم ،نسأل الله العافية .صـ 42 5- Tanya: Dia tidak tahu bahwa menyembelih adalah ibadah, nadzar adalah ibadah!!Jawab: Diajari, yang tidak tahu diajari. Orang jahil diajari.6- Tanya: Apakah orangnya dihukumi musyrik?Jawab: Orangnya dihukumi musyrik dan diajari. Bukankah kamu mendengar firman Allah ((Apa kalian kira kebanyakan mereka mendengar atau berakal? Tidaklah mereka kecuali seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalannya)). Allah Ta’aala berfirman: ((Dan telah kami persiapkan untuk jahannam banyak dari jin dan manusia. Mereka memiliki hati tapi mereka tidak memahami dengannya. Dan mereka memiliki mata tapi mereka tidak melihat dengannya. Dan mereka memiliki telinga tapi mereka tidak mendengar dengannya. Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai)) (ucapan tidak dipahami). Kami minta kepada Allah keselamatan. Hal 42.س : من نشأ ببادية أو بيئة جاهلية ؟ج : يعلَّم أن هذا شرك أكبر حتى يتوب ، يقال له هذا شرك أكبر عليك بالتوبة إلى الله.مثل ما كان المشركون يطوفون بالقبور ونصبوا عند الكعبة ثلاثمائة صنم وأرشدهم النبي صلى الله عليه وسلم فالذي أجاب وهداه الله فالحمد لله والذي ما أجاب مشرك هذا وأغلبهم جهال ، خرجوا إلى بدر جهال ، وإلى أحد جهال ،تابعوا رؤساءهم.قال الله جل وعلا :” أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلا كالأنعام بل هم أضل سبيلا“ مع هذا حكم عليهم بالكفر .صـ 55 – 567- Tanya: Orang yang tinggal di pedalaman atau lingkungan jahiliyah?Jawab: Diberitahu bahwa ini syirik besar sampai ia bertaubat. Dikatakan kepadanya ini syirik besar, wajib bagimu bertaubat kepada Allah. Contohkan (padanya) apa yang dahulu dilakukan musyrikin bahwa mereka thawaf dikubur, memasang disekitar Ka’bah 300 berhala, lalu Nabi menunjuki mereka. Orang yang menyambut, Allah beri dia hidayah Alhamdulillah. Dan orang yang tidak mau menyambut, musyrik. Inilah dan mayoritas mereka jahil. Mereka menuju perang Badr sebagai orang-orang jahil, menuju perang Uhud sebagai orang-orang jahil, mengikuti pemimpin-pemimpin mereka. Allah berfirman; ((Apa kalian kira kebanyakan mereka mendengar atau berakal? Tidaklah mereka kecuali seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalannya)). Kendati begitu Nabi hukumi mereka sebagai orang kafir. Hal 55-56س : يذكر العلماء في أهل البادية أن الأعرابي قد يعذر فما هي المسائل التي قد يعذر فيها صاحب البادية ؟ وهل هذا خاص بزمن النبي صلى الله عليه وسلم عند بداية الإسلام ؟.ج : يعذر الأعرابي وغير الأعرابي بالشيء الذي يمكن جهله مثل بعض أركان الصلاة ، بعض أركان الزكاة ، بعض المفطرات. أما إذا جحد الصلاة رأسا وقال :لا أصلي ، أو جحد الصيام رأسا وقال لا أصوم رمضان ، ما يعذر لأن هذا الشيء معلوم من الدين بالضرورة كل مسلم يعرف هذا أو جحد شروط الحج أو أن عرفة من واجبات الحج ومن أعمال الحج لأنه قد يخفى عليه ، لكن يقر بالحج أنه فرض مثل هذه قد تخفى على العامي.8- Tanya: Ulama menyebutkan berkenaan dengan penduduk pedalaman, bahwa arab badui mungkin diudzur. Apa perkara yang mungkin diberi udzur untuk penduduk pedalaman? Dan apakah ini khusus di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat awal Islam?Jawab: Orang arab badui diberi udzur dan juga selain mereka, yaitu dalam perkara yang seseorang mungkin saja jahil seperti sebagian rukun shalat, sebagian rukun zakat, sebagian pembatal puasa.Adapun apabila mengingkari wajibnya shalat dan mengatakan: saya tidak shalat, atau mengingkari wajibnya puasa dan mengatakan; saya tidak puasa Ramadhan, ia tidak diberi udzur. Karena perkara ini darurat diketahui bagian dari agama. Semua muslim tahu ini. Atau (kalau) mengingkari syarat-syarat haji, atau bahwa (wukuf di) Arafah termasuk rukun-rukun haji dan manasik haji, perkara ini mungkin tersamarkan, tapi ia mengakui bahwa haji wajib. Perkara yang tadi mungkin tersamarkan bagi orang awam. س : يذكر يا شيخ – أحسن الله إليك – عن بعضهم أنه ما يعرف الجنابة ، وأنه ما يغتسل منها؟ج : يعلَّم ، العامي قد لا يفهم خصوصا بعض النساء ، يعلَّم ولا يكفر.9- Tanya: Semoga Allah berbuat baik kepadamu wahai Syaikh, disebutkan dari sebagian mereka bahwa seseorang tidak mengetahui junub, dan ia tidak mandi dari junub?Jawab: Orang ini diberitahu. Orang awam mungkin tidak tahu (ini), terlebih para wanita. Diajari dan tidak dikafirkan. س : من وصلته كتب منحرفة ليست فيها عقيدة ولا توحيد هل يعذر بالجهل ؟ج : إذا كان بين المسلمين ما يعذر بالشرك أما الذي قد يخفى مثل بعض واجبات الحج أو واجبات العمرة أو واجبات الصيام أو الزكاة بعض أحكام البيع ، وبعض أمور الربا ، قد يعذر وتلتبس عليه الأمور.لكن أصل الدين كونه يقول أن الحج غير مشروع أو الصيام غير واجب أو الزكاة غير واجبة ، هذا لا يخفى على المسلمين ، هذا شيء معلوم من الدين بالضرورة.10- Tanya: Barangsiapa yang sampai kepadanya kitab-kitab sesat, tidak terdapat padanya akidah maupun tauhid, apakah orang ini diberi udzur karena jahil?Jawab: Apabila ia berada diantara muslimin, ia tidak diberi udzur jikalau itu kesyirikan. Adapun perkara yang mungkin tersamarkan seperti sebagian kewajiban-kewajiban haji, atau kewajiban-kewajiban umrah, atau kewajiban-kewajiban puasa, atau zakat, sebagian hukum jual-beli dan sebagian perkara riba, seseorang mungkin diberi udzur, dan perkaranya tersamarkan olehnya. Akan tetapi pokok agama, seperti dia katakan: haji tidak disyariatkan, atau puasa tidak wajib, atau zakat tidak wajib. Perkara ini tidak samar bagi muslimin. Ini perkara yang darurat diketahui dari agama. س : لو قال لا بد أن تتوفر شروط فيمن أًريد تكفيره بعينه وتنتفي الموانع ؟ج : مثل هذه الأمور الظاهرة ما يحتاج فيها شيء ، يكفر بمجرد وجودها ، لأن وجودها لا يخفى على المسلمين ، معلوم بالضرورة من الدين بخلاف الذي قد يخفى مثل شرط من شروط الصلاة ، بعض الأموال التي تجب فيها الزكاة ، تجب أو لا تجب ، بعض شؤون الحج ، بعض شؤون الصيام ، بعض شؤون المعاملات ، بعض مسائل الربا . صـ 99 – 100.11- Tanya: Kalau seseorang mengatakan, harus terpenuhi syarat-syarat pada orang yang ingin kamu kafirkan secara personal dan tidak terdapat penghalang-penghalang?Jawab: Seperti perkara jelas ini, tidak perlu apa pun. (Seseorang) dikafirkan dengan sekedar adanya kekafiran. Karena keberadaannya tidak tersamarkan bagi muslimin, darurat diketahui dari agama. Berbeda dengan perkara yang mungkin tersamarkan, seperti syarat dari syarat-syarat shalat, sebagian harta yang wajib dizakati, apakah wajib atau tidak, sebagian urusan haji, sebagian perkara puasa, sebagian perkara mu’amalah, sebagian perkara-perkara riba. Hal 99-100.س : بعض الناس يقول : المعين لا يكفرج : هذا من الجهل ، إذا أتى بمكفر يكفر .صـ 117س : يا شيخ جملة من العاصرين ذكروا أن الكافر من قال الكفر أو عمل بالكفر فلا يكفر حتى تقام عليه الحجة ، ودرجوا عباد القبور في هذا ؟ج : هذا من جهلهم عباد القبور كفار ، واليهود كفار والنصارى كفار ولكن عند القتل يستتابون ، فإن تابوا وإلا قتلوا12- Tanya: Sebagian orang mengatakan: person tidak dikafirkan.Jawab: Ini termasuk kejahilan. Apabila seseorang melakukan kekafiran, person menjadi kafir. Hal 11713- Tanya: Wahai Syaikh, segolongan orang sekarang menyebutkan bahwa orang kafir adalah orang yang mengucapkan kekufuran, atau mengerjakan kekufuran. Maka ia tidak dikafirkan sampai ditegakkan padanya hujjah. Dan memasukkan para penyembah kubur dalam masalah ini?Jawab: Ini diantara kejahilan mereka. Para penyembah kubur kafir. Yahudi dan Kristen kafir. Tapi berkenaan dengan hukum bunuh, para penyembah kubur diminta taubat (dulu), jika ia taubat (dilepas) jika tidak mereka dibunuh. س : يا شيخ مسألة قيام الحجة ؟ج : بلغهم القرآن ،هذا بلاغ للناس ، القرآن بلغهم وبين المسلمين “وأوحي إلي هذا القرآن لأنذركم به ومن بلغ“” هذا بلاغ للناس ” ، ” يا أيها الرسول بلغ “قد بلغ الرسول ، وجاء القرآن وهم بين أيدينا يسمعونه في الإذاعات ويسمعون في غيرها ، ولا يبالون ولا يلتفتون ، وإذا جاء أحد ينذرهم ينهاهم آذوه ، نسأل الله العافية14- Tanya: Wahai Syaikh, perkara penegakan hujjah?Jawab: Barangsiapa sampai kepadanya Al Qur’an, (((al-Qur’an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia)). Al Qur’an sampai kepada mereka dan berada ditengah-tengah muslimin. ((Dan diwahyukan kepadaku Al Qur’an ini agar aku beri peringatan kepada kalian dengannya dan orang-orang yang sampai kepadanya (Al Qur’an)), (((al-Qur’an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia)). ((Wahai Rasul, sampaikanlah!)). Dan Rasul telah menyampaikan, dan Al Qur’an datang dan mereka ada ditengah-tengah kita, mendengarnya melalui siaran-siaran, dan mendengarnya melalui sarana lainnya. Tapi mereka tidak peduli dan tidak memperhatikannya. Dan apabila ada seseorang yang memperingatkan mereka, melarang mereka, orang-orang itu malah menyakitinya. Kita minta kepada Allah keselamatan. س : حديث الرجل الذي قال إذا مت حرقوني ؟ج : هذا جهل بعض السنن من الأمور الخفية من كمال القدرة ، جهلها فعذر حمله على ذلك خوف الله ، وجهل تمام القدرة فقال لأهله ما قال.15- Tanya: Hadits orang yang berkata, jika aku mati bakarlah aku?Jawab: Ini jahil akan sebagian sunnah, termasuk perkara yang samar, (jahil) dari kesempurnaan takdir. Orang ini jahil tentangnya, maka diudzur. Yang menjadikannya seperti itu karena takut kepada Allah. (Ia) jahil akan kesempurnaan takdir, sehingga ia berkata kepada keluarganya seperti itu.س: سجود معاذ للنبي صلى الله عليه وسلم ؟ج : هذا إن صح في صحته نظر ، لكن معاذ لو صح ظن أن هذا إذا جاز لكبار قادة المشركين هناك فالنبي أفضل ، هذا له شبهة في أول الإسلام ، لكن استقر الدين وعرف أن السجود لله ،وإذا كان هذا أشكل على معاذ في أول الأمر لكن بعده ما يشكل على أحد . صـ 126 – 127من كتاب شرح كشف الشبهات للشيخ العلامة عبد العزيز ابن باز – رحمه الله – طبعة مكتبة الهدي المحمدي – مصر16- Tanya: Sujudnya Mu’adz kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?Jawab: Hadits ini jika shahih, maka ada sesuatu. Akan tetapi Muadz, jika hadits ini shahih, ia menyangka bahwa perbuatan ini, jika dibolehkan kepada pembesar-pembesar musyrikin disana, maka nabi lebih pantas. Dia memiliki syubhat diawal Islam. Akan tetapi agama telah baku, dan telah diketahui bahwa sujud adalah milik Allah. Apabila hal ini tersamarkan bagi Muadz diawal Islam, tapi setelahnya bukan samar lagi bagi siapa pun. Hal 126-127Dari kitab Syarah Kasyf Syubuhat oleh Asy-Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Rahimahullah. Cetakan Maktabah Al Hadyu Al Muhammadiy – Mesir. http://majles.alukah.net/t20453/Dinukil dari : https://tauhidfirst.net/16-soal-jawab-bersama-asy-syaikh-ibnu-baz-seputar-udzur-bil-jahl/.

SUJUDNYA MUADZ, MENURUT SYAIKH IBN BAZ

Hadits ini jika shahih, maka ada sesuatu. Akan tetapi Muadz, jika hadits ini shahih, ia menyangka bahwa perbuatan ini, jika dibolehkan kepada pembesar-pembesar musyrikin disana, maka nabi lebih pantas. Dia memiliki syubhat diawal Islam. Akan tetapi agama telah baku, dan telah diketahui bahwa sujud adalah milik Allah. Apabila hal ini tersamarkan bagi Muadz di awal Islam, tapi setelahnya bukan samar lagi bagi siapa pun. Hal 126-127

Dari kitab Syarah Kasyf Syubuhat oleh Asy-Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Rahimahullah. Cetakan Maktabah Al Hadyu Al Muhammadiy – Mesir

https://tauhidfirst.net/16-soal-jawab-bersama-asy-syaikh-ibnu-baz-seputar-udzur-bil-jahl/16 

Dinukil dari : Jafar Shalih وفقه الله
Tanggal : 31 Januari 2024
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2083086942056622&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

===

Soal-jawab bersama Asy-Syaikh Ibnu Baz Seputar Udzur bil Jahl
December 12, 2014

Soal-jawab bersama Asy-Syaikh Ibnu Baz Seputar Udzur bil Jahl

إجابات الشيخ ابن باز حول مسألة العذر بالجهل في شرحه لكتاب كشف الشبهات

 

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

س : الإختلاف في مسائل العذر بالجهل هل من المسائل الخلافية ؟
ج : مسألة عظيمة ، والأصل فيها أنه لا يعذر من كان بين المسلمين من بلغه القرآن والسنة ، ما يعذر. الله جل وعلا قال :” وأوحي إلي هذا القرآن لأنذركم به ومن بلغ “، من بلغه القرآن والسنة غير معذور ، إنما أوتي من تساهله وعدم مبالاته.

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Tanya: Ikhtilaf dalam perkara-perkara udzur bil jahl, apakah termasuk perkara khilafiyah?

Jawab: (Ini) perkara besar. Pada asalnya dalam perkara ini, tidak ada udzur (bagi) orang yang (tinggal) ditengah-tengah muslimin. Barangsiapa yang sampai kepadanya Al Qur’an dan As-Sunnah tidak diudzur. Allah Jalla wa ‘Ala berfirman; ((Dan telah diwahyukan kepadaku Al Qur’an ini agar aku beri peringatan kepadamu dan orang-orang yang sampai kepadanya (Al Qur’an ini)). (Syubhat ini) hanya datang dari tasahul nya(sikap bergampang-gampangan) dan ketidakpeduliannya.

س : لكن هل يقال هذه مسألة خلافية

ج : ليست خلافية إلا في الدقائق التي قد تخفى مثل قصة الذي قال لأهله حرقوني . صـ 26 – 27

1- Tanya: Akan tetapi apa (boleh) dibilang ini perkara khilafiyah?

Jawab: Bukan khilafiyah kecuali pada pendetilan-pendetilan yang mungkin tersamarkan, seperti kisah orang yang berkata kepada keluarganya, bakarlah saya. (Hal 26-27)

س : كثير من المنتسبين للسلفية يشترطون في إقامة الحجة أن يكون من العلماء فإذا وقع العامي على كلام كفر يقول ما نكفره ؟
ج : إقامة الدليل كل على حسب حاله.

2- Tanya: Mayoritas orang yang mengaku salafy mensyaratkan dalam penegakan hujjah harus dari ulama. Maka jika orang awam mendapati ucapan kufur, ia bilang; kami tidak mengkafirkannya? (maksudnya: orang awam tidak boleh mengkafirkan, tapi harus ulama –pentj)

Jawab: Penegakan dalil masing-masing sesuai kapasitasnya.

س: هل يجب على العامي أن يكفر من قام كفره أو قام فيه الكفر
ج: إذا ثبت عليه ما يوجب الكفر كفره ما المانع ؟!
إذا ثبت عنده ما يوجب الكفر كفره مثل ما نكفر أبا جهل وأبا طالب وعتبة بن ربيعة وشيبة بن ربيعة ، والدليل على كفرهم أن الرسول صلى الله عليه وسلم قاتلهم يوم بدر.

3- Tanya: Apakah wajib atas awam mengkafirkan orang yang kekafirannya jelas, atau jelas padanya kekafiran?

Jawab: Apabila jelas padanya petunjuk yang menjadikannya kafir, ia mengkafirkannya, apa yang menghalanginya (dari ini)?! Apabila jelas baginya (awam) apa yang mengharuskan kafirnya (orang tersebut), ia mengkafirkan orang itu. Seperti kita mengkafirkan Abu Jahl dan Abu Thalib dan Utbah bin Rabi’ah dan Syaibah bin Rabi’ah. Dan dalil akan kafirnya mereka adalah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memerangi mereka diperang Badr.

 

س: يا شيخ العامي يمنع من التكفير ؟
ج : العامي لا يكفِّر إلا بالدليل ، العامي ما عنده علم هذا المشكل ، لكن الذي عنده علم بشيء معين مثل من جحد تحريم الزنا هذا يكفر عند العامة والخاصة ، هذا ما فيه شبهة ، ولو قال واحد : إن الزنا حلال ، كفر عند الجميع هذا ما يحتاج أدلة ، أو قال : إن الشرك جائز يجيز للناس أن يعبدوا غير الله هل أحد يشك في هذا ؟! هذا ما يحتاج أدلة ، لو قال : إن الشرك جائز يجوز للناس أن يعبدوا الأصنام والنجوم والجن كفر.
التوقف يكون في الأشياء المشكلة التي قد تخفى على العامي .صـ 34

 

4- Tanya: Wahai Syaikh, orang awam dilarang dari takfir?

Jawab: Orang awam tidak boleh mengkafirkan kecuali dengan dalil. Orang awam tidak punya ilmu yang musykil ini. Tapi barangsiapa yang punya ilmu tentang suatu perkara, seperti orang yang mengingkari haramnya zina, orang ini kafir disisi awam atau orang berilmu. Perkara ini tidak ada syubhat. Jika ada orang bilang: Sesungguhnya zina halal. Orang ini kafir disisi semua orang, ini tidak butuh dalil-dalil. Atau orang yang mengatakan: Sesungguhnya syirik boleh. Orang ini membolehkan manusia beribadah kepada selain Allah. Apa ada orang yang ragu tentang (orang) ini?! Perkara ini tidak butuh dalil-dalil. Jika ada orang mengatakan: Sesungguhnya syirik boleh. Dia membolehkan bagi orang-orang untuk beribadah kepada berhala, bintang dan jin, orang ini kafir. Abstain hanya dalam perkara-perkara yang musykil, yang terkadang samar bagi orang awam. (Hal 34)

س : ما يعرف أن الذبح عبادة والنذر عبادة
ج : يعلَّم ، الذي لا يعرف يعلَّم ، والجاهل يعلَّم.

س : هل يحكم عليه بالشرك ؟
ج : يحكم عليه بالشرك ، ويعلَّم أما سمعت الله يقول :”أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلا كالأنعام بل هم أضل سبيلا
قال جل وعلا :” ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون “.
ما وراء هذا تنديدا لهم ،نسأل الله العافية .صـ 42

 

5- Tanya: Dia tidak tahu bahwa menyembelih adalah ibadah, nadzar adalah ibadah!!

Jawab: Diajari, yang tidak tahu diajari. Orang jahil diajari.

6- Tanya: Apakah orangnya dihukumi musyrik?

Jawab: Orangnya dihukumi musyrik dan diajari. Bukankah kamu mendengar firman Allah ((Apa kalian kira kebanyakan mereka mendengar atau berakal? Tidaklah mereka kecuali seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalannya)). Allah Ta’aala berfirman: ((Dan telah kami persiapkan untuk jahannam banyak dari jin dan manusia. Mereka memiliki hati tapi mereka tidak memahami dengannya. Dan mereka memiliki mata tapi mereka tidak melihat dengannya. Dan mereka memiliki telinga tapi mereka tidak mendengar dengannya. Mereka seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat. Mereka itulah orang-orang yang lalai)) (ucapan tidak dipahami). Kami minta kepada Allah keselamatan. Hal 42.

س : من نشأ ببادية أو بيئة جاهلية ؟
ج : يعلَّم أن هذا شرك أكبر حتى يتوب ، يقال له هذا شرك أكبر عليك بالتوبة إلى الله.
مثل ما كان المشركون يطوفون بالقبور ونصبوا عند الكعبة ثلاثمائة صنم وأرشدهم النبي صلى الله عليه وسلم فالذي أجاب وهداه الله فالحمد لله والذي ما أجاب مشرك هذا وأغلبهم جهال ، خرجوا إلى بدر جهال ، وإلى أحد جهال ،تابعوا رؤساءهم.
قال الله جل وعلا :” أم تحسب أن أكثرهم يسمعون أو يعقلون إن هم إلا كالأنعام بل هم أضل سبيلا“ مع هذا حكم عليهم بالكفر .صـ 55 – 56

7- Tanya: Orang yang tinggal di pedalaman atau lingkungan jahiliyah?

Jawab: Diberitahu bahwa ini syirik besar sampai ia bertaubat. Dikatakan kepadanya ini syirik besar, wajib bagimu bertaubat kepada Allah. Contohkan (padanya) apa yang dahulu dilakukan musyrikin bahwa mereka thawaf dikubur, memasang disekitar Ka’bah 300 berhala, lalu Nabi menunjuki mereka. Orang yang menyambut, Allah beri dia hidayah Alhamdulillah. Dan orang yang tidak mau menyambut, musyrik. Inilah dan mayoritas mereka jahil. Mereka menuju perang Badr sebagai orang-orang jahil, menuju perang Uhud sebagai orang-orang jahil, mengikuti pemimpin-pemimpin mereka. Allah berfirman; ((Apa kalian kira kebanyakan mereka mendengar atau berakal? Tidaklah mereka kecuali seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi jalannya)). Kendati begitu Nabi hukumi mereka sebagai orang kafir. Hal 55-56

س : يذكر العلماء في أهل البادية أن الأعرابي قد يعذر فما هي المسائل التي قد يعذر فيها صاحب البادية ؟ وهل هذا خاص بزمن النبي صلى الله عليه وسلم عند بداية الإسلام ؟.
ج : يعذر الأعرابي وغير الأعرابي بالشيء الذي يمكن جهله مثل بعض أركان الصلاة ، بعض أركان الزكاة ، بعض المفطرات. أما إذا جحد الصلاة رأسا وقال :لا أصلي ، أو جحد الصيام رأسا وقال لا أصوم رمضان ، ما يعذر لأن هذا الشيء معلوم من الدين بالضرورة كل مسلم يعرف هذا أو جحد شروط الحج أو أن عرفة من واجبات الحج ومن أعمال الحج لأنه قد يخفى عليه ، لكن يقر بالحج أنه فرض مثل هذه قد تخفى على العامي.

8- Tanya: Ulama menyebutkan berkenaan dengan penduduk pedalaman, bahwa arab badui mungkin diudzur. Apa perkara yang mungkin diberi udzur untuk penduduk pedalaman? Dan apakah ini khusus di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam saat awal Islam?

Jawab: Orang arab badui diberi udzur dan juga selain mereka, yaitu dalam perkara yang seseorang mungkin saja jahil seperti sebagian rukun shalat, sebagian rukun zakat, sebagian pembatal puasa.

Adapun apabila mengingkari wajibnya shalat dan mengatakan: saya tidak shalat, atau mengingkari wajibnya puasa dan mengatakan; saya tidak puasa Ramadhan, ia tidak diberi udzur. Karena perkara ini darurat diketahui bagian dari agama. Semua muslim tahu ini. Atau (kalau) mengingkari syarat-syarat haji, atau bahwa (wukuf di) Arafah termasuk rukun-rukun haji dan manasik haji, perkara ini mungkin tersamarkan, tapi ia mengakui bahwa haji wajib. Perkara yang tadi mungkin tersamarkan bagi orang awam.

 

س : يذكر يا شيخ – أحسن الله إليك – عن بعضهم أنه ما يعرف الجنابة ، وأنه ما يغتسل منها؟
ج : يعلَّم ، العامي قد لا يفهم خصوصا بعض النساء ، يعلَّم ولا يكفر.

9- Tanya: Semoga Allah berbuat baik kepadamu wahai Syaikh, disebutkan dari sebagian mereka bahwa seseorang tidak mengetahui junub, dan ia tidak mandi dari junub?

Jawab: Orang ini diberitahu. Orang awam mungkin tidak tahu (ini), terlebih para wanita. Diajari dan tidak dikafirkan.

 

س : من وصلته كتب منحرفة ليست فيها عقيدة ولا توحيد هل يعذر بالجهل ؟
ج : إذا كان بين المسلمين ما يعذر بالشرك أما الذي قد يخفى مثل بعض واجبات الحج أو واجبات العمرة أو واجبات الصيام أو الزكاة بعض أحكام البيع ، وبعض أمور الربا ، قد يعذر وتلتبس عليه الأمور.لكن أصل الدين كونه يقول أن الحج غير مشروع أو الصيام غير واجب أو الزكاة غير واجبة ، هذا لا يخفى على المسلمين ، هذا شيء معلوم من الدين بالضرورة.

10- Tanya: Barangsiapa yang sampai kepadanya kitab-kitab sesat, tidak terdapat padanya akidah maupun tauhid, apakah orang ini diberi udzur karena jahil?

Jawab: Apabila ia berada diantara muslimin, ia tidak diberi udzur jikalau itu kesyirikan. Adapun perkara yang mungkin tersamarkan seperti sebagian kewajiban-kewajiban haji, atau kewajiban-kewajiban umrah, atau kewajiban-kewajiban puasa, atau zakat, sebagian hukum jual-beli dan sebagian perkara riba, seseorang mungkin diberi udzur, dan perkaranya tersamarkan olehnya. Akan tetapi pokok agama, seperti dia katakan: haji tidak disyariatkan, atau puasa tidak wajib, atau zakat tidak wajib. Perkara ini tidak samar bagi muslimin. Ini perkara yang darurat diketahui dari agama.

 

س : لو قال لا بد أن تتوفر شروط فيمن أًريد تكفيره بعينه وتنتفي الموانع ؟
ج : مثل هذه الأمور الظاهرة ما يحتاج فيها شيء ، يكفر بمجرد وجودها ، لأن وجودها لا يخفى على المسلمين ، معلوم بالضرورة من الدين بخلاف الذي قد يخفى مثل شرط من شروط الصلاة ، بعض الأموال التي تجب فيها الزكاة ، تجب أو لا تجب ، بعض شؤون الحج ، بعض شؤون الصيام ، بعض شؤون المعاملات ، بعض مسائل الربا . صـ 99 – 100.

11- Tanya: Kalau seseorang mengatakan, harus terpenuhi syarat-syarat pada orang yang ingin kamu kafirkan secara personal dan tidak terdapat penghalang-penghalang?

Jawab: Seperti perkara jelas ini, tidak perlu apa pun. (Seseorang) dikafirkan dengan sekedar adanya kekafiran. Karena keberadaannya tidak tersamarkan bagi muslimin, darurat diketahui dari agama. Berbeda dengan perkara yang mungkin tersamarkan, seperti syarat dari syarat-syarat shalat, sebagian harta yang wajib dizakati, apakah wajib atau tidak, sebagian urusan haji, sebagian perkara puasa, sebagian perkara mu’amalah, sebagian perkara-perkara riba. Hal 99-100.

س : بعض الناس يقول : المعين لا يكفر
ج : هذا من الجهل ، إذا أتى بمكفر يكفر .صـ 117

س : يا شيخ جملة من العاصرين ذكروا أن الكافر من قال الكفر أو عمل بالكفر فلا يكفر حتى تقام عليه الحجة ، ودرجوا عباد القبور في هذا ؟

ج : هذا من جهلهم عباد القبور كفار ، واليهود كفار والنصارى كفار ولكن عند القتل يستتابون ، فإن تابوا وإلا قتلوا

12- Tanya: Sebagian orang mengatakan: person tidak dikafirkan.

Jawab: Ini termasuk kejahilan. Apabila seseorang melakukan kekafiran, person menjadi kafir. Hal 117

13- Tanya: Wahai Syaikh, segolongan orang sekarang menyebutkan bahwa orang kafir adalah orang yang mengucapkan kekufuran, atau mengerjakan kekufuran. Maka ia tidak dikafirkan sampai ditegakkan padanya hujjah. Dan memasukkan para penyembah kubur dalam masalah ini?

Jawab: Ini diantara kejahilan mereka. Para penyembah kubur kafir. Yahudi dan Kristen kafir. Tapi berkenaan dengan hukum bunuh, para penyembah kubur diminta taubat (dulu), jika ia taubat (dilepas) jika tidak mereka dibunuh.

 

س : يا شيخ مسألة قيام الحجة ؟
ج : بلغهم القرآن ،هذا بلاغ للناس ، القرآن بلغهم وبين المسلمين “وأوحي إلي هذا القرآن لأنذركم به ومن بلغ“” هذا بلاغ للناس ” ، ” يا أيها الرسول بلغ “قد بلغ الرسول ، وجاء القرآن وهم بين أيدينا يسمعونه في الإذاعات ويسمعون في غيرها ، ولا يبالون ولا يلتفتون ، وإذا جاء أحد ينذرهم ينهاهم آذوه ، نسأل الله العافية

14- Tanya: Wahai Syaikh, perkara penegakan hujjah?

Jawab: Barangsiapa sampai kepadanya Al Qur’an, (((al-Qur’an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia)). Al Qur’an sampai kepada mereka dan berada ditengah-tengah muslimin. ((Dan diwahyukan kepadaku Al Qur’an ini agar aku beri peringatan kepada kalian dengannya dan orang-orang yang sampai kepadanya (Al Qur’an)), (((al-Qur’an) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia)). ((Wahai Rasul, sampaikanlah!)). Dan Rasul telah menyampaikan, dan Al Qur’an datang dan mereka ada ditengah-tengah kita, mendengarnya melalui siaran-siaran, dan mendengarnya melalui sarana lainnya. Tapi mereka tidak peduli dan tidak memperhatikannya. Dan apabila ada seseorang yang memperingatkan mereka, melarang mereka, orang-orang itu malah menyakitinya. Kita minta kepada Allah keselamatan.

 

س : حديث الرجل الذي قال إذا مت حرقوني ؟
ج : هذا جهل بعض السنن من الأمور الخفية من كمال القدرة ، جهلها فعذر حمله على ذلك خوف الله ، وجهل تمام القدرة فقال لأهله ما قال.

15- Tanya: Hadits orang yang berkata, jika aku mati bakarlah aku?

Jawab: Ini jahil akan sebagian sunnah, termasuk perkara yang samar, (jahil) dari kesempurnaan takdir. Orang ini jahil tentangnya, maka diudzur. Yang menjadikannya seperti itu karena takut kepada Allah. (Ia) jahil akan kesempurnaan takdir, sehingga ia berkata kepada keluarganya seperti itu.

س: سجود معاذ للنبي صلى الله عليه وسلم ؟
ج : هذا إن صح في صحته نظر ، لكن معاذ لو صح ظن أن هذا إذا جاز لكبار قادة المشركين هناك فالنبي أفضل ، هذا له شبهة في أول الإسلام ، لكن استقر الدين وعرف أن السجود لله ،وإذا كان هذا أشكل على معاذ في أول الأمر لكن بعده ما يشكل على أحد . صـ 126 – 127

من كتاب شرح كشف الشبهات للشيخ العلامة عبد العزيز ابن باز – رحمه الله – طبعة مكتبة الهدي المحمدي – مصر

16- Tanya: Sujudnya Mu’adz kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam?

Jawab: Hadits ini jika shahih, maka ada sesuatu. Akan tetapi Muadz, jika hadits ini shahih, ia menyangka bahwa perbuatan ini, jika dibolehkan kepada pembesar-pembesar musyrikin disana, maka nabi lebih pantas. Dia memiliki syubhat diawal Islam. Akan tetapi agama telah baku, dan telah diketahui bahwa sujud adalah milik Allah. Apabila hal ini tersamarkan bagi Muadz diawal Islam, tapi setelahnya bukan samar lagi bagi siapa pun. Hal 126-127

Dari kitab Syarah Kasyf Syubuhat oleh Asy-Syaikh Al Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz Rahimahullah. Cetakan Maktabah Al Hadyu Al Muhammadiy – Mesir.

 

http://majles.alukah.net/t20453/

Dinukil dari : https://tauhidfirst.net/16-soal-jawab-bersama-asy-syaikh-ibnu-baz-seputar-udzur-bil-jahl/
.

Murjiah paling keji adalah mereka yang menuduh sahabat Nabi melakukan kekafiran untuk membela para penyembah kuburan. Menuduh Muadz melakukan kekufuran dengan sujud kepada Nabi ﷺ, padahal sujud yang Muadz lakukan sujud penghormatan yang saat itu belum dilarang. Ditambah lagi riwayat apakah Muadz sampe sujud atau gak sampe sujud muththarib/guncang dan bahwa yang benar adalah setelah Muadz ke Yaman, beliau tidak balik kembali ke Madinah sampai Nabi ﷺ wafat. Cek pembahasan kritik haditsnya disini: https://tauhidfirst.net/kisah-sujudnya-muadz-kepada-nabi-lemah-munkar/Dinukil dari : Jafar Shalih وفقه اللهTanggal : 30 Januari 2024Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2083096972055619&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz====Kisah Sujudnya Muadz Kepada Nabi : Lemah & Munkar!November 10, 2014Berkata Al Imam Ibnu Majah Rahimahullah dalam Sunan-nya (1853)Azhar bin Marwan bercerita kepada kami, Hammad bin Zaid bercerita kepada kami, dari Ayyub, dari Al Qasim Asy-Syaibani, dari Abdullah bin Abi Auf, ia berkata: ((Ketika Muadz datang dari Syam, ia sujud kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Nabi berkata: Apa ini wahai Muadz? Muadz menjawab: Aku datang ke Syam dan aku dapati mereka sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka. Maka aku ingin melakukan seperti mereka kepadamu. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata: Jangan lakukan itu, karena jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, tentu telah aku perintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya. Sungguh demi Dzat Yang jiwaku ada ditangan-Nya, seorang wanita tidak dinilai menunaikan hak Rabnya sampai ia menunaikan hak suaminya. Dan kapan sang suami memanggil istrinya meski ia diatas pelana unta jangan menolaknya)). Rabi bin Hadi هداه الله : Hadits Muadz Radhiyallahu ‘Anhu seputar sujudnya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sanad dan maknanya tidak shahih.1- Adapun dari sisi maknanya, tidak benar bahwa ia pergi ke Syam semasa nabi masih hidup. Melainkan yang benar ia pergi kesana pada masa Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu dan beliau wafat disana akibat penyakit tha’un.Dan dalam hadits lain dikatakan: “Ketika ia pulang dari Yaman” padahal ia tidak pergi ke Yaman kecuali pada akhir hayat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian saat Nabi wafat, Muadz masih di Yaman dan tidak kembali kecuali pada masa Khalifah Abu Bakr Radhiyallahu ‘Anhu.Kemudian Muadz termasuk kibar Shahabat dan fuqaha Shahabat, sangat jauh dia sampai jahil dalam masalah ini.Dan dari sisi matn, padanya terdapat ikhtilaf sebagaimana akan datang penjelasannya.2- Adapun dari sisi sanad, padanya terdapat nakarah (munkar). Porosnya ada pada Al Qashim bin Auf Asy-Syaibani, ia dilemahkan oleh Yahya bin Said Al Qaththan dan Syu’bah sebagaimana yang diisyarat Al Qaththan sendiri.Abu Hatim mengatakan: (Orang ini) muththaribul hadits wa mahallahu ‘indi Ash-Shidq /riwayatnya guncang meski dia jujur.An-Nasa’i berkata: (Orang ini) lemah.Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam “Ats-Tsiqaat”Adz-Dzahabi mengatakan dalam “Al Kasyif” : Mukhtalafun fi halihi / keadaannya diperdebatkan.Al Hafidz mengatakan: Shaduuqun yaghrib / jujur tapi suka membawakan riwayat asing.Periksa biografinya dalam “Tahdzib At-Tahdzib” (8/326-327). “Al Kamil” karya Ibnu Adiy (6/37), “Al Mizan” karya Adz-Dzahabi (3/376) dan “Al Kasyif” karya Adz-Dzahabi dan “At-Taqrib” karya Al Hafidz Ibnu Hajar.Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad (4/381) dari jalan Ismail bin Ulayyah dari Ayyub dari Al Qasim bin Auf Asy-Syaibani dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: ((Muadz datang dari Yaman atau Syam. (Disana) ia melihat orang-orang Kristen sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka. Maka ia merasa bahwa Rasulullah lebih berhak dimuliakan. Katika ia datang, ia berkata: Wahai Rasulullah! Aku lihat orang-orang Kristen sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka, maka aku merasa Anda lebih berhak dimuliakan. Rasulullah berkata: Kalau (boleh) aku memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, aku sudah perintahkan wanita sujud kepada suaminya))Dan Ahmad meriwayatkan dari Waqi dari Al A’masy dari Abi Dhabyan dari Muadz, ia berkata: ((Wahai Rasulullah! Aku menyaksikan orang-orang di Yaman sebagian mereka sujud kepada yang lainnya, bolehkah kami sujud kepadamu? Rasulullah berkata: Kalau (boleh) aku perintahkan manusia sujud kepada manusia, tentulah aku sudah perintahkan wanita sujud kepada suaminya))Dan Ahmad meriwayatkan dari jalan Ibnu Numair, ia berkata: Aku mendengar Aba Dhabyan bercerita dari seorang anshar dari Muadz hadits serupa dengan ini.Musnad (4/277)Maka hadits dari jalan Al Qashim dan Abu Dhabyan tidak terdapat keterangan bahwa Muadz sampai sujud kepada Nabi. Melainkan ia menawarkan diri untuk sujud kepada Rasul, namun Rasul menolaknya.Inilah kandungan dari hadits ini dari dua sisi diatas. Ditambah lagi hadits dari jalan Al Qasim telah dinilai mu’all (sakit) oleh Abu Hatim dengan sebab iththirab / guncang. Lihat “Al Ilal” karya Ibnu Abi Hatim (2/253) dan juga dinilai mu’al l oleh Ad-Daruquthni dalam Ilal nya (6/3-37).Adapun hadits Abu Dhabyan dinilai mu’all dengan sebab ikhtilaf / perselisihan pada sanadnya dan adanya inqitha’ / terputus. Karena Abu Dhabyan tidak pernah mendengar dari Muadz. Lihat “Al Ilal” (6/39-40)Adapun penegasan bahwa Muadz telah sujud kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, riwayat ini dibawakan oleh Ibnu Majah pada hadits (1853) dan Ibnu Hibban dalam Shahih nya (4171) dan Al Baihaqi (7/292) dari berbagai jalan dari Hammad bin Zaid dari Al Qashim Asy-Syaibani dari Abdullah bin Abi Aufa. Dan di dalamnya terdapat keterangan sujudnya Muadz kepada Nabi. Maka poros jalan-jalan ini semuanya kepada Al Qashim Asy-Syaibani.Ad-Daruquthni menyebutkan dalam Ilal (6/37-39): Hadits ini memiliki jalan-jalan lain, diantaranya yang sudah disebutkan.Diantaranya dari Al Qashim dari Zaid bin Arqam dari MuadzDiantaranya (juga) dari Al Qashim dari Abdurrahman bin Abi Layla dari ayahnya dari Muadz.Diantaranya (juga) dari Abdurrahman bin Abi Layla dari ayahnya dari Suhaib dari Muadz.Kemudian Ad-Daruquthni berkata: Keguncangan / iththirab pada hadits ini bersumber pada Al Qashim bin Auf.Inilah kondisi hadits ini yang dinisbatkan kepada Muadz, padanya terdapat banyak illat / penyakit.1- Lemahnya Al Qashim bin Auf Asy-Syaibani.2- Guncangnya dia pada banyak sanad.3- Perselisihan pada matnnya.4- Terputus pada sanad Abu Dhabyan antara dia dengan Muadz.5- Ikhtilaf padanya.Dan kami menganggap tidak mungkin perbuatan seperti ini dilakukan oleh seorang shahabat yang faqih lagi mulia sekelas Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu.Maka hadits yang seperti ini keadaannya tidak boleh dijadikan sandaran hukum syar’i apalagi dalam perkara akidah.Adapun lafaz : ((Kalau boleh aku perintahkan seseorang sujud kepada orang lain…dst) ini hadits yang shahih insyaallah berdasarkan keseluruhan jalannya dari Abu Hurairah, Anas dan Aisyah. Lihat “Al Irwa’” karya Al Allamah Al Albani (7/54-55)Sumber: http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=26163Dinukil dari : https://tauhidfirst.net/kisah-sujudnya-muadz-kepada-nabi-lemah-munkar/.

Murjiah paling keji adalah mereka yang menuduh sahabat Nabi melakukan kekafiran untuk membela para penyembah kuburan. Menuduh Muadz melakukan kekufuran dengan sujud kepada Nabi ﷺ, padahal sujud yang Muadz lakukan sujud penghormatan yang saat itu belum dilarang. Ditambah lagi riwayat apakah Muadz sampe sujud atau gak sampe sujud muththarib/guncang dan bahwa yang benar adalah setelah Muadz ke Yaman, beliau tidak balik kembali ke Madinah sampai Nabi ﷺ wafat. 

Cek pembahasan kritik haditsnya disini: https://tauhidfirst.net/kisah-sujudnya-muadz-kepada-nabi-lemah-munkar/

Dinukil dari : Jafar Shalih وفقه الله
Tanggal : 30 Januari 2024
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2083096972055619&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

====

Kisah Sujudnya Muadz Kepada Nabi : Lemah & Munkar!
November 10, 2014

Berkata Al Imam Ibnu Majah Rahimahullah dalam Sunan-nya (1853)

Azhar bin Marwan bercerita kepada kami, Hammad bin Zaid bercerita kepada kami, dari Ayyub, dari Al Qasim Asy-Syaibani, dari Abdullah bin Abi Auf, ia berkata: ((Ketika Muadz datang dari Syam, ia sujud kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Nabi berkata: Apa ini wahai Muadz? Muadz menjawab: Aku datang ke Syam dan aku dapati mereka sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka. Maka aku ingin melakukan seperti mereka kepadamu. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata: Jangan lakukan itu, karena jika aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada selain Allah, tentu telah aku perintahkan wanita untuk sujud kepada suaminya. Sungguh demi Dzat Yang jiwaku ada ditangan-Nya, seorang wanita tidak dinilai menunaikan hak Rabnya sampai ia menunaikan hak suaminya. Dan kapan sang suami memanggil istrinya meski ia diatas pelana unta jangan menolaknya)).

 Rabi bin Hadi هداه الله : Hadits Muadz Radhiyallahu ‘Anhu seputar sujudnya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sanad dan maknanya tidak shahih.

1- Adapun dari sisi maknanya, tidak benar bahwa ia pergi ke Syam semasa nabi masih hidup. Melainkan yang benar ia pergi kesana pada masa Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu dan beliau wafat disana akibat penyakit tha’un.

Dan dalam hadits lain dikatakan: “Ketika ia pulang dari Yaman” padahal ia tidak pergi ke Yaman kecuali pada akhir hayat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Kemudian saat Nabi wafat, Muadz masih di Yaman dan tidak kembali kecuali pada masa Khalifah Abu Bakr Radhiyallahu ‘Anhu.

Kemudian Muadz termasuk kibar Shahabat dan fuqaha Shahabat, sangat jauh dia sampai jahil dalam masalah ini.

Dan dari sisi matn, padanya terdapat ikhtilaf sebagaimana akan datang penjelasannya.

2- Adapun dari sisi sanad, padanya terdapat nakarah (munkar). Porosnya ada pada Al Qashim bin Auf Asy-Syaibani, ia dilemahkan oleh Yahya bin Said Al Qaththan dan Syu’bah sebagaimana yang diisyarat Al Qaththan sendiri.

Abu Hatim mengatakan: (Orang ini) muththaribul hadits wa mahallahu ‘indi Ash-Shidq /riwayatnya guncang meski dia jujur.

An-Nasa’i berkata: (Orang ini) lemah.

Ibnu Hibban memasukkannya ke dalam “Ats-Tsiqaat”

Adz-Dzahabi mengatakan dalam “Al Kasyif” : Mukhtalafun fi halihi / keadaannya diperdebatkan.

Al Hafidz mengatakan: Shaduuqun yaghrib / jujur tapi suka membawakan riwayat asing.

Periksa biografinya dalam “Tahdzib At-Tahdzib” (8/326-327). “Al Kamil” karya Ibnu Adiy (6/37), “Al Mizan” karya Adz-Dzahabi (3/376) dan “Al Kasyif” karya Adz-Dzahabi dan “At-Taqrib” karya Al Hafidz Ibnu Hajar.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad (4/381) dari jalan Ismail bin Ulayyah dari Ayyub dari Al Qasim bin Auf Asy-Syaibani dari Abdullah bin Abi Aufa, ia berkata: ((Muadz datang dari Yaman atau Syam. (Disana) ia melihat orang-orang Kristen sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka. Maka ia merasa bahwa Rasulullah lebih berhak dimuliakan. Katika ia datang, ia berkata: Wahai Rasulullah! Aku lihat orang-orang Kristen sujud kepada pemimpin dan pendeta-pendeta mereka, maka aku merasa Anda lebih berhak dimuliakan. Rasulullah berkata: Kalau (boleh) aku memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, aku sudah perintahkan wanita sujud kepada suaminya))

Dan Ahmad meriwayatkan dari Waqi dari Al A’masy dari Abi Dhabyan dari Muadz, ia berkata: ((Wahai Rasulullah! Aku menyaksikan orang-orang di Yaman sebagian mereka sujud kepada yang lainnya, bolehkah kami sujud kepadamu? Rasulullah berkata: Kalau (boleh) aku perintahkan manusia sujud kepada manusia, tentulah aku sudah perintahkan wanita sujud kepada suaminya))

Dan Ahmad meriwayatkan dari jalan Ibnu Numair, ia berkata: Aku mendengar Aba Dhabyan bercerita dari seorang anshar dari Muadz hadits serupa dengan ini.

Musnad (4/277)

Maka hadits dari jalan Al Qashim dan Abu Dhabyan tidak terdapat keterangan bahwa Muadz sampai sujud kepada Nabi. Melainkan ia menawarkan diri untuk sujud kepada Rasul, namun Rasul menolaknya.

Inilah kandungan dari hadits ini dari dua sisi diatas. Ditambah lagi hadits dari jalan Al Qasim telah dinilai mu’all (sakit) oleh Abu Hatim dengan sebab iththirab / guncang. Lihat “Al Ilal” karya Ibnu Abi Hatim (2/253) dan juga dinilai mu’al l oleh Ad-Daruquthni dalam Ilal nya (6/3-37).

Adapun hadits Abu Dhabyan dinilai mu’all dengan sebab ikhtilaf / perselisihan pada sanadnya dan adanya inqitha’ / terputus. Karena Abu Dhabyan tidak pernah mendengar dari Muadz. Lihat “Al Ilal” (6/39-40)

Adapun penegasan bahwa Muadz telah sujud kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, riwayat ini dibawakan oleh Ibnu Majah pada hadits (1853) dan Ibnu Hibban dalam Shahih nya (4171) dan Al Baihaqi (7/292) dari berbagai jalan dari Hammad bin Zaid dari Al Qashim Asy-Syaibani dari Abdullah bin Abi Aufa. Dan di dalamnya terdapat keterangan sujudnya Muadz kepada Nabi. Maka poros jalan-jalan ini semuanya kepada Al Qashim Asy-Syaibani.

Ad-Daruquthni menyebutkan dalam Ilal (6/37-39): Hadits ini memiliki jalan-jalan lain, diantaranya yang sudah disebutkan.

Diantaranya dari Al Qashim dari Zaid bin Arqam dari Muadz

Diantaranya (juga) dari Al Qashim dari Abdurrahman bin Abi Layla dari ayahnya dari Muadz.

Diantaranya (juga) dari Abdurrahman bin Abi Layla dari ayahnya dari Suhaib dari Muadz.

Kemudian Ad-Daruquthni berkata: Keguncangan / iththirab pada hadits ini bersumber pada Al Qashim bin Auf.

Inilah kondisi hadits ini yang dinisbatkan kepada Muadz, padanya terdapat banyak illat / penyakit.

1- Lemahnya Al Qashim bin Auf Asy-Syaibani.

2- Guncangnya dia pada banyak sanad.

3- Perselisihan pada matnnya.

4- Terputus pada sanad Abu Dhabyan antara dia dengan Muadz.

5- Ikhtilaf padanya.

Dan kami menganggap tidak mungkin perbuatan seperti ini dilakukan oleh seorang shahabat yang faqih lagi mulia sekelas Muadz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu.

Maka hadits yang seperti ini keadaannya tidak boleh dijadikan sandaran hukum syar’i apalagi dalam perkara akidah.

Adapun lafaz : ((Kalau boleh aku perintahkan seseorang sujud kepada orang lain…dst) ini hadits yang shahih insyaallah berdasarkan keseluruhan jalannya dari Abu Hurairah, Anas dan Aisyah. Lihat “Al Irwa’” karya Al Allamah Al Albani (7/54-55)

Sumber: http://www.ajurry.com/vb/showthread.php?t=26163

Dinukil dari : https://tauhidfirst.net/kisah-sujudnya-muadz-kepada-nabi-lemah-munkar/

.

Senin, 29 Januari 2024

Seruan Boikot Haruslah Diiringi Kemandirian Ekonomi Umat31 Desember 2023 Dinukil dari : Ustadz Anshari Taslim وفقه الله"Dalam artikel yang lalu saya telah menyinggung wacana boikot sebagai salah satu senjata jihad kaum muslimin non militer. Salah satu peristiwa yang ingin saya jadikan pengantar dalam tulisan ini adalah hubungan diplomatik antara khalifah Bani Umayyah dengan Romawi dalam satu kasus sebagaimana diperoleh keterangan dari kitab Bughyatu Ath-Thalab fii Tarikh Halab karya Ibnu Al-‘Adim jilid 7 hal. 3194. Berikut kisahnya:Sebagaimana diketahui bahwa dinar itu diimport dari Romawi, lalu Romawi mengimpor kertas dari negeri khilafah Umawiyah. Waktu itu yang jadi khalifah adalah Abdul Malik bin Marwan. Maka tiap mau kirim kertas Abdul Malik menyelipkan dakwah berupa ayat Al-Quran surah An-Nisa ayat 118 di kertas notanya. Lalu raja romawi minta dibacakan apa maksud tulisan itu, maka penasehatnya mengatakan itu artinya menghina tuhan kita. Maka Raja Romawi pun marah lalu menulis balasan kepada Abdul Malik bin Marwan: “Kalau kau tulis ini lagi maka aku akan menulis balas menghina nabimu.”Ancaman itu membuat Abdul Malik mulai ngeper, sampai akhirnya datang Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah menyemangatinya dan memberi saran; kita hentikan import dinar dari mereka dan cetaklah dinar sendiri lalu jangan lagi ekspor kertas ke mereka. Mereka pasti butuh dan minta kepada kita. Kalau mereka minta maka harus ikut aturan kita. Abdul Malik pun melakukan saran itu dan jadilah dia pemimpin Islam pertama yang mencetak dinar.Dari sini kita lihat bahwa pemerintahan khalifah Islamiyyah berusaha untuk mandiri dalam hal produksi dan industri untuk mencukupi kebutuhan sendiri agar tak tergantung kepada negara kafir. Lalu bertekad akan boikot ekspor kertas bila pemerintah Romawi menghina Rasulullah ﷺ‎.Ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri buat umat Islam yang bersemangat menegakkan agamanya. Kita melihat umat ini memiliki banyak pejuang keras tapi belum tentu cerdas. Seruan boikot menggema, tapi tak banyak yang bisa menyediakan produk penggantinya. Ingat: “Boikot tidak akan berjalan mulus tanpa usaha mendirikan kemandirian ekonomi umat!”Banyak produk yang sangat vital untuk mendukung jihad dan penegakkan agama Allah, ironisnya kaum muslimin malah bergantung pada produk orang kafir, seperti senjata perang, kendaraan tempur dan lain sebagainya. Apakah tidak ada kaum muslimin yang mampu membuatnya? Dipastikan banyak yang mampu, persoalannya siapa yang mau mengatur? Ini adalah peran negara, selama rezim penguasanya bukan syariat oriented dan dijangkiti penyakit wahn (cinta dunia dan takut jihad) maka tak akan ada yang mau ambil risiko bersaing dengan barat membuat senjata.Sektor teknologi dan informasi juga demikian. Produk computer dan perangkatnya masih bergantung pada produk Barat bahkan produk pendukung Zionisme. Bukannya tak mampu membuat, tapi produk semacam ini bukan sekedar dibuat, tapi di-menej dengan benar agar bisa bersaing di pasaran. Lalu mengapa umat Islam tidak berusaha memenejnya?Kritik internal kita adalah bahwa kita belum menyusun strategi kongkrit jangka panjang dan lebih suka terpaku pada nostalgia atau utopia, atau letupan semangat sesaat yang cepat redup diterpa masa. Kalau kita berkaca pada musuh, maka kita akan lihat bagaimana gerakan Zionisme begitu tersusun rapi dengan perencanaan yang matang sehingga Yahudi yang hanya sekian puluh juta orang bisa menguasai dan mengendalikan perekonomian dunia.Selain itu, sebagai pemula kalau kita terjun ke dunia manufaktur tentu sudah ketinggalan jauh dengan yang sudah ada sebelum kita lahir. Mereka telah menguasai jaringan pemasaran, tapi yang paling penting dari itu semua adalah quality control (QC) terhadap produk. Banyak produk muslim saat ini yang berusaha launching ternyata kalah kualitas. Atau kalaupun di awal kualitasnya bagus sering kali berubah menurun karena lemahnya sistem kualitas kontrolnya.Tapi jangan menyerah, inilah jihad. Tak ada jihad yang mudah dan santai. Kalau semua ini kita niatkan atas dasar jihad di jalan Allah maka ingatlah bahwa:وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ “…. sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang mukmin.” – QS. Ali Imran ayat:171Meski demikian, tetaplah harus disusun langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi umat ini. Beberapa langkah yang harus diperhatikan adalah:Pertama, membangun kesadaran dengan meluruskan niat bahwa usaha ini adalah jihad fii sabilillah. Sehingga muatan ideologi harus ada pada setiap individu pelaksananya dari tingkat pimpinan sampai yang paling bawah.Kedua, penyatuan visi dengan musyawarah strategis, menyatukan langkah sinergis agar tidak berbenturan dengan usaha lain yang membuat gerakan menghadapi masalah yang tidak perlu, atau konflik internal.Ketiga, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan sistem manajerial yang profesional. Tidak boleh bersandar hanya pada slogan ekonomi umat, tapi kualitas tidak dijaga, pelayanan buruk, distribusi tidak lancar. Ini yang banyak terjadi di beberapa jenis usaha milik kaum muslimin sehingga kalah bersaing dengan produk kafir atau yang memberikan keuntungan kepada musuh Islam.Analisa SWOT dan SMART harus ketat diterapkan pada semua lini, begitu pula manajemen risiko harus benar-benar diperhatikan sehingga gerakan ini mampu mengambil langkah yang efektif dan efisien bila menemui hambatan dan tantangan."Dinukil dari : https://sabili.id/seruan-boikot-haruslah-diiringi-kemandirian-ekonomi-umat/.

Seruan Boikot Haruslah Diiringi Kemandirian Ekonomi Umat
31 Desember 2023 
Dinukil dari : Ustadz Anshari Taslim وفقه الله

"Dalam artikel yang lalu saya telah menyinggung wacana boikot sebagai salah satu senjata jihad kaum muslimin non militer. Salah satu peristiwa yang ingin saya jadikan pengantar dalam tulisan ini adalah hubungan diplomatik antara khalifah Bani Umayyah dengan Romawi dalam satu kasus sebagaimana diperoleh keterangan dari kitab Bughyatu Ath-Thalab fii Tarikh Halab karya Ibnu Al-‘Adim jilid 7 hal. 3194. Berikut kisahnya:

Sebagaimana diketahui bahwa dinar itu diimport dari Romawi, lalu Romawi mengimpor kertas dari negeri khilafah Umawiyah. Waktu itu yang jadi khalifah adalah Abdul Malik bin Marwan. Maka tiap mau kirim kertas Abdul Malik menyelipkan dakwah berupa ayat Al-Quran surah An-Nisa ayat 118 di kertas notanya. Lalu raja romawi minta dibacakan apa maksud tulisan itu, maka penasehatnya mengatakan itu artinya menghina tuhan kita. Maka Raja Romawi pun marah lalu menulis balasan kepada Abdul Malik bin Marwan: “Kalau kau tulis ini lagi maka aku akan menulis balas menghina nabimu.”

Ancaman itu membuat Abdul Malik mulai ngeper, sampai akhirnya datang Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah menyemangatinya dan memberi saran; kita hentikan import dinar dari mereka dan cetaklah dinar sendiri lalu jangan lagi ekspor kertas ke mereka. Mereka pasti butuh dan minta kepada kita. Kalau mereka minta maka harus ikut aturan kita. Abdul Malik pun melakukan saran itu dan jadilah dia pemimpin Islam pertama yang mencetak dinar.

Dari sini kita lihat bahwa pemerintahan khalifah Islamiyyah berusaha untuk mandiri dalam hal produksi dan industri untuk mencukupi kebutuhan sendiri agar tak tergantung kepada negara kafir. Lalu bertekad akan boikot ekspor kertas bila pemerintah Romawi menghina Rasulullah ﷺ‎.

Ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri buat umat Islam yang bersemangat menegakkan agamanya. Kita melihat umat ini memiliki banyak pejuang keras tapi belum tentu cerdas. Seruan boikot menggema, tapi tak banyak yang bisa menyediakan produk penggantinya. Ingat: “Boikot tidak akan berjalan mulus tanpa usaha mendirikan kemandirian ekonomi umat!”

Banyak produk yang sangat vital untuk mendukung jihad dan penegakkan agama Allah, ironisnya kaum muslimin malah bergantung pada produk orang kafir, seperti senjata perang, kendaraan tempur dan lain sebagainya. Apakah tidak ada kaum muslimin yang mampu membuatnya? Dipastikan banyak yang mampu, persoalannya siapa yang mau mengatur? Ini adalah peran negara, selama rezim penguasanya bukan syariat oriented dan dijangkiti penyakit wahn (cinta dunia dan takut jihad) maka tak akan ada yang mau ambil risiko bersaing dengan barat membuat senjata.

Sektor teknologi dan informasi juga demikian. Produk computer dan perangkatnya masih bergantung pada produk Barat bahkan produk pendukung Zionisme. Bukannya tak mampu membuat, tapi produk semacam ini bukan sekedar dibuat, tapi di-menej dengan benar agar bisa bersaing di pasaran. Lalu mengapa umat Islam tidak berusaha memenejnya?

Kritik internal kita adalah bahwa kita belum menyusun strategi kongkrit jangka panjang dan lebih suka terpaku pada nostalgia atau utopia, atau letupan semangat sesaat yang cepat redup diterpa masa. Kalau kita berkaca pada musuh, maka kita akan lihat bagaimana gerakan Zionisme begitu tersusun rapi dengan perencanaan yang matang sehingga Yahudi yang hanya sekian puluh juta orang bisa menguasai dan mengendalikan perekonomian dunia.

Selain itu, sebagai pemula kalau kita terjun ke dunia manufaktur tentu sudah ketinggalan jauh dengan yang sudah ada sebelum kita lahir. Mereka telah menguasai jaringan pemasaran, tapi yang paling penting dari itu semua adalah quality control (QC) terhadap produk. Banyak produk muslim saat ini yang berusaha launching ternyata kalah kualitas. Atau kalaupun di awal kualitasnya bagus sering kali berubah menurun karena lemahnya sistem kualitas kontrolnya.

Tapi jangan menyerah, inilah jihad. Tak ada jihad yang mudah dan santai. Kalau semua ini kita niatkan atas dasar jihad di jalan Allah maka ingatlah bahwa:

وَاَنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُؤْمِنِيْنَ 
“…. sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang mukmin.” – QS. Ali Imran ayat:171

Meski demikian, tetaplah harus disusun langkah strategis dalam membangun kemandirian ekonomi umat ini. Beberapa langkah yang harus diperhatikan adalah:

Pertama, membangun kesadaran dengan meluruskan niat bahwa usaha ini adalah jihad fii sabilillah. Sehingga muatan ideologi harus ada pada setiap individu pelaksananya dari tingkat pimpinan sampai yang paling bawah.

Kedua, penyatuan visi dengan musyawarah strategis, menyatukan langkah sinergis agar tidak berbenturan dengan usaha lain yang membuat gerakan menghadapi masalah yang tidak perlu, atau konflik internal.

Ketiga, membangun Sumber Daya Manusia (SDM) dan sistem manajerial yang profesional. Tidak boleh bersandar hanya pada slogan ekonomi umat, tapi kualitas tidak dijaga, pelayanan buruk, distribusi tidak lancar. Ini yang banyak terjadi di beberapa jenis usaha milik kaum muslimin sehingga kalah bersaing dengan produk kafir atau yang memberikan keuntungan kepada musuh Islam.

Analisa SWOT dan SMART harus ketat diterapkan pada semua lini, begitu pula manajemen risiko harus benar-benar diperhatikan sehingga gerakan ini mampu mengambil langkah yang efektif dan efisien bila menemui hambatan dan tantangan."

Dinukil dari : https://sabili.id/seruan-boikot-haruslah-diiringi-kemandirian-ekonomi-umat/

.

MINTA DOA KEPADA MAYITSebab kaburnya persoalan hukum minta doa kepada orang mati hingga muncul dari barisan salafiyin bahkan da'inya yang mengatakan "hukumnya bid'ah" atau "boleh dan bukan syirik" dijelaskan oleh Syaikh Abdul Lathif Ar-Rawi dalam Al I'lam:"Tapi akibat merebaknya kejahilan dan bahasa asing serta akibat mengikuti hawa nafsu dan setan dari bangsa jin dan manusia jadilah perkara ini termasuk persoalan-persoalan yang samar bagi sebagian orang bahkan bagi orang yang mengaku berilmu atau sebagai penuntut ilmu. Laa hawlaa walaa quwwata illa billah.Sehingga jadilah kebanyakan dari orang-orang sesat itu menyebarkan kebatilan-kebatilan mereka dengan cara memotong ucapan ulama dan melarikannya dari konteksnya. Bahkan dengan cara melalui hadits-hadits serta atsar-atsar palsu dan dibuat-buat (dusta). Terkadang juga dengan cara bersandar kepada ulama-ulama quburi kontemporer yang menisbatkan diri-diri mereka kepada sebagian mazhab-mazhab fikih. Pada hakikatnya mereka tidak mendatangkan hal baru. Karena syubhat-syubhat mereka pada hakikatnya adalah syubhat para pendahulu mereka dari pada quburiyin yang berpaling dari Allah kepada pusara-pusara kuburan dan kubah-kubah."Oleh : Jafar Shalih وفقه اللهTanggal : 28 Januari 2024Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0TE3j5CLpct1v5B32y6gBYamE3ZYMGNE4qQ7H5JdpHFdtZoDH8rBTNwTX5yzWC5tVl&id=100010660082711

MINTA DOA KEPADA MAYIT

Sebab kaburnya persoalan hukum minta doa kepada orang mati hingga muncul dari barisan salafiyin bahkan da'inya yang mengatakan "hukumnya bid'ah" atau "boleh dan bukan syirik" dijelaskan oleh Syaikh Abdul Lathif Ar-Rawi dalam Al I'lam:

"Tapi akibat merebaknya kejahilan dan bahasa asing serta akibat mengikuti hawa nafsu dan setan dari bangsa jin dan manusia jadilah perkara ini termasuk persoalan-persoalan yang samar bagi sebagian orang bahkan bagi orang yang mengaku berilmu atau sebagai penuntut ilmu. Laa hawlaa walaa quwwata illa billah.

Sehingga jadilah kebanyakan dari orang-orang sesat itu menyebarkan kebatilan-kebatilan mereka dengan cara memotong ucapan ulama dan melarikannya dari konteksnya. Bahkan dengan cara melalui hadits-hadits serta atsar-atsar palsu dan dibuat-buat (dusta). Terkadang juga dengan cara bersandar kepada ulama-ulama quburi kontemporer yang menisbatkan diri-diri mereka kepada sebagian mazhab-mazhab fikih. Pada hakikatnya mereka tidak mendatangkan hal baru. Karena syubhat-syubhat mereka pada hakikatnya adalah syubhat para pendahulu mereka dari pada quburiyin yang berpaling dari Allah kepada pusara-pusara kuburan dan kubah-kubah."

Oleh : Jafar Shalih وفقه الله
Tanggal : 28 Januari 2024
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0TE3j5CLpct1v5B32y6gBYamE3ZYMGNE4qQ7H5JdpHFdtZoDH8rBTNwTX5yzWC5tVl&id=100010660082711

Sabtu, 27 Januari 2024

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله الحمد لله على كل حالDemi ALLAH DEMI ALLAH sekali lagi Demi ALLAH kita men takfir mu'ayyan mentri pertahanan negara kafir republik indonesia Prabowo Subianto Prabowo Subianto adalah kafir musyrik najis bukan muslim muwahhidTelah di ketahui kufur akbar nya Prabowo Subianto adalah sujud kepada kuburan Semoga ALLAH AL-JABBAR segara menegakkan khilafah ala minhajin nubuwah dengan kholifah nya adalah Muslim Ahlus Sunnah Muwahhid Mushlih Sholih yang termasuk keturunan Bani Qurayish bukan dari yang sama sekali bukan termasuk keturunan Bani Qurayish semisal bani saudi,bani utsman ghazi,dan semua Bani yang bukan termasuk keturunan Bani Qurayish نسأل الله الجبار أن ينصر المسلمين أهل السنة والجماعة في عافية من الأمم المتحدة والمرجئة والخوارج والقومية والديمقراطية والعلمانية والليبرالية والوحدة الدينية واليهودية والنصرانية والشنتوية والبوذية والأشعرية والماتريدية والصوفية والشيعة روافضة والمفوضة والبراهمية والشيوعية اشتراكية والرأسمالية والمدرسة جاهلية وكل شر semoga ALLAH AL-JABBAR memenangkan muslimin Ahlus Sunnah Wal Jama'ah fi 'afiyah dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan murji'ah dan khowarij dan nasionalisme dan demokrasi dan sekulerisme dan liberalisme dan pluralisme dan yahudi dan nashoro dan shinto dan buddha dan asy'ariyyah dan maturidiyyah dan sufiyyah dan syi'ah rafidhoh dan mufawwidah dan brahmanisme dan komunisme sosialisme dan kapitalisme dan madrosah jahiliyah dan semua keburukanMay ALLAH AL-JABBAR win Muslimin Ahlus Sunnah Wal Jama'ah fi 'afiyah from UN (United Nations) and murji'ah and khowarij and nationalism and democracy and secularism and liberalism and pluralism and yahud (Judaism) and nashoro (christian and the like) and shinto and buddhism and ash'ariyyah and maturidiyyah and sufiyyah and shi'ah rafidhoh and mufawwidah and brahmanism and communism socialism and capitalism and madrosah jahiliyah and all badآمينالله المستعان والله أعلم

بسم الله الرحمن الرحيم 
الحمد لله 
الحمد لله على كل حال

Demi ALLAH DEMI ALLAH sekali lagi Demi ALLAH kita men takfir mu'ayyan mentri pertahanan negara kafir republik indonesia Prabowo Subianto 

Prabowo Subianto adalah kafir musyrik najis bukan muslim muwahhid

Telah di ketahui kufur akbar nya Prabowo Subianto adalah sujud kepada kuburan 

Semoga ALLAH AL-JABBAR segara menegakkan khilafah ala minhajin nubuwah dengan kholifah nya adalah Muslim Ahlus Sunnah Muwahhid Mushlih Sholih yang termasuk keturunan Bani Qurayish bukan dari yang sama sekali bukan termasuk keturunan Bani Qurayish semisal bani saudi,bani utsman ghazi,dan semua Bani yang bukan termasuk keturunan Bani Qurayish 

نسأل الله الجبار أن ينصر المسلمين أهل السنة والجماعة في عافية من الأمم المتحدة والمرجئة والخوارج والقومية والديمقراطية والعلمانية والليبرالية والوحدة الدينية واليهودية والنصرانية والشنتوية والبوذية والأشعرية والماتريدية والصوفية والشيعة روافضة والمفوضة والبراهمية والشيوعية اشتراكية والرأسمالية والمدرسة جاهلية وكل شر 

semoga ALLAH AL-JABBAR memenangkan muslimin Ahlus Sunnah Wal Jama'ah fi 'afiyah dari PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan murji'ah dan khowarij dan nasionalisme dan demokrasi dan sekulerisme dan liberalisme dan pluralisme dan yahudi dan nashoro dan shinto dan buddha dan asy'ariyyah dan maturidiyyah dan sufiyyah dan syi'ah rafidhoh dan mufawwidah dan brahmanisme dan komunisme sosialisme dan kapitalisme dan madrosah jahiliyah dan semua keburukan

May ALLAH AL-JABBAR win Muslimin Ahlus Sunnah Wal Jama'ah fi 'afiyah from UN (United Nations) and murji'ah and khowarij and nationalism and democracy and secularism and liberalism and pluralism and yahud (Judaism) and nashoro (christian and the like) and shinto and buddhism and ash'ariyyah and maturidiyyah and sufiyyah and shi'ah rafidhoh and mufawwidah and brahmanism and communism socialism and capitalism and madrosah jahiliyah and all bad
آمين

الله المستعان 
والله أعلم

بسم الله الرحمن الرحيم ==="Bid'ah terbesar sekte Murji'ah adalah pemberian Udzur Bil Jahl secara mutlak tanpa merinci atau terdoktrin dengan kalimat "kita tidak mengetahui isi hatinya."Pengaruh negatif dari aliran Murji’ah ini adalah:1. Aliran Murji’ah meyakini bahwa suatu perbuatan (amal) tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sehingga banyak orang menyatakan yang penting “hatinya”, dan perbuatan maksiat yang dilakukannya tersebut seakan-akan tidak mempengaruhi keimanan di hatinya. 2. Aliran Murji’ah menyamakan antara orang yang shalih dengan yang tidak, dan orang yang istiqamah di atas agama Allah dengan orang yang fasik. Sebab menurut mereka, amal shalih tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sebagaimana juga perbuatan maksiat tidak mempengaruhi keimanan.3. Menghilangkan unsur Jihad Fi Sabilillah dan amar ma'ruf nahi mungkar.4. Munculnya pemikiran Murji’ah ini telah menyebabkan banyak hukum-hukum Islam menjadi hilang, sehingga menjadi penyebab hilangnya syari’at. Pemikiran mereka juga telah merusak keindahan Islam, sehingga menjadi penyebab manusia berpaling dan tidak mengagungkan syari’at Allah.5. Pemikiran Murji’ah membuka pintu bagi orang-orang yang rusak membuat kerusakan dalam agama, dan merasa tidak terikat dengan perintah dan larangan syari’at. Sehingga akan memperbesar kerusakan dan kemaksiatan di tengah kaum Muslimin. Bahkan akhirnya sangat mungkin mereka membuat melakukan perbuatan kekufuran dan kesyirikan, dengan alasan bahwa hal itu merupakan amalan, dan tidak merasa bisa menyebabkan imannya menjadi berkurang atau hilang.YANG PENTING DIKETAHUI BAHWA FAHAM MURJI'AH INI KERAS TERHADAP PELAKU BID'AH GHAIRU MUKAFFIRAH DAN MAKSIAT TAPI BERLAPANG DADA TERHADAP PELAKU KEKUFURAN"Wallahu a'lamDinukil dari : https://t.me/tauhidjihad/466.

بسم الله الرحمن الرحيم 

===

"Bid'ah terbesar sekte Murji'ah adalah pemberian Udzur Bil Jahl secara mutlak tanpa merinci atau terdoktrin dengan kalimat "kita tidak mengetahui isi hatinya."

Pengaruh negatif dari aliran Murji’ah ini adalah:

1. Aliran Murji’ah meyakini bahwa suatu perbuatan (amal) tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sehingga banyak orang menyatakan yang penting “hatinya”, dan perbuatan maksiat yang dilakukannya tersebut seakan-akan tidak mempengaruhi keimanan di hatinya. 

2. Aliran Murji’ah menyamakan antara orang yang shalih dengan yang tidak, dan orang yang istiqamah di atas agama Allah dengan orang yang fasik. Sebab menurut mereka, amal shalih tidak mempengaruhi keimanan seseorang, sebagaimana juga perbuatan maksiat tidak mempengaruhi keimanan.

3. Menghilangkan unsur Jihad Fi Sabilillah dan amar ma'ruf nahi mungkar.

4. Munculnya pemikiran Murji’ah ini telah menyebabkan banyak hukum-hukum Islam menjadi hilang, sehingga menjadi penyebab hilangnya syari’at. Pemikiran mereka juga telah merusak keindahan Islam, sehingga menjadi penyebab manusia berpaling dan tidak mengagungkan syari’at Allah.

5. Pemikiran Murji’ah membuka pintu bagi orang-orang yang rusak membuat kerusakan dalam agama, dan merasa tidak terikat dengan perintah dan larangan syari’at. Sehingga akan memperbesar kerusakan dan kemaksiatan di tengah kaum Muslimin. Bahkan akhirnya sangat mungkin mereka membuat melakukan perbuatan kekufuran dan kesyirikan, dengan alasan bahwa hal itu merupakan amalan, dan tidak merasa bisa menyebabkan imannya menjadi berkurang atau hilang.

YANG PENTING DIKETAHUI BAHWA FAHAM MURJI'AH INI KERAS TERHADAP PELAKU BID'AH GHAIRU MUKAFFIRAH DAN MAKSIAT TAPI BERLAPANG DADA TERHADAP PELAKU KEKUFURAN"

Wallahu a'lam

Dinukil dari : https://t.me/tauhidjihad/466

.

TIPU DAYA IBLIS TERHADAP MANUSIA DENGAN PANJANG ANGAN-ANGAN

TIPU DAYA IBLIS TERHADAP MANUSIA DENGAN PANJANG ANGAN-ANGAN

Penulis berkata: Berapa banyak kecintaan kepada Islam terlintas (ada) di dalam hati banyak orang Nashrani dan Yahudi. Hanya saja iblis senantiasa menghalanginya, seraya berkata, "Jangan terburu- buru dan pikirkanlah dengan matang." Iblis terus menerus membisikinya supaya dia menangguhkan (niatnya untuk masuk Islam) hingga mereka meninggal dunia dalam keadaan kafir.

Iblis juga terus menerus membisiki orang yang durhaka untuk menangguhkan tobatnya, lalu menjadikan syahwat sebagai tujuan hidupnya dan menjadikannya berangan-angan (berharap) bisa kembali kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair,

وَتَأْمُلُ التَّوْبَةَ مِنْ قَابِلِ لَا تَعْجَلِ الذَّنْبَ لِمَا تَشْتَهِي

"Jangan tergesa-gesa (ingin mendapatkan ampunan) dosa (sesuai dengan apa yang kamu inginkan) dan jangan berharap (bisa) bertobat di waktu yang akan datang."

Berapa banyak orang yang sudah mempunyai niat yang kuat untuk bersungguh-sungguh melakukan kebaikan dibisiki iblis supaya menangguhkannya dan berangan-angan, dan berapa banyak orang yang berusaha melakukan keutamaan dihalang-halangi iblis. Boleh jadi seorang faqih (yang berilmu) bertekad mengulangi lagi pelajarannya dibisiki iblis, "Istirahatlah dulu walau sesat (sebentar)." Atau seorang ahli ibadah yang bangun pada malam hari untuk melaksanakan shalat malam, lalu iblis membisikinya, "Engkau masih mempunyai waktu senggang."

Iblis senantiasa mendorong manusia untuk bermalas-malasan, membisiki supaya menangguhkan suatu pekerjaan dan menyandarkan urusan kepada angan-angan semata.

Orang yang mempunyai keteguhan hati harus beramal berdasarkan keteguhan hatinya. Sebab keteguhan hati itu memperbaiki waktu (memperbaiki kesalahan), mengabaikan (bisikan iblis untuk menangguhkan suatu pekerjaan), dan menjauhkan angan-angan. Orang yang takut tidak akan merasa aman dan apa yang sudah berlalu tidak akan datang lagi.

Penyebab lalai dan bermalas-malasan dalam kebaikan atau kecenderungan kepada keburukan adalah panjang angan-angan. Manusia selalu mempunyai bisikan (nurani, hati kecil) untuk menjauhkan diri dari keburukan dan mengerjakan kebaikan, karena memang mereka diciptakan dengan keadaan seperti itu.

Tidak dapat diragukan bahwa orang yang berangan-angan bisa melakukan perjalanan pada siang hari, tentu dia tidak semangat (malas) melakukannya, dan siapa yang berangan-angan kedatangan pagi hari, tentu pada malam harinya dia bekerja dengan malas. Akan tetapi siapa yang membayangkan kematian yang cepat, tentu dia akan bersemangat untuk berbuat sesuatu.

Rasulullah bersabda,

صَلِّ صَلَاةَ مُوَدَّع.

"Shalatlah kamu seperti shalatnya muwaddi' (orang yang akan meninggalkan hawa nafsu dan umurnya atau kehidupan dunianya dan akan pergi menuju Allah). "

Sebagian ulama salaf ada yang berkata, "Aku memperingatkan kalian dari kata-kata 'akan' (berandai-andai), karena berandai-andai itu merupakan pasukan iblis yang paling besar."

Perumpamaan orang yang berbuat dengan penuh pertimbangan dan orang yang diam (tidak berbuat) karena mengandalkan angan- angannya seperti sekumpulan orang yang sedang berada di perjalanan, lalu mereka masuk ke sebuah perkampungan, orang yang penuh pertimbangan (bijaksana) pergi untuk membeli sesuatu yang pantas untuk perlengkapan perjalanannya. Lalu dia duduk bersiap-siap untuk berangkat. Tapi orang yang lalai (lengah atau gegabah) dan berbuat berdasarkan angan-angannya berkata, "Aku akan bersiap-siap untuk pergi dan bisa jadi kami menetap satu bulan lamanya," dan pada saat itu juga dia langsung pergi (tanpa terlebih dahulu mencari perbekalan). Orang yang menjaga dirinya akan bahagia dan orang yang lengah akan celaka.

Begitulah perumpamaan manusia di dunia, ada yang mempersiapkan diri dan senantiasa hati-hati sehingga ketika datang malakul maut (malaikat pencabut nyawa) dia tidak akan menyesal. Ada pula orang yang terperdaya dan tertipu, dia akan mengalami pahitnya sebuah penyesalan pada waktu dia pergi menuju kehidupan akhirat. Jika hal itu sudah menjadi tabiatnya, tentu perjuangan untuk merubahnya akan terasa sulit, kecuali orang yang paham terhadap dirinya (benar- benar sadar), bahwa dia sedang berada di medan peperangan dan musuhnya tak pernah mengenal lelah untuk menghancurkan dirinya. Kalaupun secara zhahir musuhnya terlihat lemah dan tidak bisa menghancurkannya, tapi dia akan membuat tipu daya dan menyergapnya secara sembunyi-sembunyi.

Kami memohon keselamatan kepada Allah dari tipu daya musuh dan fitnah syetan, kejahatan jiwa dan dunia. Sesungguhnya Dia Maha Dekat dan Maha Mengabulkan doa. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang mukmin.

[تلبيس إبليس لابن الجوزي]

Jumat, 26 Januari 2024

بسم الله الرحمن الرحيم story instagram dinukil dari akun instagram bernama : kutipanfaedah

بسم الله الرحمن الرحيم 

story instagram dinukil dari akun instagram bernama : kutipanfaedah

بسم الله الرحمن الرحيم ===قال الشيخ العلامة المفسر عبدالرحمن بن ناصر السعدي رحمه الله :رَحِمَ اللهُ مَنْ أَعَانَ عَلَى الدِّيْنِ، وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ، وَإِنَّمَا الْهَلَاكُ فِي تَرْكِ مَايَقْدِرُ عَلَيْهِ الْعَبْدُ مِنَ الدَّعْوَةِ إِلَى هَذَا الدِّيْنِ (القول السديد ١/٣٧) Asy-Syaikh Al-'Allamah' Al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di رحمه الله berkata :"Semoga ALLAH merahmati siapa saja (muslim) yang menolong agama (Islam) ini, sekalipun hanya dengan sebuah kalimat ringkas dan singkat, karena sesungguhnya kebinasaan itu bagi mereka yang meninggalkan berdakwah kepada agama (Islam) ini sedangkan mereka mampu."(القول السديد ١/٣٧)

بسم الله الرحمن الرحيم 
===

قال الشيخ العلامة المفسر عبدالرحمن بن ناصر السعدي رحمه الله :

رَحِمَ اللهُ مَنْ أَعَانَ عَلَى الدِّيْنِ، وَلَوْ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ، وَإِنَّمَا الْهَلَاكُ فِي تَرْكِ مَايَقْدِرُ عَلَيْهِ الْعَبْدُ مِنَ الدَّعْوَةِ إِلَى هَذَا الدِّيْنِ
 
(القول السديد ١/٣٧) 


Asy-Syaikh Al-'Allamah' Al-Mufassir Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di رحمه الله berkata :

"Semoga ALLAH merahmati siapa saja (muslim) yang menolong agama (Islam) ini, sekalipun hanya dengan sebuah kalimat ringkas dan singkat, karena sesungguhnya kebinasaan itu bagi mereka yang meninggalkan berdakwah kepada agama (Islam) ini sedangkan mereka mampu."

(القول السديد ١/٣٧)

Dinukil dari akun facebook bernama : Muslim.or.idTanggal : 22 Januari 2018Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02zTJ3gHASqWUPLg8Jz8pLUZPoaZYenMenpNhwbqXFYbhZm76vpb1MoxWwBaGM7TpRl&id=122498487804318&mibextid=Nif5oz

Dinukil dari akun facebook bernama : Muslim.or.id
Tanggal : 22 Januari 2018
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02zTJ3gHASqWUPLg8Jz8pLUZPoaZYenMenpNhwbqXFYbhZm76vpb1MoxWwBaGM7TpRl&id=122498487804318&mibextid=Nif5oz

Cerita Siang (True Story)------------------Suami berzina dengan pelacur atau wil (wanita idaman lain) tampaknya lebih mendapatkan porsi udzur dibandingkan dengan suami yang ta'addud. "Abi janji jangan lakukan zina lagi ya !!! " Demikian kurang lebih bentuk maaf dari sang istri mental mendoan kering terhadap suami yang melakukan perilaku bejat zina. 'iyaadzan billahAkan tetapi jika suaminya mengutarakan niat ta'addud, setelah memenuhi kriteria....Serta Merta sang istri akan mengancam pisah, khulu', gugatan cerai, ngamuk, teriak-teriak tarzan, guling guling-gulingan di lantai, jambak suaminya, dunia seolah berakhir.... Oh ukhti shalihahOleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin وفقه اللهTanggal : 27 Maret 2017Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid031UGWPiik9wgrZqfxU32SaRGu8gjV8jKVhGFU3MT3FmjUgVKEaZ2YgCmKrvHaUMjRl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Cerita Siang (True Story)
------------------

Suami berzina dengan pelacur atau wil (wanita idaman lain) tampaknya lebih mendapatkan porsi udzur dibandingkan dengan suami yang ta'addud. 

"Abi janji jangan lakukan zina lagi ya !!! " 

Demikian kurang lebih bentuk maaf dari sang istri mental mendoan kering terhadap suami yang melakukan perilaku bejat zina. 'iyaadzan billah

Akan tetapi jika suaminya mengutarakan niat ta'addud, setelah memenuhi kriteria....Serta Merta sang istri akan mengancam pisah, khulu', gugatan cerai, ngamuk, teriak-teriak tarzan, guling guling-gulingan di lantai, jambak suaminya, dunia seolah berakhir.... 

Oh ukhti shalihah

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin وفقه الله
Tanggal : 27 Maret 2017
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid031UGWPiik9wgrZqfxU32SaRGu8gjV8jKVhGFU3MT3FmjUgVKEaZ2YgCmKrvHaUMjRl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Kamis, 25 Januari 2024

TANDA KIAMAT, MASJID SEKEDAR JADI PERSINGGAHAN SEMENTARA

TANDA KIAMAT, MASJID SEKEDAR JADI PERSINGGAHAN SEMENTARA

Salah satu tanda kiamat yang sudah terjadi dan terus-menerus terjadi adalah masjid dijadikan sebagai jalan lalu lintas untuk lewat, dia masuk dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain tanpa ada kebutuhan mendesak lalu dia tidak shalat tahiyyatul masjid.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مِنْ أشراطِ الساعةِ أنْ يَمُرَّ الرجلُ في المسجدِ ، لا يصلي فيه ركعتينِ ، وأنْ لَّا يُسَلِّمَ الرجلُ إلَّا على مَنْ يعرفُ

“Di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah seorang melewati masjid namun tidak mengerjakan shalat dua rakaat di dalamnya dan seseorang tidak memberikan salam kecuali kepada orang yang dikenalnya).” (HR Ibnu Khuzaimah, no. 1326, dinilai shahih oleh Al-Albani)

Diantara hal yang sering terjadi di zaman sekarang adalah orang-orang yang mampir ke masjid sekedar numpang buang air kecil. Ketika dia dalam perjalanan lalu terasa ingin buang air kecil, yang akan dia cari adalah masjid, namun tujuannya agar bisa buang air kecil. Setelah itu, dia meninggalkan masjid tersebut tanpa mengerjakan shalat sama sekali.

Oleh karena itu, hendaknya kita berusaha untuk menggunakan masjid sebagaimana mestinya, kalaupun mampir buang air kecil maka kita berusaha untuk shalat sebelum meninggalkannya jika waktunya memungkinkan. Bukan tidak boleh secara mutlak untuk memanfaatkan fasilitas masjid, tetapi yang menjadi sorotan adalah orang yang tidak pernah ke masjid untuk beribadah sama sekali, tetapi ketika ingin buang air atau istirahat, barulah ia ingat masjid dan tidak beribadah sama sekali di masjid.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لا تتخِذوا المساجدَ طُرُقًا ، إلا لِذِكْرٍ أو صلاةٍ

“Janganlah kalian menjadikan masjid-masjid sebagai jalan kecuali untuk berdzikir atau shalat.” (HR Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, 12/314)

Artikel http://www.muslimafiyah.com
 (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)

Oleh : Raehanul Bahraen وفقه الله
Tanggal : 22 Januari 2024
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid036A6Gkvch2gTbi3KY9N9mTVKkhEuMXiU8ZK2YxwVnj1XiRRUmzj7btXZdZxABtwhml&id=1821705253&mibextid=Nif5oz

Antara صَالِح (Shalih) dan مُصْلِح (Muslih)

Antara صَالِح (Shalih) dan مُصْلِح (Muslih) 

Keduanya dari akar kata yang sama, yaitu: ص-ل-ح, namun ada perbedaan makna di antara keduanya, ((shalih)) artinya orang baik, sedangkan ((muslih)) artinya orang baik dan mengajak orang lain menjadi baik. 

Kebanyakan manusia mencintai orang ((shalih)), namun mereka membenci orang ((muslih)).

40 tahun nabi menjadi orang shalih, tak satupun manusia membenci nabi, semua mengakui kejujuran nabi, keamanahan nabi, dan keshalihan nabi. 

Namun, ketika nabi menerima wahyu di usia 40 tahun, beliau bertransformasi dari ((shalih)) menjadi ((muslih)), mengajak manusia kepada kebaikan, dari syirik menjadi tauhid, dari kufr menjadi iman, dari bathil menjadi Haq... 

Maka sejak itulah nabi dimusuhi kaumnya, gelar² buruk dan stigma² negatif disematkan kepada nabi: " Muhammad majnun (gila), Muhammad saahir (penyihir), Muhammad kaahin (dukun), Muhammad syaair (penyair)"

Orang ((shalih)) tak mampu membendung murka Allah kepada sebuah kaum, namun keberadaan orang ((muslih)) meredam amarah Allah pada suatu kaum. 

Bukankah Allah berfirman:

(وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِیُهۡلِكَ ٱلۡقُرَىٰ بِظُلۡمࣲ وَأَهۡلُهَا مُصۡلِحُونَ)

 Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya ((muslihuun)) orang-orang yang berbuat perbaikan. (QS. hud: 117)

Oleh : Fadlan Fahamsyah وفقه الله
Tanggal : 10 November 2021
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0cgHF1eZ3gBfDEvo4dSr2fGMbDRTWpBN5x3Mza2fYnd9LGv57RqRV75RBWTW8HWVPl&id=100004358714062&mibextid=Nif5oz

Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Sebab Datangnya Adzab

Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Sebab Datangnya Adzab

Oleh
Ustadz Nur Kholis bin Kurdian, Lc

وَاتَّقُوْا فِتْنَةً لَّا تُصِيْبَنَّ الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا مِنْكُمْ خَاۤصَّةً ۚوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ 

Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksanya. [al-Anfâl/8:25]

Penjelasan Ayat.
Adzab Allah Azza wa Jalla itu sangat pedih. Jika adzab itu diturunkan pada suatu tempat, maka ia akan menimpa semua orang yang ada di tempat tersebut, baik orang shaleh maupun thâlih (keji). Dalam ayat ini, Allah Azza wa Jalla memperingatkan kaum Mukminin agar mereka senantiasa membentengi diri mereka dari siksa tersebut dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya serta menyeru manusia kepada kebaikan dan melarang mereka dari kemungkaran.

Syaikh Abu Bakr Jâbir al-Jazâiri mengatakan, “Ayat ini sebagai peringatan lain yang amat besar bagi kaum Mukminin, agar mereka tidak meninggalkan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, serta tidak meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar (menyeru manusia kepada kebaikan dan mengajak mereka untuk menjauhi kemungkaran). Sebab, jika mereka meninggalkannya, maka kemungkaran akan menyebar dan kerusakan akan meluas. Bila kondisi sudah demikian, maka adzab pun akan diturunkan kepada seluruh komponen masyarakat, baik yang shaleh maupun yang thâlih, yang berbuat kebajikan maupun yang berbuat kejelekan, baik yang adil maupun yang zhalim. Dan jika Allah Azza wa Jalla menurunkan siksa, maka siksa-Nya sangat pedih, tidak seorang pun yang kuat menahan siksa tersebut. Untuk itu, hendaknya kaum Mukminin menjauhinya dengan cara melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.[1]

Imam Ibnu Jarîr berkata: “Dalam ayat di atas Allah Azza wa Jalla berfirman kepada orang-orang yang beriman kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya (yang maknanya); “Wahai orang-orang yang beriman peliharalah diri kalian dari siksa Allah Azza wa Jalla , jangan sampai siksa itu menimpa kalian, karena ulah orang-orang zhalim yang telah melakukan perbuatan yang seharusnya tidak mereka lakukan, baik berupa kezhaliman maupun perbuatan dosa (lainnya) atau karena kalian mendatangi tempat-tempat maksiat, tempat yang pantas untuk diturunkan adzab.[2]

Hikmah Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sesungguhnya termasuk pengertian dari nama Allah al-Hakiim (Dzat Yang Maha Bijaksana) adalah tersimpannya banyak kebaikan bagi para hamba dalam amalan-amalan yang dititahkan-Nya, dan adanya berbagai kerusakan serta bahaya dibalik perkara-perkara dilarang-Nya. Maka takala perintah untuk melaksanakan ibadah yang agung ini Allah sampaikan kepada umat Islam, pastilah tersimpan banyak rahasia kebaikan di dalamnya. Berikut ini di antara hikmahnya yang luhur:

1. Menegakkan amar ma’ruf nahi munkar merupakan salah satu bentuk iqâmatul hujjah (penyampaian hujjah, keterangan yang jelas akan kebenaran dari Allah Azza wa Jalla ) bagi seluruh umat manusia secara umum, dan para pelaku maksiat secara khusus. Sehingga ketika turun musibah dan bencana mereka tidak bisa berdalih dengan tidak adanya orang yang memberikan peringatan dan nasehat kepada mereka. Mereka juga tidak bisa beralasan dengan hal yanga sama di hadapan Allah Azza wa Jalla kelak. Allah Azza wa Jalla berfirman :

رُسُلًا مُّبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ لِئَلَّا يَكُوْنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعْدَ الرُّسُلِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ عَزِيْزًا حَكِيْمًا

Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasu-rasul itu diutus. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana [an-Nisâ/4:165]

2. Dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar akan terlepas tanggungan kewajiban untuk melaksanakannya (lazim disebut barâtu dzimmah) dari pundak orang-orang yang telah menjalankannya. Allah Azza wa Jalla berfirman :

فَتَوَلَّ عَنْهُمْ فَمَآ اَنْتَ بِمَلُوْمٍ

Maka berpalinglah engkau dari mereka, dan engkau sekali-kali tidaklah tercela [adz-Dzâriyât/51:54]

3. Membantu saudara seiman untuk melaksanakan kebajikan, sebagai realisasi firman Allah Azza wa Jalla :

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ

Dan tolong-menolonglah kalian dalam melaksanakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan [al-Mâidah/5:2]

Seorang Muslim yang sejati, adalah orang yang menyukai kebaikan ada pada saudaranya seiman, seperti dia menyukai hal itu ada pada dirinya. Karenanya, dia bersungguh-sungguh untuk mengajak saudaranya seiman untuk menggapai pahala dan menjauhi dosa.

4. Amar ma’ruf nahi munkar adalah salah satu sebab terbesar untuk mendapatkan kepemimpinan (penguasaan) di muka bumi. Allah yang telah menciptakan bumi, maka Dia k lah yang berhak mengangkat penguasa di muka bumi tersebut. Allah Azza wa Jalla berfirman menyebutkan ciri-ciri para penguasa pilihan-Nya:

وَلَيَنْصُرَنَّ اللّٰهُ مَنْ يَّنْصُرُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ لَقَوِيٌّ عَزِيْزٌ اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ

Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong (agama)-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di muka bumi, mereka menegakkan shalat, menunaikan zakat, memerintahkan kepada kebajikan dan mencegah dari yang munkar, dan kepada Allah lah kembali segala urusan.” [al-Hajj/22: 40-41]

Ganjaran Bagi Orang-Orang Yang Menegakkan Pilar Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Allah Azza wa Jalla berfirman untuk mengabarkan akan pertolongan-Nya bagi para penegak panji nan agung ini dari laknat yang telah menimpa Ashâb Sabt:

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖٓ اَنْجَيْنَا الَّذِيْنَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوْۤءِ وَاَخَذْنَا الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا بِعَذَابٍۢ بَـِٔيْسٍۢ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ 

Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka kami menyelamatkan orang-orang yang mencegah perbuatan jahat dan kami timpakan kepada orang yang berbuat dzalim siksaan yang keras disebabkan mereka selalu berbuat fasik” [Al-a’raf/7 :165]

Syaikh as-Sa’di berkata, “Ini adalah sunnatullah (hukum Allah Azza wa Jalla ) bagi para hamba-Nya, bahwa orang-orang yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang kemungkaran akan selamat ketika musibah menimpa. ” (Taisîrul Karîm ar-Rahmân hlm. 307)

Kerusakan Yang Timbul Akibat Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Sebagaimana melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar mengandung banyak kemaslahatan bagi umat manusia di dunia maupun di akhirat, maka begitu pula sebaliknya, meninggalkan amalan yang agung ini akan menimbulkan berbagai kerusakan yang dapat menghilangkan ketentraman dan kedamaian dalam kehidupan. Dan ini merupakan salah satu tanda akan besarnya kasih-sayang Allah Azza wa Jalla kepada para hamba-Nya, lantaran Dia senantiasa memperingatkan mereka dari hal-hal yang membahayakan agama, dunia dan terlebih akherat mereka. Di antara kerusakan tersebut adalah:

1. Ketika amar ma’ruf nahi munkar ini ditinggalkan maka para pelaku maksiat dan dosa akan semakin bernyali untuk terus melakukan perbuatan nistanya, sehingga sedikit demi sedikit akan sirnalah cahaya kebenaran dari tengah-tengah umat manusia. Sebagai gantinya, maksiat akan merajalela, keburukan dan kekejian akan terus bertambah dan pada akhirnya tidak mungkin lagi untuk dihilangkan.
2. Sikap diam orang-orang yang mampu menegakkan amar ma’ruf nahi munkar akan membuat perbuatan tersebut menjadi baik dan indah di mata khalayak ramai, kemudian mereka pun akan menjadi pengikut para pelaku maksiat, dan hal ini adalah termasuk musibah dan bencana yang paling besar.
3. Sikap tidak mau mencegah hal yang mungkar merupakan salah satu sebab hilangnya ilmu dan tersebarnya kebodohan. Karena tersebarluasnya kemungkaran tanpa adanya seorang pun dari ahli agama yang mengingkarinya akan membentuk anggapan bahwa hal tersebut bukanlah sebuah kemungkaran (kebatilan). Bahkan bisa jadi mereka melihatnya sebagai perbuatan yang baik untuk dikerjakan. Pada gilirannya, akan kian merajalela sikap menghalalkan hal-hal yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla , dan mengharamkan hal-hal yamg dihalalkan oleh-Nya. Wal’iyâdzubillâh.

Perkara Yang Menyebabkan Adzab Turun
Di antara sebab turunnya siksa Allah Azza wa Jalla adalah

1. Adanya kemungkaran yang merajalela, baik berupa kesyirikan, kemaksiatan, maupun kezhaliman.
Sebagaimana telah disebutkan oleh Ummul Mukminîn Zainab binti Jahsy Radhiyallahu anha bahwa Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatanginya dalam keadaan terkejut, seraya berkata: “Lâ ilâha illallâh! Celakalah bangsa Arab, karena kejelekan yang telah mendekat, hari ini telah dibuka tembok Ya’jûj dan Makjûj seperti ini – beliau melingkarkan ibu jari dengan jari telunjuknya – kemudian Zainab Radhiyallahu anha berkata: “Apakah kita akan binasa wahai Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal di sekitar kita ada orang-orang shalih? Beliau menjawab: “Ya, jika kemungkaran itu sudah merajalela” [3]

Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu anhu berkata:

مَا نَزَلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍِ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

Tidaklah musibah itu menimpa, kecuali disebabkan dosa, dan musibah itu tidak akan diangkat kecuali dengan taubat.[4]

2. Meninggalkan Amar ma’ruf nahi mungkar.
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits an-Nu’mân bin Basyîr Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

مَثَلُ الْقَائِمِ عَلَى حُدُودِ اللَّهِ وَالْوَاقِعِ فِيهَا كَمَثَلِ قَوْمٍ اسْتَهَمُوا عَلَى سَفِينَةٍ ، فَأَصَابَ بَعْضُهُمْ أَعْلاَهَا وَبَعْضُهُمْ أَسْفَلَهَا ، فَكَانَ الَّذِينَ فِى أَسْفَلِهَا إِذَا اسْتَقَوْا مِنَ الْمَاءِ مَرُّوا عَلَى مَنْ فَوْقَهُمْ فَقَالُوا لَوْ أَنَّا خَرَقْنَا فِى نَصِيبِنَا خَرْقًا ، وَلَمْ نُؤْذِ مَنْ فَوْقَنَا . فَإِنْ يَتْرُكُوهُمْ وَمَا أَرَادُوا هَلَكُوا جَمِيعًا

“Perumpamaan orang yang menjaga larangan-larangan Allah dan orang yang terjatuh di dalamnya adalah seperti suatu kaum yang sedang mengundi untuk mendapatkan tempat mereka masing-masing di dalam kapal. Sebagian mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian lainnya mendapat di bagian bawah. Orang-orang yang berada di bawah jika ingin mendapatkan air minum mereka melewati orang-orang yang ada di atas. Mereka (yang ada di bawah) berkata: “Andaikata kita melubangi perahu ini untuk mendapatkan air minum, maka kita tidak akan mengganggu mereka yang ada di atas”. Jika orang-orang yang ada di atas membiarkan perbuatan dan keinginan orang-orang yang ada di bawah (yaitu melubangi kapal), maka mereka semua akan tenggelam. [HR al-Bukhâri dan at-Tirmidzi][5]

Dalam mengomentari hadits di atas, Syaikh Muhammad bin `Abdurrahmân al-Mubârakfûri rahimahullah berkata: “Dan memang seperti itu maknanya, jika manusia melarang orang yang berbuat maksiat, maka mereka semua akan selamat dari adzab Allah Azza wa Jalla , dan sebaliknya, jika mereka membiarkan kemaksiatan, maka mereka semua akan ditimpa adzab dan akan binasa, dan ini adalah makna ayat (di atas).[6]

Imam al-Qurtubi rahimahullah juga berkata: “Dalam hadits ini terdapat pelajaran yang bisa dipetik, (di antaranya), datangnya adzab tersebut dikarenakan dosa yang dilakukan oleh kebanyakan orang, dan juga disebabkan oleh tidak adanya amar ma’ruf nahi mungkar (di tengah mereka).[7]

Seperti itu pula yang telah disebutkan dalam hadits Abu Bakr Radhiyallahu anhu. Beliau berkata: “Sungguh, kami pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إنَّ النَّاسَ إذا رأَوُا الظَّالمَ فلم يأخُذوا على يدَيْه أوشك أن يعُمَّهم اللهُ بعقابٍ

 “Sesungguhnya jika manusia melihat seseorang melakukan kezhaliman, kemudian mereka tidak mencegah orang itu, maka Allah akan meratakan adzab kepada mereka semua. [HR Abu Dâwud, at-Tirmidzi dan dishahîhkan oleh al-Albâni].[8]

Ayat dan beberapa hadits di atas menunjukkan betapa pentingnya peran amar ma’ruf nahi mungkar dalam kehidupan manusia di alam semesta ini, karena dengan ditegakkannya hal itu, kesyirikan, kezhaliman dan kemaksiatan akan berkurang, kebaikan akan menyebar serta dengan izin Allah Azza wa Jalla akan terhindar dari adzab Allah Azza wa Jalla di dunia ini.

Bahaya Meninggalkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Selain diturunkan adzab sebagaimana yang tertera di atas, masih ada lagi akibat-akibat lain yang ditimbulkan sikap meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar, di antaranya adalah;

1. Tidak dikabulkan doa (permintaan) seorang hamba.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوْفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوْشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْ عِنْدِهِ ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلاَ يَسْتَجِيْبُ لَكُمْ

Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, hendaknya kalian betul-betul melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar atau (jika kalian tidak melaksanakan hal itu) maka sungguh Allah akan mengirim kepada kalian siksa dari-Nya kemudian kalian berdoa kepada-Nya (agar supaya dihindarkan dari siksa tersebut) akan tetapi Allah Azza wa Jalla tidak mengabulkan do’a kalian. (HR Ahmad dan at-Tirmidzi dan dihasankan oleh al-Albâni dalam Shahîhul Jâmi’)[9]

Hadits di atas menunjukkan bahwa orang yang meninggalkan amar ma’ruf nahi mungkar permintaannya tidak dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla .

2. Mendapatkan laknat dari Allah Azza wa Jalla .
Hal tersebut telah terjadi pada umat sebelum umat ini yaitu Bani Isra’il, sebagaimana telah disebutkan dalam firman Allah Azza wa Jalla :

لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَلٰى لِسَانِ دَاوٗدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ۗذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ كَانُوْا لَا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُّنْكَرٍ فَعَلُوْهُۗ لَبِئْسَ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ 

Orang-orang kafir dari Bani Israil telah dilaknat dengan lisan Dâwud dan Isa putera Maryam. Hal itu disebabkan mereka durhaka dan selalu melampauhi batas. Mereka satu sama lain senantiasa tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat, sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu. [al-Mâidah/5:78-79]

Dalam ayat pertama Allah Azza wa Jalla menyebutkan jauhnya orang-orang kafir bani Israil dari rahmat Allah Azza wa Jalla . Hal itu sebagai bentuk hukuman bagi mereka dikarenakan kedurhakaan dan pelanggaran mereka atas batasan-batasan Allah Azza wa Jalla dan hak-hak orang lain. Karena sesungguhnya setiap amal perbuatan pastilah akan ada ganjarannya.

Kemudian dalam ayat selanjutnya Allah Azza wa Jalla mengabarkan kepada hamba-hamba Nya yang beriman perihal kemaksiatan yang menyebabkan mereka (orang-orang kafir itu) tertimpa dengan hukuman tersebut. Yaitu mereka melakukan kemungkaran dan tiadalah seorang pun dari mereka yang mencegah saudaranya dari kemaksiatan yang dilakukan. Maka, para pelaku kemungkaran dan orang yang membiarkannya mendapatkan hukuman yang sama.

Imam Abu Ja’far ath-Thabari rahimahullah dalam tafsirnya berkata: “Dahulu Orang-orang Yahudi dilaknat Allah Azza wa Jalla karena mereka tidak berhenti dari kemungkaran yang mereka perbuat dan sebagian mereka juga tidak melarang sebagian lainnya (dari kemungkaran tersebut)”.[10]

Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Ayat di atas (juga) menunjukkan larangan duduk dengan orang-orang yang berbuat kemungkaran dan mengandung perintah untuk meninggalkan dan menjauhi mereka”.[11]

Sehingga jelaslah dari kedua ayat di atas bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar merupakan hal yang akan mengundang kemurkaan dan kemarahan Allah Azza wa Jalla . Syaikh Salîm al-Hilâli mengomentari ayat tersebut dengan ucapan beliau, “Ayat ini menerangkan bahwa meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar adalah perkara yang mendatangkan kemarahan dan laknat Allah. Nasalullâh al’âfiyah.”[12]

Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla senantiasa memberikan hidayah, inâyah serta taufik dan maghfirahnya kepada kita semua agar kita semua selamat dari adzab dan murka-Nya di dunia dan di akhirat. Amîn

Pelajaran Dari Ayat.

1. Kemungkaran, baik kesyirikan, kedzaliman maupun kemaksiatan dapat menyebabkan hilangnya kenikmatan dan mendatangkan kehancuran.
2. Pentingnya Amar ma’ruf nahi mungkar.
3. Di antara hikmah amar ma’ruf nahi mungkar adalah terhindar dari siksa Allah Azza wa Jalla.
4. Di antara hikmah amar ma’ruf nahi mungkar adalah menyebarnya kebaikan dan berkurangnya kemungkaran.
5. Menjauhi tempat-tempat kemungkaran dan pelakunya, agar selamat dari adzab Allah Azza wa Jalla.
6. Siksa Allah Azza wa Jalla amat pedih, tak seorang mampu menolaknya dan kuat menahannya.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XIII/1431/2010M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Aisarut Tafâsir 2/ 298
[2] Tafsir at-Thabari 13/ 473
[3] Shahîhul-al-Bukhâri No.7059 Shahîh Muslim No. 2880
[4] Addâ’ Wad Dawâ’ Hlm. 118
[5] Shahîhul Bukhâri No. 2493 Sunan Tirmidzi No. 2173
[6] Tuhfatul Ahwadzi 6/395
[7] Tafsîrul-Qurthubi 7/ 392
[8] Sunan Abu Dâwud No. 4338 , Sunan at-Tirmidzi No. 2168 , Silsilah Shahîhah No. 156. Ini lafazh at-Tirmidzi, -red
[9] Al-Musnad no. 23301, Sunan at-Tirmidzi No.2169, Shahîh Jâmi’ Shaghîr No. 7070
[10] Tafsir ath-Thabari 10/ 496
[11] Tafsir al-Qurthubi 6/ 254
[12] Bahjatun Nâzhirîn 1/274

 
Dinukil dari : https://almanhaj.or.id/22895-meninggalkan-amar-maruf-nahi-mungkar-sebab-datangnya-adzab-2.html

.

Rabu, 24 Januari 2024

Sultan Jalaluddin Akbar penguasa Kerajaan Mughal di India adalah kafir murtad musyrik najis thoghut bukan Muslim Ahlus Sunnah Muwahhid dan beberapa kesesatan

بسم الله الرحمن الرحيم 

Sultan Jalaluddin Akbar penguasa Kerajaan Mughal di India adalah kafir murtad musyrik najis thoghut bukan Muslim Ahlus Sunnah Muwahhid dan beberapa kesesatan  
🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻
====

"Saat Ajaran Islam Dipaksa Kompromi Dengan Budaya India
April 2,2020

SKIP TO THE CONTENT
Cerita kisah cinta penggugah jiwa
SEJARAH

Saat Ajaran Islam Dipaksa Kompromi Dengan Budaya India
Posted on April 2, 2020

Agama Islam adalah agama ilahi. Agama dari Rabb Yang Maha Benar. Walaupun kebenaran itu nyata dan mudah, tapi tetap Allah takdirkan ada orang-orang yang membencinya. Mereka melakukan makar. Mereka buat pengaburan terhadap ajarannya. Bahkan sejarahnya. Tokoh-tokoh baik semisal Harun al-Rasyid, dll. dibuat buruk citranya dengan kisah-kisah palsu. Sebaliknya, tokoh-tokoh buruk dipuja dan dipuji. Dijadikan teladan dan diangkat namanya. Di antara tokoh yang merusak ajaran Islam dan diangkat oleh para pembenci Islam di kalangan orientalis adalah Sultan Jalaluddin Akbar, penguasa Kerajaan Mughal di India.

Sultan Akbar adalah seorang penguasa yang membuat agama baru dalam Kerajaan Mughal. Dia sebut agama itu dengan Din Ilahi. Sebuah agama yang mengangkat unsur-unsur budaya lokal. Karena kesesatan ini, para orientalis memujinya sebagai seorang yang "toleran". Raja yang "adil" dan "bijaksana".

Kelahiran dan Kehidupannya

Jalaluddin dilahirkan pada tahun 949 H/1542 M dan wafat pada tahun 1014 H/1605 M. Ayahnya adalah seorang Sunni dan ibunya seorang pengikut Syiah. Dalam perjalanan kehidupannya, ia tidak dikenal sebagai seorang pembelajar. Ia seorang yang buta huruf. Tak mampu membaca dan menulis. Namun kelemahannya itu tertutupi dengan banyak mendengar kisah. Menghafal nama-nama penyair Islam. Mengenal para penyebar Injil dan tahu akidah Nasrani. Tahu asas agama Hindu dan Zoroaster.

Pemerintahan Sultan Akabr berlangsung kurang lebih selama 50 tahun. Dimulai pada tahun 1556 M sampai 1650 M. Selama masa pemerintahannya, ia berkontribusi besar atas kemajuan wilayah India. Bahkan ia tercatat sebagai raja terbesar dalam sejarah India, baik di masa India klasik maupun modern.

Dalam perjalanan keagamaannya, Sultan Akbar melewati dua fase pemikiran. Fase pertama berlangsung selama 20 tahun. Hingga usianya genap 32 tahun. Pada tahun 982 H/1574 M, ia berpegang dengan ajaran Sunni. Dan dikenal sebagai seorang yang taat. Ia memegang erat pokok-pokok ajaran agama. Mengerjakan shalat lima waktu dengan teratur di masjid. Ia menghormati dan memuliakan para ulama. Pengaruh ulama sangat jelas sekali pada dirinya.

Sultan Akbar sangat dekat dengan seorang ulama di masa itu yang bernama Salim bin Baha-uddin as-Saikuri. Sampai-sampai ia namai anaknya dengan nama gurunya ini, Salim. Untuk menerapkan syariat, Sultan Akbar mengangkat seorang hakim dan mufti untuk semua wilayah di kerajaan. karena ia yakin, hanya dengan syariat Islam keadilan dapat diwujudkan.

Adapun fase kedua dari hidupnya adalah fase yang sangat bertolak belakang dengan fase pertama. Ia mulai berpaling dari agamanya. Mulai melirik agama-agama dan ajaran-ajaran yang berada di wilayah kekuasaannya. Lalu ia berpikir untuk membuat agama baru yang dapat menghimpun semua agama dan aliran kepercayaan yang ada di India dalam satu payung ajaran.

Kebijakan Dalam Negeri dan Pengaruhnya Terhadap Hubungan dengan Negara-negara Islam

Saat Akbar mulai memegang tampuk pemerintahan, wabah Thaun sedang menimpa wilayah Utara. Sementara di Barat Laut terjadi peperangan antara dua wilayah besar, Sind dan Kasymir. Kedua wilayah ini terpisah dari Mughal. Akbar berhasil menyatukan banyak wilayah ke dalam kekuasaannya. Semisal Kasymir, Sind, Balokhistan, Kandahar, dan Kabul. Sehingga Kerajaan Mughal di masa pemerintahannya menjadi kerajaan terbesar, terkuat, dan memiliki kekayaan yang paling melimpah.

musik dan dosa lainnya menyebabkan runtuhnya ummah Islam di Andalus


بسم الله الرحمن الرحيم
 
musik dan dosa lainnya menyebabkan runtuhnya ummah Islam di Andalus

===

Musik Menyebabkan Runtuhnya Islam di Andalusia
March 24, 2014

Berbicara tentang penyebab musibah yang menimpa umat Islam, sering kita dapati para pakar dan para ahli hanya berbicara dalam tataran teknis atau lingkup yang ditangkap panca indera saja, padahal ada faktor non teknis yang bisa jadi tidak tertangkap oleh indera manusia tapi itulah penyebab utamanya, yaitu dosa. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syuraa: 30)

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

مَا نُزِّلَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِذَنْبٍ وَلاَ رُفِعَ بَلاَءٌ إِلاَّ بِتَوْبَةٍ

“Tidaklah musibah turun melainkan karena dosa. Dan musibah tersebut tidak hilang melainkan dengan taubat.” (al-Jawabul Kafi, Hal. 87).

Sama halnya dengan kehancuran sebuah negeri, para pengamat dan sejarawan hanya berbicara pada permasalah pemimpin yang lemah, ekonomi yang morat-marit, bencana alam, dll. padahal ada penyebab yang utama yang menimbulkan penyebab-penyebab di atas, yaitu dosa-dosa yang dilakukan oleh penduduk negeri tersebut. Masyarakatnya adalah orang-orang yang berbuat kemaksiatan, bukan berdakwah dan melakukan perbaikan, mereka malah melupakan agama Allah. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ

“Dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Hud: 117)

Hal itu pula yang terjadi di Andalusia, peradaban Islam yang berusia kurang lebih 800 tahun itu akhirnya hancur dengan runtuhnya Kerajaan Granada. Penduduk Andalusia kala itu melupakan Allah, jauh dari ketaatan kepada-Nya, dan sibuk dengan memperebutkan singgasana.

Lalu, apa yang menyebabkan mereka melupakan aturan Allah? Mungkin tidak ada yang menyangka penyebab lalainya penduduk Andalusia ini, karena penyebab ini begitu akrab dalam kehidupan kita sehari-hari, penyebabnya ialah musik. Ya, penduduk Andalusia disibukkan dengan mendengar musik. Musik telah mengalahkan bacaan Alquran mereka, mengalahkan bacaan hadis-hadis mereka, dan melupakan dari menadabburi ayat-ayat Allah Ta’ala.

Orang yang membawa musik ke tanah Andalusia adalah Abu al-Hasan Ali bin Nafi’ (789-857) atau yang lebih dikenal dengan Ziryab.

Siapakah Ziryab?

Ziryab adalah seorang Persia atau Kurdi yang pada awalnya tinggal dan bekerja di Irak lalu tinggal di Andalusia selama 30 tahun. Ia seorang musisi, penggubah lagu, ahli kosmetik, kuliner, fesyen, dan juga menguasai beberapa cabang ilmu pasti. Orang-orang Eropa mengenal Ziryab sebagai bapak kebudayaan.

Kalau hari ini kita gambarkan Ziryab, maka ia layaknya seorang selebriti. Orang-orang memperhatikannya dalam hal mode pakaian, gaya rambut, dan tren kuliner. Ia membuat tren warna dan model pakaian harus mengikuti musim-musim tertentu. Hari ini kita lihat orang-orang meniru tren Ziryab dengan istilah pakaian musim dingin, musim panas, atau musim semi. Ziryab juga mengubah kebiasaan bagaimana sebuah makanan itu dihidangkan atau disantap. Tidak ada seorang pun di Eropa atau di Andalusia secara khusus yang peduli tentang penyajian makanan, dahulu orang-orang menyajikan semua makanan dalam waktu yang sama. Ziryab membaginya menjadi tiga bagian dengan menu-menu yang menyesuaikan. Hari ini kita kenal dengan istilah hidangan pembuka (appetizer), hidangan utama (main course), dan makanan penutup (dessert). Demikian juga dengan gaya rambut, ia membuat tren laki-laki tatanan rambutnya pendek dan rapi, sementara perempuan berambut lebih panjang dan berponi.

Sebagian dari kita mungkin menyangka tatanan modern dalam berpakaian, kuliner, dan gaya rambut masyarakat Eropa saat ini adalah budaya yang terlahir dari kebiasaan mereka sendiri. Kalau Anda menyangka demikian, maka itu adalah kekeliruan. Kebiasaan tersebut terlahir dari seorang muslim yang berasal dari Baghdad, yaitu Ziryab. Bahkan Ziryab mengajarkan masyarakat Eropa menggunakan deodoran, pasta gigi, dan shampo.

Mengajarkan Musik

Setelah menyebutkan nilai-nilai peradaban yang Ziryab ajarkan kepada masyarakat Eropa, ada hal lain yang ia sebarkan di tengah peradaban muslim Eropa dan masyarakat benua biru itu secara umum, yaitu musik. Ketika datang ke Spanyol, Ziryab mendapatkan sambutan hangat dari pemerintah Daulah Bani Umayyah II di sana. Lalu ia pun mendirikan sekolah musik di wilayah kerajaan tersebut. Ia sangat pandai memainkan alat-alat musik, baik alat musik tradisional Arab maupun tradisional daerah setempat.

Melihat sosok Ziryab yang mampu menghibur dengan musiknya, memiliki penampilan yang trendi, mengajarkan cara menikmati makanan yang lebih menyenangkan dll. membuat masyarakat saat itu kagum dan memiliki kecenderungan hati kepadanya. Jangankan orang-orang yang hidup saat itu, tatkala mendengar apa yang diajarkan Ziryab kepada masyarakat Eropa sehingga peradaban Eropa seperti sekarang ini, mungkin di antara kita mulai mengaguminya, padahal apa yang diajarkan Ziryab bukanlah sesuatu yang sifatnya darurat, artinya peradaban manusia tidak punah jika tidak mengetahui apa yang Ziryab ajarkan. Tidak sehebat apa yang ilmuan-ilmuan Islam lainnya ajarkan. Kekaguman tersebut membuat masyarakat mulai meninggalkan membaca Alquran atau berkurang dari biasanya, demikian juga membaca hadis, dan kisah-kisah para ulama yang shaleh. Mereka mulai sibuk dengan music tersebut.

Kebiasaan ini kemudian turun-temurun terwarisi hingga lemahlah umat Islam dan semakin tidak mengetahui ajaran agama mereka. Peristiwa demi peristiwa terjadi dalam sejarah Islam di Andaluisa; berpecah-pecahnya Daulah Umayyah II yang dahulu menjadi satu-satunya kerajaan Islam di Spanyol menjadi Negara-negara kecil atau tha-ifah. Beberapa di antaranya kemudian dikuasai oleh Kerajaan Kristen Eropa. Puncaknya, musibah itu disempurnakan dengan runtuhnya Kerajaan Granada.

Apakah Mendengarkan Musik Berdosa?

Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ وَإِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا وَلَّى مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا كَأَنَّ فِي أُذُنَيْهِ وَقْرًا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan. Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah padanya dengan azab yang pedih.” (QS. Luqman: 6-7)

Ibnu Mas’ud ditanya mengenai tafsir ayat tersebut, lantas beliau –radhiyallahu ‘anhu- berkata,

الغِنَاءُ، وَالَّذِي لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، يُرَدِّدُهَا ثَلاَث َمَرَّاتٍ.

“Yang dimaksud adalah nyanyian, demi Dzat yang tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi selain Dia.” Beliau menyebutkan makna tersebut sebanyak tiga kali. (Jami’ul Bayan fii Ta’wilil Qur’an, 20: 127)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِى أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh, benar-benar akan ada di kalangan umatku sekelompok orang yang menghalalkan zina, sutera, khamr, dan alat musik…” (HR. Bukhari)

Umar bin Abdul Aziz pernah menulis surat kepada guru yang mengajarkan anaknya, isinya adalah, ”Hendaklah yang pertama kali diyakini oleh anak-anakku dari budi pekertimu adalah kebencianmu pada nyanyian. Karena nyanyian itu berasal dari setan dan ujung akhirnya adalah murka Allah. Aku mengetahui dari para ulama yang terpercaya bahwa mendengarkan nyanyian dan alat musik serta gandrung padanya hanya akan menumbuhkan kemunafikan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan. Demi Allah, menjaga diri dengan meninggalkan nyanyian sebenarnya lebih mudah bagi orang yang memiliki kecerdasan daripada bercokolnya kemunafikan dalam hati.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,

اللَّهُمَّ إلَّا أَنْ يَكُونَ فِي سَمَاعِهِ ضَرَرٌ دِينِيٌّ لَا يَنْدَفِعُ إلَّا بِالسَّدِّ

“Demi Allah, bahkan mendengarkan nyanyian (atau alat musik) adalah bahaya yang mengerikan pada agama seseorang, tidak ada cara lain selain dengan menutup jalan agar tidak mendengarnya.” (Majmu’ Al Fatawa, 11:567)

Penutup

Tentu ada dosa-dosa lainnya yang menyebabkan runtuhnya Islam di Spanyol, namun musik memiliki peranan penting yang menjauhkan umat dari agamanya. Umat Islam tidak tahu mana tauhid dan mana syirik karena mereka tidak mempelajari agamanya. Tidak tahu tata cara ibadah yang benar, dll.

Apakah benar musik melalaikan dari mengingat Allah, Alquran, hadis, dan mempelajari agama? Silahkan kita jawab dengan amalan kita sehari-hari, manakah yang lebih banyak kita dengar atau hafal? Nyanyian, Alquran ataukah hadis?

Banyak orang tertawa, merinding, terenyuh, bahkan menangis ketika mendengar musik, tapi sedikit yang merasakan hal yang sama ketika mendengarkan Alquran.

Sumber:
– Muqaddimah Ibnu Khaldun
– www.saudiaramcoworld.com/issue/200407/flight.of.the.blackbird-.compilation.htm
– muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/saatnya-meninggalkan-musik.html

Oleh Nurfitri Hadi

Sumber : https://kisahmuslim.com/4308-musik-menyebabkan-runtuhnya-islam-di-andalusia.html

.

Selasa, 23 Januari 2024

بسم الله الرحمن الرحيمDemi ALLAH Demi ALLAH sekali lagi Demi ALLAH Ustadz Abu Mas'ud Su'udi yang banyak disebut sebagai Ustadz Abu Mas'ud Lamongan di salah satu rekaman kajian Subulussalam Syarh Nawaqidul Islam nya pernah mengatakan tentang suffiyah munafikin di zaman penjajahan belanda di nusantara mereka suffiyah munafikin mengikuti siapa saja yang menang tidak peduli apakah itu kafirin atau Muslimin

بسم الله الرحمن الرحيم

Demi ALLAH Demi ALLAH sekali lagi Demi ALLAH Ustadz Abu Mas'ud Su'udi yang banyak disebut sebagai Ustadz Abu Mas'ud Lamongan di salah satu rekaman kajian Subulussalam Syarh Nawaqidul Islam nya pernah mengatakan tentang suffiyah munafikin di zaman penjajahan belanda di nusantara mereka suffiyah munafikin mengikuti siapa saja yang menang tidak peduli apakah itu kafirin atau Muslimin

بسم الله الرحمن الرحيم Apa-apan kata barbar ini didefinisikan sebagai seseorang atau kelompok yang tidak beradab, seringkali ditandai dengan sifat kasar dan kejam dan kata barbar ini di istilah kan sebagai umumnya digunakan sebagai generalisasi yang berdasarkan stereotip yang telah berkembang dalam masyarakat.Justru ada Al-Haq (kebenaran) bahwa zaman dahulu ada banyak muslimin dari suku babar/barbar yang ikut Jihad Fisabilillah membebaskan/menaklukkan Andalus bersama Thoriq bin Ziyad رحمه الله

بسم الله الرحمن الرحيم 

Apa-apan kata barbar ini didefinisikan sebagai seseorang atau kelompok yang tidak beradab, seringkali ditandai dengan sifat kasar dan kejam dan kata barbar ini di istilah kan sebagai umumnya digunakan sebagai generalisasi yang berdasarkan stereotip yang telah berkembang dalam masyarakat.

Justru ada Al-Haq (kebenaran) bahwa zaman dahulu ada banyak muslimin dari suku babar/barbar yang ikut Jihad Fisabilillah membebaskan/menaklukkan Andalus bersama Thoriq bin Ziyad رحمه الله

Senin, 22 Januari 2024

Ikhwan salafi kalau mau belajar mazhab pilih guru yang lurus tauhid & akidahnya. Karena para imam mazhab sendiri, seperti Malik, Syafi'i & Ahmad masing-masing mereka lurus tauhid & akidahnya. Kalau harus belajar dari guru yang bermasalah tauhid & akidahnya udah diem2 aja jangan dibangga2in, dipromosiin, foto2 dll. Jelek tau! Apa berarti ente membanggakan seorang ahlul bid'ah?! Apa gak kuatir kena peringatan yang mengatakan "telah menolong dalam penghancuran Islam"?! Terus kalau ada yang jelasin kesesatan guru ente jangan baper (bawa perasaan) atau malah ngebelain kalau kritiknya benar & pake bukti. Ente kudunya bersyukur. Karena ada yamg berani pasang badan. Apa ente gak takut jadi belain kesyirikan, kalau guru ente keliru dalam hal tauhid terus ente bela?! Jangan jadi korban-korban baru tamazhub jadid: syawafi' judud atau hanabilah judud! Waspada aja.Dinukil dari : Ustadz Jafar Shalih وفقه اللهTanggal : 13 Januari 2024Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0KiJ8CfqFhvTu9ywMXJ9vZSqj3s9AfTFkWWr2Ly79p3mcybh89cQ9R9FNhSBWSP5il&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Ikhwan salafi kalau mau belajar mazhab pilih guru yang lurus tauhid & akidahnya. Karena para imam mazhab sendiri, seperti Malik, Syafi'i & Ahmad masing-masing mereka lurus tauhid & akidahnya. Kalau harus belajar dari guru yang bermasalah tauhid & akidahnya udah diem2 aja jangan dibangga2in, dipromosiin, foto2 dll. Jelek tau! Apa berarti ente membanggakan seorang ahlul bid'ah?! Apa gak kuatir kena peringatan yang mengatakan "telah menolong dalam penghancuran Islam"?! 

Terus kalau ada yang jelasin kesesatan guru ente jangan baper (bawa perasaan) atau malah ngebelain kalau kritiknya benar & pake bukti. Ente kudunya bersyukur. Karena ada yamg berani pasang badan. Apa ente gak takut jadi belain kesyirikan, kalau guru ente keliru dalam hal tauhid terus ente bela?! Jangan jadi korban-korban baru tamazhub jadid: syawafi' judud atau hanabilah judud! Waspada aja.

Dinukil dari : Ustadz Jafar Shalih وفقه الله
Tanggal : 13 Januari 2024
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0KiJ8CfqFhvTu9ywMXJ9vZSqj3s9AfTFkWWr2Ly79p3mcybh89cQ9R9FNhSBWSP5il&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

ابن كثير يصف بغداد بعد سقوطها على يد التتار .قال : بدلت بعد تلاوة القرآن بالألحان، وبعد سماع الأحاديث بدروس الفلسفة، وبعد الرئاسة والنباهة بالخساسة والسفاهة. وما أصابهم إلا ببعض ذنوبهم وما ربك بظلام للعبيد- البداية والنهاية ( ۱۰۷/۱۰) -====Al-Imam Ibnu Katsir رحمه الله menggambarkan kondisi Baghdad setelah kejatuhannya di tangan Tatar:"Tilawah alQuran digantikan dengan senandung nyanyian, pelajaran hadits diganti dengan pelajaran filsafat, kepemimpinan dan dan kecerdasan digantikan oleh kerendahan dan kebodohan. Dan apa yang menimpa mereka disebabkan oleh sebagian dosa mereka. Sedangkan Rabbmu tidak mungkin berlaku zhalim kepada hamba-hambaNya."_Seakan hari ini kita melihat Baghdad di masa itu mengulang kisah kelamnya.نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والآخرةDinukil dari : Abu Muhammad Asysyakir وفقه اللهTanggal : 21 Januari 2024Sumber :https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02NSecN5fCa4c3jnQT9nxBsx4kH3mnMXnRUtHB1PQzxSLY4ZfNLafy8M659hKaSn7fl&id=100051653378484&mibextid=Nif5oz

ابن كثير يصف بغداد بعد سقوطها على يد التتار .

قال : بدلت بعد تلاوة القرآن بالألحان، وبعد سماع الأحاديث بدروس الفلسفة، وبعد الرئاسة والنباهة بالخساسة والسفاهة. وما أصابهم إلا ببعض ذنوبهم وما ربك بظلام للعبيد

- البداية والنهاية ( ۱۰۷/۱۰) -

====

Al-Imam Ibnu Katsir رحمه الله menggambarkan kondisi Baghdad setelah kejatuhannya di tangan Tatar:

"Tilawah alQuran digantikan dengan senandung nyanyian, pelajaran hadits diganti dengan pelajaran filsafat, kepemimpinan dan dan kecerdasan digantikan oleh kerendahan dan kebodohan. Dan apa yang menimpa mereka disebabkan oleh sebagian dosa mereka. Sedangkan Rabbmu tidak mungkin berlaku zhalim kepada hamba-hambaNya."
_

Seakan hari ini kita melihat Baghdad di masa itu mengulang kisah kelamnya.

نسأل الله السلامة والعافية في الدنيا والآخرة

Dinukil dari : Abu Muhammad Asysyakir وفقه الله
Tanggal : 21 Januari 2024
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02NSecN5fCa4c3jnQT9nxBsx4kH3mnMXnRUtHB1PQzxSLY4ZfNLafy8M659hKaSn7fl&id=100051653378484&mibextid=Nif5oz

📖"Pelajaran dari Thufan Al-Aqsha: Restorasi Gagasan Basis Aman Bagi Gerakan Islam dan Bekerja Secara TerbukaOleh: Syeikh Umar Mahmud Abu Umar Abu Qatadah Al-Falestini hafizhahullahPelajaran yang nampak pada peristiwa Thufan Al-Aqsha; bahwa tanzhim-tanzhim siri (organisasi-organisasi klandestin) berhaluan ahlus sunah wal jamaah yang beroperasi di negara yang dikuasai oleh tirani tidak berhasil meraih tujuan. Mayoritasnya gagal dan bubar. Mereka yang sukses meraih tujuan secara kualitatif dan kuantitatif hanya tanzhim yang berhasil menguasai sebagian teritorial.Dengan kehadiran wilayah dalam kendali, mereka menemukan kemampuan tinggi untuk kapasitas produksi dan pengembangan, pengorganisasian secara profesional, militerisasi dan mobilisasi. Kehadiran teritorial pada eksperimen gerakan Islam kontemporer akan merealisasikan tujuan tanzhim. Alasannya adalah kembali pada objektivitas perkara ini yaitu kebutuhan primer akan basis aman untuk membangun amal Islami. Terdapat sebab lain kegagalan kebanyakan tanzhim yaitu berkaitan dengan karakter Sunni. Ahlus sunah sepanjang sejarah selalu hidup di masyarakat secara terbuka tidak melakukan taqiyah dan siriyah (kerahasiaan) karena tidak dibutuhkan. Tidak seperti kelompok-kelompok minoritas, mereka semua melakukan taqiyah sebab itu mereka sukses mengendalikan lembaga-lembaga di negeri Islam. Sedangkan ahlu sunah yang mayoritas, tidak cocok bekerja secara siriyah padahal kerahasiaan merupakan keharusan bekerja di bawah otoritas rezim.Lalu apa kekuatan Sunni?Kekuatan Sunnah ada pada jumlahnya, kekuatan mobilisasi, oleh karena itu dari sinilah perlunya suatu gagasan untuk melakukan perubahan. Umat ini tidak kekurangan pemimpin dan orang-orang hebat. Mereka tumbuh dalam lingkungan dan karakter terbuka. Tidak ada pemimpin ahlus sunah yang tumbuh dalam lingkungan rahasia dan tertutup. Hanya kelompok lain yang tumbuh dalam lingkungan rahasia dan tertutup.Tulisan ini bukan pengabaian mengenai pentingnya bekerja secara klandestin, melainkan sebuah analisis terhadap realitas kita sejak munculnya negara tirani, keadaan tanzhim-tanzhim dan kebutuhan teritorial yang aman bagi amal Islam.Fitrah kaum Sunni menekankan dakwah kepada Allah, amar ma’ruf nahi munkar, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya mendorongnya bekerja secara terbuka, menggalang komunitas besar, publikasi dan penerangan. Fakta ini bertentangan dengan pekerjaan secara rahasia. Peristiwa-peristiwa besar kontemporer yang digerakkan oleh ahlus sunah tercapai karena penggalangan massa terbuka, yang pemimpinnya lahir dari masyarakat terbuka dan hidup bersama mereka. Sangat perlu sebuah teritorial aman untuk membangun amal Islami yang memiliki pengaruh dan bisa melakukan perubahan seperti kasus Gaza, Hamas dan Brigade Al-Qassam. Sedangkan kasus Taliban, tidak membatalkan gagasan ini justru menguatkannya karena keduanya hasil dari produksi gerakan yang luas.Gagasan pemikiran ini perlu kajian lebih mendalam.Penerjemah: Zen Ibrahim hafizhahullah, Rabu 1 Jumadil Awal 1445"https://t.me/pustakaqolbunsalim/1625https://t.me/mfebby_angga/3268.

📖"Pelajaran dari Thufan Al-Aqsha: Restorasi Gagasan Basis Aman Bagi Gerakan Islam dan Bekerja Secara Terbuka

Oleh: Syeikh Umar Mahmud Abu Umar Abu Qatadah Al-Falestini hafizhahullah

Pelajaran yang nampak pada peristiwa Thufan Al-Aqsha; bahwa tanzhim-tanzhim siri (organisasi-organisasi klandestin) berhaluan ahlus sunah wal jamaah yang beroperasi di negara yang dikuasai oleh tirani tidak berhasil meraih tujuan. Mayoritasnya gagal dan bubar. Mereka yang sukses meraih tujuan secara kualitatif dan kuantitatif hanya tanzhim yang berhasil menguasai sebagian teritorial.

Dengan kehadiran wilayah dalam kendali, mereka menemukan kemampuan tinggi untuk kapasitas produksi dan pengembangan, pengorganisasian secara profesional, militerisasi dan mobilisasi. Kehadiran teritorial pada eksperimen gerakan Islam kontemporer akan merealisasikan tujuan tanzhim. Alasannya adalah kembali pada objektivitas perkara ini yaitu kebutuhan primer akan basis aman untuk membangun amal Islami. 

Terdapat sebab lain kegagalan kebanyakan tanzhim yaitu berkaitan dengan karakter Sunni. Ahlus sunah sepanjang sejarah selalu hidup di masyarakat secara terbuka tidak melakukan taqiyah dan siriyah (kerahasiaan) karena tidak dibutuhkan. Tidak seperti kelompok-kelompok minoritas, mereka semua melakukan taqiyah sebab itu mereka sukses mengendalikan lembaga-lembaga di negeri Islam. Sedangkan ahlu sunah yang mayoritas, tidak cocok bekerja secara siriyah padahal kerahasiaan merupakan keharusan bekerja di bawah otoritas rezim.

Lalu apa kekuatan Sunni?

Kekuatan Sunnah ada pada jumlahnya, kekuatan mobilisasi, oleh karena itu dari sinilah perlunya suatu gagasan untuk melakukan perubahan. Umat ini tidak kekurangan pemimpin dan orang-orang hebat. Mereka tumbuh dalam lingkungan dan karakter terbuka. Tidak ada pemimpin ahlus sunah yang tumbuh dalam lingkungan rahasia dan tertutup. Hanya kelompok lain yang tumbuh dalam lingkungan rahasia dan tertutup.

Tulisan ini bukan pengabaian mengenai pentingnya bekerja secara klandestin, melainkan sebuah analisis terhadap realitas kita sejak munculnya negara tirani, keadaan tanzhim-tanzhim dan kebutuhan teritorial yang aman bagi amal Islam.

Fitrah kaum Sunni menekankan dakwah kepada Allah, amar ma’ruf nahi munkar, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya mendorongnya bekerja secara terbuka, menggalang komunitas besar, publikasi dan penerangan. Fakta ini bertentangan dengan pekerjaan secara rahasia. Peristiwa-peristiwa besar kontemporer yang digerakkan oleh ahlus sunah tercapai karena penggalangan massa terbuka, yang pemimpinnya lahir dari masyarakat terbuka dan hidup bersama mereka. 

Sangat perlu sebuah teritorial aman untuk membangun amal Islami yang memiliki pengaruh dan bisa melakukan perubahan seperti kasus Gaza, Hamas dan Brigade Al-Qassam. Sedangkan kasus Taliban, tidak membatalkan gagasan ini justru menguatkannya karena keduanya hasil dari produksi gerakan yang luas.

Gagasan pemikiran ini perlu kajian lebih mendalam.

Penerjemah: Zen Ibrahim hafizhahullah, Rabu 1 Jumadil Awal 1445"

https://t.me/pustakaqolbunsalim/1625

https://t.me/mfebby_angga/3268

.

بسم الله الرحمن الرحيم Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa terkecuali dan seluruh pendidikan jahiliyah walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,Taman Kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" tanpa terkecuali sudahkah kalian benar-benar berusaha mati-matian atau bisa dibilang berusaha maksimal ber amar makruf nahi mungkar ber dawkah terkait madrosah jahiliyah tanpa terkecuali pendidikan jahiliyah tanpa terkecuali walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,taman kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" ?Kalau kalian tidak menjalankan amar makruf nahi mungkar dakwah terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah lalu kenapa?Kalian meremehkan keburukan ini?Kalian cinta sama madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah yang di murkai dan dibenci oleh ALLAH hanya karena kalian belajar ilmu yang menentang Islam di sana?Kalian takut sama penguasa tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama orang tua kalian tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama makhluk yang pasti diciptakan oleh ALLAH tapi tidak takut sama ALLAH saja?Kalian berada di atas jalannya ulama su'u termasuk ulama su'u ummah dan ulama su'u daulah ?Takutlah kepada ALLAH saja dan ber amar makruf nahi mungkar lah dengan ilmu dan ber dakwah lah dengan ilmu Islam terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah pastinya dengan tidak meninggalkan Jihad Fisabilillah Ber takwa dan ber tawakal lah kepada ALLAH saja dan kufuri lah thoghut dan beriman lah kepada ALLAHالله المستعان والله أعلم 18 Romadhon 1445 Hijriyahhttps://t.me/Manhaj_Muwahhid/4914===بسم الله الرحمن الرحيم تقييم الشيخ المحدث مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله للمدارس الجاهلية والتعليم الجاهليةPenilaian Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله terhadap madrasah (sekolah) jahiliyah sekaligus pendidikan jahiliyah 🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4544https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4545https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4546https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4547===بسم الله الرحمن الرحيمPerkataan dari Asy-Syaikh Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله dan Ustadz Abul Mundzir Jafar Shalih وفقه الله dan Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron وفقه الله dan Ustadz Yulian Purnama وفقه الله dan Ustadz Hafzan El Hadi وفقه الله ini juga membahas beberapa مدرسة (sekolah) jahiliyah pendidikan jahiliyah dan lainnya الله المستعانوالله أعلم🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4339https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4340https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4341https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4342https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4343https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4344https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4345https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4347

بسم الله الرحمن الرحيم  Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa t...