Sabtu, 30 September 2023

Walau kita memiliki kecondongan kepada pendapat ulama mana yang kita ikuti terkait puasa Arafah, namun bukan gaya kita untuk nge-gas kepada sesiapa saja yang berbeda dengan kita dalam urusan fiqih yang luwes, para ulama pun berbeda pendapat tentangnya. Nge-gaslah dalam bimbingan ilmu terkait urusan aqidah, terhadap musyrikin, sekurelis dan kafirin. Mereka yang berbeda pilihan fiqih denganmu adalah saudara seimanmu. Ia bukan Ade Armando atau Abu Janda.

Walau kita memiliki kecondongan kepada pendapat ulama mana yang kita ikuti terkait puasa Arafah, namun bukan gaya kita untuk nge-gas kepada sesiapa saja yang berbeda dengan kita dalam urusan fiqih yang luwes, para ulama pun berbeda pendapat tentangnya. 

Nge-gaslah dalam bimbingan ilmu terkait urusan aqidah, terhadap musyrikin, sekurelis dan kafirin. Mereka yang berbeda pilihan fiqih denganmu adalah saudara seimanmu. Ia bukan Ade Armando atau Abu Janda.

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 9 Juli 2022
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid033bAzRi3UCyPuPcpW6BZEBSs4asUFRHeKZWPu4NfnRjLiGs56xQod3P88Qwuudubml&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

SYAIKH SYAFI'IYYAH MESIR & SHALAWAT KUFUR MUTHALSAM!

SYAIKH SYAFI'IYYAH MESIR & SHALAWAT KUFUR MUTHALSAM! 

Julukan Syeikh Syafi'iyyah zaman ini disandangkan kepada Abdul Aziz Asy-Syahawi, seorang guru besar di Universitas Islam Al Azhar dan Masjid Jami' Al Azhar, Mesir. Lahir tahun 1945 dan saat ini berusia 78 tahun. 

Pada tanggal 15-29 Juli tahun lalu ia melakukan sejumlah safari dakwah ke 17 pesantren NU di Indonesia. 

Belakangan namanya menjadi perbincangan akibat shalawat "nyeleneh" yg ia populerkan. Shalawat ini dikenal berasal dari Ibnu Arabi, pencetus ajaran hululiyah yang kafir. 

Shalawat ini dikenal dengan "Shalawat Muthalsam". Di dalamnya terdapat sejumlah kekufuran yg terang. Diantaranya mensifati Nabi Muhammad Saw dengan sifat Lahut & Nasut yang populer di kalangan ekstrimis sufi=Al Hallaj. 

Apakah Lahut & Nasut itu? 
Lahut berasal dari perkataan ilah (tuhan) yang berarti keilahian atau ketuhanan. Kemudian nasut berasal dari kata nas (manusia) yang berarti memiliki sifat kemanusiaan. Dalam pandangan al-Hallaj, Tuhan memiliki lahut dan nasut. Demikian pula manusia memiliki lahut dan nasut. Lahut Tuhan adalah zat Allah yang ghaibul ghuyub, sedangkan nasut Tuhan adalah roh Allah yang ditiupkan ke dalam tubuh manusia. Lahut manusia adalah roh Allah yang ditiupkan kepada manusia; sedangkan nasut manusia ialah sifat kemanusiaan manusia. (Lihat: Abdul Aziz bin Hamd, Minhatul-Qarib al-Mujib, juz I, halaman 158).

Lihat videonya disini :
https://youtu.be/5OmatKhPThc?si=JDs-It4YhKRrB5G8

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 30 September 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2012510005780983&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Hakikat dakwah ahlus sunnah

Hakikat dakwah ahlus sunnah
---------

Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah : 

Kita tidak akan membiarkan aqidah kita melemah serta hilang tertutupi oleh berbagai pemikiran, aliran-aliran dan sekte-sekte yang batil, bahkan kita harus menyingkap dan menjelaskannya ke khalayak. Ridhalah orang yang merestui, meradanglah orang yang meradang dan kita tidak peduli. 

Kita tidak menginginkan mengumpulkan manusia di atas kebatilan, yang kita inginkan hanyalah mengumpulkan mereka di atas kebenaran. Oleh karena itu Al-Iman Malik rahimahullah berujar : "Generasi belakangan umat ini tidak akan menjadi baik hingga mengikuti apa yang telah menjadikan baik pada generasi awalnya". Maka dakwah apa saja dan perbaikan apa saja yang tidak dibangun atas landasan aqidah serta tidak memperbaiki aqidah maka dakwah tersebut berarti gagal, hanya merusak dan tidak memperbaiki keadaan. Inilah yang wajib diketahui oleh seorang muslim. 

Maka dari sini jelaslah bahwa wajib bagi kaum muslimin untuk memperhatikan aqidah yang benar dengan menghafalnya, mempelajarinya, mengajarkannya dan menyebarkannya di tengah-tengah masyarakat hingga seruan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam hidup di tengah-tengah mereka, beliau bersabda : "Sesungguhnya aku meninggalkan untuk kalian yang jika kalian berpegang teguh dengannya, maka kalian tidak akan tersesat sepeninggalku kelak : kitabullah dan sunnahku". 

Maka jika kita melupakan hal tersebut dan kita hanya menginginkan persatuan umat di atas selain aqidah, maka ini adalah upaya yang sia-sia karena tidak ada yang dapat menyatukan qalbu melainkan hanyalah aqidah yang shahihah yang diambil dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam.

Diterjemahkan dari Mashadiruna fi Talaqqi Al-'Aqidah halaman 20-21

http://t.me/kajiankitabulama

Saya jawab, yang tidak mengkafirkan Wazir zindik tersebut imma orang yang tidak tahu sama sekali sepak terjang si Wazir zindik atau sudah mengetahui namun ia ternyata mubtadi' murji' yang sesat menyesatkan

Beberapa hari yang lalu saya di"wawancarai" oleh seseorang yang katanya utusan beberapa kawannya, intinya mau Tabayyun apakah saya benar terindikasi khawarij karena mengkafirkan si Wazir zindik ? 

Saya jawab, yang tidak mengkafirkan Wazir zindik tersebut imma orang yang tidak tahu sama sekali sepak terjang si Wazir zindik atau sudah mengetahui namun ia ternyata mubtadi' murji' yang sesat menyesatkan.

Telah banyak videonya pernyataan si zindik ini sendiri yang menceritakan perjalanan religinya sedari kecil di Aceh, ia memberi kata sambutan buku Syi'ah yang menyanggah buku kesesatan syiah oleh MUI yang berjudul "Syiah berbicara tentang Syi'ah". Kemudian setelah pensiun ia aktif berceramah ke sana kemari mengkampanyekan bahwa semua agama adalah rahmat. 

Setelah ia menjadi wazir ?
Ia langsung mengumandangkan genderang perang terhadap islamis yang ia tuduh radikal, mulai dari ancaman-ancaman terhadap ASN bercelana cingkrang, bercadar, menuduh Hafizh Al-Qur'an sebagai ciri radikal, anak Shalih good Looking sebagai radikal, dan ASN yang pro syari'at karena lebih mencintai kekhilafan. 

Kalau hal-hal diatas bisa saja di takwilkan dengan "oh bisa jadi dia tidak membenci itu, tapi karena bla bla....". Lantas bagaimana dengan berbagai pernyataannya yang mengatakan bahwa mengkafirkan agama lain adalah ciri radikal ? Ia pun mengecam salam anak TK "Islam Yes, Kafir No" dengan sebutan penanaman bibit radikal. Belum lagi upacapannya yang menyatakan semua agama adalah rahmat. 

Siapa saja yang memahami Aqidah dasar sekalipun ia akan paham bahwa ini adalah kekufuran. Asy-Syaikh Muhammad bin 'Abdil Wahhab rahimahullah menyatakan dalam Nawaqidh al-Islam "Barang siapa yang tidak mengkafirkan orang kafir, atau ragu terhadap kekafiran mereka, atau malah justru membenarkan agama mereka maka ia kafir berdasarkan ijma'." Tidak mengkafirkan agama selain Islam saja kafir, lantas bagaimana dengan yang melarang mengkafirkan ? 

Apa udzurnya ? 
Apakah ia hidup dalam keadaan terisolasi dari kaum muslimin sehingga sama sekali tidak bisa menghilangkan ketidaktahuannya terhadap Islam ? 
Ajaib, sudah diberikan udzur, ia pun dikatakan sebagai Ulil Amri ? What ?! Sudah mereka terpapar irja' karena tetap menganggap si zindik sebagai saudara muslimnya, mereka pun dengan mudah menyematkan "Takfiri, khawarij" kepada yang mengkafirkan si zindik, tanpa udzur tentunya. Padahal khawarij sang anjing-anjing neraka mengkafirkan kaum muslimin yang melakukan dosa besar non pembatal keislaman. Giliran si zindik di kasi udzur 

Para masyaikh kita pun berselisih pendapat apakah menteri termasuk ulil amri, anggaplah kita mengambil pendapat yang menyatakan masuk. Apakah si zindik ini anda anggap sebagai Ulil amri ? Allahul Musta'an. Asy-Syaikh Bin Baz dengan tegas menyatakan di Subulussalam bahwa Ulil Amri ialah yang hanya menerapkan hukum Allah, mengilzam rakyatnya untuk berhukum dengan hukum Allah, dan memberikan sangsi bagi sesiapa saja yang menyelisihinya. 

Sebenarnya saya tidak heran dengan kelakuan mereka ini yang menganggap si Wazir zindik sebagai Ulil Amri, tempo hari pengelola blog asli ora mutu yang berada di salah satu pesantren di Bandung pun menyatakan bahwa Ahok (ketika menjabat Gubernur DKI) sebagai Ulil Amri. Mereka ini memang satu kolam kesesatan, diantara mereka tahun lalu tidak mengkafirkan seseorang yang memakai salib, duduk di gereja mendengarkan petuah pastur sambil mengepalkan tangan. Bahkan yang mengaku Nabi pun tidak dikafirkan oleh sesama penghuni kolam kesesatan tersebut dengan alasan bisa jadi ada syubhat.

Sepertinya saya mulai tertarik kembali membahas ini jika ada yang meresponnya.

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 8 Oktober 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1078638362590141&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

[2017] [ Siapa Kawan Seperjuangan Itu ? ]

[2017] [ Siapa Kawan Seperjuangan Itu ? ]

Dari Muhammad bin Abdulwahhab.
Kepada Abdurrahman bin Rabi'ah sallamahullah ta'ala :
Surat anda telah saya terima, dimana anda bertanya tentang banyak hal. Anda katakan bahwa niat anda adalah mengikuti kebenaran. Diantara hal - hal tersebut : Perkara tauhid. 
Bukan hal yang samar bahwa tatkala Nabi mengutus Mu'adz ke Yaman, beliau berpesan : " Awal dakwahmu adalah mengajak mereka agar mentauhidkan Allah. Jika mereka memenuhi ajakanmu ini, maka ajarkan bahwa Allah mewajibkan lima sholat atas mereka dst ". Jika seseorang tidak didakwahi agar menunaikan sholat kecuali sesudah mengetahui tauhid dan tunduk kepadanya, maka bagaimana lagi dengan perkara - perkara cabang yang diperselisihkan ulama ??.
Ketahuilah, tauhid yang didakwahkan para rasul dari rasul pertama hingga terakhir adalah mengesakan Allah dalam semua ibadah, tidak ada hak sedikitpun bagi malaikat maupun nabi terlebih selain keduanya. Oleh karenanya tidak ada doa kecuali hanya kepadaNya, sebagaimana Dia berfirman:

وأن المساجد لله فلا تدعوا مع الله أحدا

(( Masjid masjid itu adalah milik Allah maka jangan kalian berdoa kepada seorangpun disekutukan dengan Allah )).
Maka, barangsiapa siang - malam beribadah kepada Allah, namun kemudian ia berdoa kepada nabi atau wali disisi kuburnya, berarti ia telah mengangkat dua ilâh, ia tidak bersyahadat lâ ilâha illallâh. Karena ilâh adalah yang ditujukan kepadanya doa. Contohnya praktik musyrikun dizaman ini disisi kubur Zubair atau Abdulkadir atau yang lain. Dan contoh lain lagi, praktik disisi kubur Zaid dan lainnya.
Dan maka barangsiapa yang menyembelih seribu hewan kurban lillâh, kemudian menyembelih binatang dikorbankan untuk nabi atau yang lain, berarti ia telah mengangkat dua ilâh, sebagaimana Allah firmankan :

قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين.

(( Katakanlah, sesungguhnya sholatku, sembelihanku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah pencipta seluruh makhluk dst )).
Nusuki artinya sembelihan.
Begitulah seterusnya, anda analogikan sendiri.
Barangsiapa mengikhlaskan seluruh ibadahnya lillâh dan tidak berbuat kesyirikan didalamnya, dialah yang bersyahadat lâ ilâha illallâh.
Dan barangsiapa yang beribadah kepada selain Allah ia sekutukan denganNya, maka ia adalah musyrik, ingkar terhadap ucapannya lâ ilâha illallâh.
Kesyirikan yang telah dibicarakan oleh Allah ini, sekarang merajalela dibelahan bumi timur dan barat. Kecuali para ghuraba yang telah disebut sebut dalam hadits, dan betapa sedikitnya mereka ini.
Persoalan ini tidak ada silang pendapat dikalangan ulama dari semua madzhab. Sebagai buktinya, cermatilah bab hukum murtad yang dimuat disetiap kitab madzhab. Cermati setiap point yang mereka paparkan, yang menjadikam seorang muslim murtad, halal jiwa dan hartanya. Diantaranya, barangsiapa yang menetapkan perantara antara dirinya dgn Allah, bagaimana dlm kitab Iqna' dihikayatkan ijma' akan kemurtadannya, kemudian cocokkan dengan apa yang disebutkan ulama dalam kitab mereka. Jika anda temukan ada silang pendapat dalam kasus ini maka tunjukkan kepada saya. Namun jika ijma ini menurut anda shahih, yaitu kafirnya pelaku ini atau yang menyetujui atau yang membelanya, maka ketahuilah, bahwa Muwais, Ibnu Ismail dan Ahmad bin Yahya di tempat kami telah mengingkari tauhid ini serta bara'ah darinya dan dari ahlinya, sekarang ini mereka sedang giat menghalangi orang darinya.
Jika anda istiqamah diatas tauhid ini, mengetahuinya dan mendakwahkannya dengan memusuhi mereka, terutama Ibnu Yahya, tokoh mereka paling najis dan paling berat kafirnya, juga anda bersabar atas rintangannya, maka anda akhuna wa habibuna. Kemudian hal - hal yg anda sebutkan layak kita diskusikan. Namun jika anda tidak istiqamah diatas ilmu dan amal tauhid ini, dan tidak memperjuangkannya, maka hal - hal tersebut tidak perlu kita diskusikan. Wallahu a'lam. ( Ad Durar 10/60 - 62 )

Oleh : Ustadz Jabir Abu Unaisah 
Tanggal : 30 September 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02LBKCyCWzjbUfuZHicuM34g6yx9KY6Hz7wPXtEokYymB9DTjMW7HZfL7xazXCnZGbl&id=100015685594811&mibextid=Nif5oz

kebiasaan fanatikus syeh alamah muhammad imam ma'bar kalo disentil persodaraan seagama syehnya dengan syiah rafidah #houti yaman, buru buru posting bantahan pakai video atau flyer peringatan dari bahaya takfiri yang gampang mengkafir kafirkan orang ... hizbiyah ... apa ga sadar kalo syiah sodara seagama syeh mereka itu adalah gerombolan takfiriyin paling rusak sejak lahir ?!! atau malah jangan jangan syeh dan ustaz mereka selama ini menutup nutupi akidah syiah houti ??!.

kebiasaan fanatikus syeh alamah muhammad imam ma'bar kalo disentil persodaraan seagama syehnya dengan syiah rafidah #houti yaman, buru buru posting bantahan pakai video atau flyer peringatan dari bahaya takfiri yang gampang mengkafir kafirkan orang ... hizbiyah ... apa ga sadar kalo syiah sodara seagama syeh mereka itu adalah gerombolan takfiriyin paling rusak sejak lahir ?!! atau malah jangan jangan syeh dan ustaz mereka selama ini menutup nutupi akidah syiah houti ??!.

Oleh : Ustadz Jabir Abu Unaisah 
Tanggal : 30 September 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02RSzcshfH5ju9WVQU65xLjZCs1xqHKkFRV2feANmjDMh3YWzYUVwXQTR4emv6Sf3El&id=100015685594811&mibextid=Nif5oz

Dakwah yang sesuai manhaj para Nabi

Dakwah yang sesuai manhaj para Nabi ialah mengajak ummat kepada Tauhid, mentahdzir berbagai jenis kesyirikan dan pelakunya, Sekulerisme, pluralisme, dan berbagai bid'ah yang mengeluarkan pelakunya dari ahlis Sunnah, mengajak ummat mengerjakan shalat, membayar zakat.

Adapun dakwah yang tidak becus dan melenceng dari manhaj Nabi, dakwah mereka hanya fokus sopikoh musopikoh, tahdzir-tahdziran pada perkara yang bukan ushul. Andaipun mereka bicara tauhid, porsinya hanya 20-30%, 70-80% dakwah mereka hanya membuat bising dan melantur. Jangan tertipu dengan banyaknya pengikut mereka, jauhi dan ingatkan ummat !

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 16 Agustus 2019
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=746254429161871&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Seseorang yang belajar Ushul fiqih dasar saja semisal Al-Waraqat atau Ushul min 'ilmil Ushul ia akan memahami hakikat Mufti serta tidak bermudah-mudah menyebut ustadz Fulan sebagai Mufti

Seseorang yang belajar Ushul fiqih dasar saja semisal Al-Waraqat atau Ushul min 'ilmil Ushul ia akan memahami hakikat Mufti serta tidak bermudah-mudah menyebut ustadz Fulan sebagai Mufti. Sebaliknya, seseorang walaupun ia telah didampuk menjadi ustadz sekalipun, ia harus senantiasa mengetahui kadar dirinya, bahwa ia bukanlah Mufti yang syarat-syarat sangat ketat untuk memberikan fatwa. Ibnul Qayyim rahimahullah pernah bertanya kepada gurunya Syaikhul Islam Ibn Taimiyah Rahmatullah 'alaihima, "Apakah untuk berfatwa perlu lisensi (pengakuan ulama besar bahwa berhak berfatwa) ?" Maka Syaikhul Islam menjawab, "Tukang roti dan juru masak saja perlu lisensi, lalu apakah untuk berfatwa tidak perlu ?!"

Ibnu Qayyim telah mewanti-wanti hal ini akan munculnya Mufti jadi-jadian yang dengan fatwanya yang palsu hanya menimbulkan kerusakan, dan ia pun berdosa karena telah berbicara tanpa ilmu. Beliau berujar di I'lamul Muwaqqi'in jilid ke 4 hal. 217 :

من أفتى الناس وليس بأهل للفتوى فهو آثم عاص، ومن أقره من ولاة الأمر على ذلك فهو آثم أيضاً . قال أبو الفرج ابن الجوزي ـ رحمه الله ـ: ويلزم ولي الأمر منعهم، كما فعل بنو أمية، وهؤلاء بمنزلة من يدل الركب وليس له علم بالطريق، وبمنزلة الأعمى الذي يرشد الناس إلى القبلة، وبمنزلة من لا معرفة له بالطب وهو يطب الناس، بل هو أسوأ حالاً من هؤلاء كلهم، وإذا تعين على ولي الأمر منع من لم يحسن التطبب من مداواة المرضى؛ فكيف بمن لم يعرف الكتاب والسنة ولم يتفقه في الدين؟!

"Barangsiapa yang berfatwa untuk ummat manusia sementara ia bukanlah ahli fatwa maka ia berdosa lagi durhaka. Apabila pemerintah membiarkannya berfatwa maka pemerintah juga turut berdosa juga. Abul Faraj Ibnul Jauzi telah menyatakan bahwa pemerintah harus mencegahnya, sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah Bani Umayyah. Mereka (para Mufti palsu) ini bagaikan seorang penunjuk jalan padahal ia sendiri tidak mengetahui arah jalan tersebut. 

Laksana orang yang tidak mengerti ilmu pengobatan namun ia tetap nekad mengobati pasien. Mereka ini termasuk diantara orang-orang yang paling buruk keadaannya. Jika pemerintah mengetahui perbuatan mereka, maka pemerintah berhak untuk melarang orang-orang yang tidak memahami seluk beluk pengobatan agar tidak membuka praktek pengobatan. Lantas bagaimana dengan orang yang tidak memahami secara mendalam Al-Qur'an dan Sunnah serta tidak faqih dalam urusan agama ?!"

Tambun Selatan, Jabar

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 15 Desember 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1135373566916620&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Mempelajari ilmu akidah itu sebaiknya di mulai secara syumuliy(mencakup seluruh pembahasan), jangan fokus di tauhid uluhiyah saja atau asma' wa shifaat saja atau rububiyah saja, Tapi usahakan mengkajinya secara keseluruhan

Mempelajari ilmu akidah itu sebaiknya di mulai secara syumuliy(mencakup seluruh pembahasan), jangan fokus di tauhid uluhiyah saja atau asma' wa shifaat saja atau rububiyah saja, Tapi usahakan mengkajinya secara keseluruhan.

Memang rata-rata kitab-kitab akidah ahlussunah sejak dahulu tidak pernah ditulis secar runut dari awal sampai akhir. Berbeda dengan kitab-kitab ahli kalam yg sudah disusun dari dahulu rapi dari awal sampai akhir pembahasan. 

Maka utk pemula lebih baik memulai pengkajian dengan kitab yg syumuuliy, yaitu membahas dari bab iman terhadap Allah sampai akhir iman terhadap qodho' dan qodar. 

Tentu banyak kitab-kitab kontemporer yg mewakili gaya penulisan syumuliy skrng. Untuk ulama rujukan kita ada kitab Syaikh Hamuud bin Uqlaa' asy-Syu'aibiy dengan kitabnya yg berjudul Mukhtasor Aqidah Ahlussunah wal jama'ah

Adapun fokus terhadap satu bab, seperti beberapa ikhwah fokus di bab asma' wa shifaat.. biasanya akan goncang ketika mendapat pembahasan di luar apa yg sering dia sering bahas. Misal pembahasan takdir, surga dan neraka, mukjizat dan karomah. 

Begitu pula beberapa kawan fokus di pembahasan berhukum dengan selain hukum Allah atau toghut, dan syirik hukum.. tp ketika membahas pembahasan akidah lainnya dia tidak paham.

Oleh : Ustadz Abu Musa Al-Mizzy حفظه الله 
Tanggal : 30 Oktober 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02VuuVPnu7fqrzY4BieBtsg2wCMakucMwBpY8A1saCc497snUp684CMv7jWkpnaCzVl&id=100000395379891&mibextid=Nif5oz

Jumat, 29 September 2023

pernyataan ngawur "kitab fikih saat ini merupakan produk perang salib"

Imam besar Istiqlal yang tidak pernah terdengar bacaan Al-Qur'an nya mengimami shalat di Istiqlal menyatakan bahwa kitab fikih saat ini merupakan produk perang salib. Pernyataannya ngawurnya seakan-akan isyarat besar bahwa sang imam besar sama sekali tidak pernah menamatkan pelajaran Tarikh Tasyri', atau jikalau dianggap sudah pernah, maka ia telah melupakan semuanya. 

Kitab-kitab fiqih saat ini merupakan hasil karya para raksasa keilmuan imam-imam madzhab yang jelas hidup pada era pra perang salib. Para ulama yang menulis kitab-kitab fiqih pasca perang salib pun tetap bersandar kepada para ulama mutaqaddimin baik dalam tabwib apalagi konten isinya sehingga masalah nawazil sekalipun diputuskan berdasarkan Ushul dan kaidah fiqih yang ditetapkan para ulama mutaqaddimin, dan mereka memiliki sanad yang bersambung kepada para ulama mutaqaddimin tersebut. 

Paparan sang imam besar ini hanyalah muqaddimah, natijahnya ialah cita-cita ahli batil di negeri ini yang hendak menggeser bahkan menyelewengkan berbagai hukum-hukum Islam untuk kemudian beralih kepada ..... (You know lah)

Telah luput dari sang imam besar Istiqlal bahwa ada produk yang sama sekali jauh dari nilai-nilai kearifan budaya lokal, apalagi dari aspek Islam, yaitu undang-undang positif thagut yang merupakan warisan penjajah kafir Belanda. Sang imam besar Istiqlal lupa bahwa uud yang selama ini diagung-agungkan, dianggap harga mati, final, tidak bisa diganggu gugat adalah murni produk impor para penjajah, yang telah membunuh, memerkosa, merampok, menyiksa, memperbudak negeri ini dengan keji selama ratusan tahun.

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله 
Tanggal : 14 Juni 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0oUKGkrfH3fgYo4kAbFkMJT29HVaxLQLYGMSBvYS3hz3gE7nPqp5b6nQ3VSR2DeRpl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Kamis, 28 September 2023

Perkataan yang dipenggal

Dai-dai penguasa sekuler kesannya kok memang jobdesk-nya seperti ini ya : membuat statement-statement ngawur. Mulai dari setan gondrong, kepala BPIP, dua orang ini dan lain-lainYa Allah, istirahatkanlah kami dari mereka semua

Dai-dai penguasa sekuler kesannya kok memang jobdesk-nya seperti ini ya : membuat statement-statement ngawur. Mulai dari setan gondrong, kepala BPIP, dua orang ini dan lain-lain

Ya Allah, istirahatkanlah kami dari mereka semua

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله 
Tanggal : 4 Mei 2021
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0Z8MR7hT4tFjWCZyi1h5HSDvXi4oepeMSnVdUx2xJnNpqtQp5cP9zMfUKB9y8bijZl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

utang pemerintah

Jumlah utang pemerintah per 1 Juni 2021 yang mencapai Rp 6.527,29 triliun, belum bunga ribanya yang dahsyat plus meruginya berbagai unit BUMN. PLN misalnya, sudah pemain tunggal alias tidak punya kompetitor plus mahal sekali bayarnya, tetap saja berhutang 500 triliun. KAI yang dikomisarisi Mbah SAS tetap aja merugi. Begitu juga dengan Pertamina yang dikomisarisi Ahok juga merugi. Negara juga merugi dengan perampokan besar-besaran oleh para koruptor dari partai penguasa yang sangat sekuler.

'Ya akheee, antum urus saja hutang antum sendiri jangan urus hutang negara". Benar kita tidak punya peran apalagi memiliki akses mengurusi hutang negara, namun kamu pun tidak bisa mengelak dari realita bahwa hutang negara yang sangat besar tersebut mau tidak mau akan berimbas kepada diriku, dirimu dan kita semua karena pajak telah menjadi parasit di hampir semua lini kehidupan kita. Kita membeli ini itu, makan ini itu dan lain-lainnya semua kena pajak yang gila-gilaan dan lebih keji dari pajak yang ditetapkan VOC di masa penjajahan. 

Maka otomatis hutang negara akan berimbas kepada hutangmu, hutangku karena penghasilan kita akan selalu diperas sana sini dengan keji atas nama pajak. Dan ajaibnya pajak yang begitu dahsyat ternyata tidak mampu menambal hutang negara dan malah bertambah. Kepada Allah-lah kita mengadu akan kezhaliman dan kesewenang-wenangan para penguasa sekuler yang sangat antipati terhadap hukum syariat dan mengajak kita untuk berkeyakinan diatas keyakinan kufur mereka : pluralisme dan Sekulerisme. 

Allahul Musta'an

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 11 Juni 2021
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0k1hM7KaBnnzZveL5SXSKbUWsbsg7XwCoPUyeVX9cCjcJ1Loq9AoarHVNfQ2Bv7zLl&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Doa bersama atau ucapan "Mari berdoa menurut kepercayaan masing-masing". Apa hukumnya?

*Doa bersama atau ucapan "Mari berdoa menurut kepercayaan masing-masing". Apa hukumnya?*

Pertanyaan diajukan kpd Prof Dr Abdullah Dumaiji. Dosen akidah Univ Ummul Qura, Makkah. 

Berikut teks pertanyaannya; 

السلام عليكم ورحمة الله
فضيلة الشيخ هل يجوز قول: "ليدع كل واحد منا حسب دينه الذي يعتقده" أي أن المسلم يدعو حسب دينه الاسلام، والنصراني واليهود والبوذي، والهندوس، كل يدعو حسب دينه. علما بأن هذا القول يقوله كل من ختم المجلس بالدعاء وأصبح متداول عندنا. بارك الله فيكم
Asalaamua'alaykum warahmatullah. 
Wahai syaikh bolehkah seseorang mengatakan : *Mari kita berdo'a menurut kepercayaan (Agama) masing-masing"* Yakni seorang muslim berdo'a sesuai ajaran Islam. Orang Kristen, Yahudi, Budha, Hindu, semua berdo'a menurut kepercayaannya masing-masing. Perlu diketahui ucapan ini seringkali dilontarkan oleh setiap orang yang menutup pertemuannya dengan berdoa, dan hal ini sudah menjadi suatu yang biasa di masyarakat kami.

-------
*Jawab*:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته. 
قال الله تعالى ( إن الدين عند الله الإسلام ) وقال عز وجل ( ومن يبتغ غير الإسلام دينا فلن يقبل منه ..)
فكل دين سوى الإسلام فهو باطل بصريح القرآن. فهو إما دين محرف منسوخ أو دين وضعي وثني مصنوع. 
وهذا القول المسؤول عنه مبني على ما يسمى بزمالة الأديان والدعوة الى الإنسانية والدعوة اليها راىجة اليوم . وهي في حكم الإسلام باطله فلا يجوز لأحد أن يتدين بغير دين الإسلام ولا يجوز إقراره على ذلك. وهذا لا يمنع التعايش بين أصحاب الملل المختلفه بضوابطه وشروطه التي شرعها الإسلام وحدد قواعد التعامل والتعايش مع غير المسلمين على مبدأ : (لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم...)
ذكر الله ذلك بعد إقرار ابراهيم بالبراءة من كل دين سوى الإسلام ( إنا براء منكم و مما تعبدون من الله كفرنا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا بالله وحده ..)
ثم قال بعدها ( لقد لكم فيهم أسوة حسنة..).
وعليه فيجب علينا الإيمان بالكتاب كله لا نأخذ آيات التعايش وندع آيات البراءة كما لا نأخذ آيات البراءة وندع آيات التعايش ( أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض)

Terjemahan:
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته، 
Allah Ta'aala berfirman:
 *إن الدين عند الله الإسلام*
(Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam) Qs.Ali Imran: 11. 

Dan Allah juga berfirman:
*ومن يبتغ غير، الإسلام دينا فلن يقبل منه*
(Barangsiapa mencari selain Islam sebagai agamanya, maka sekali-kali tidaklah akan diterima darinya) Qs. Ali Imran: 85

Maka semua agama selain Islam adalah batil berdasarkan dalil-dalil Al Qur'an yang terang. Apakah dia agama yg menyimpang dan sudah terhapus, atau agama buatan, agama pagan penyembah berhala, agama bikinan (semuanya batil). 

Ucapan ini sebagaimana tertera pada pertanyaan, dibangun atas propaganda penyatuan agama Dan seruan kepada persamaan hak asasi manusia. Ajakan kepada hal ini sekarang sangat laris. 

Tapi ajakan ini apabila ditimbang sesuai hukum Islam adalah ajakan Yang batil. Karena tidak boleh seseorang beragama selain agama Islam. Dan tidak boleh juga mengakui benarnya ajakan ini. 

Tapi prinsip ini tidak menghalangi seorang muslim untuk hidup berdampingan (berbuat baik_red) dengan non muslim dengan tetap menjaga syarat-syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Islam sesuai firman-Nya:
*لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم*
(Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu...) Qs. Mumtahanah: 9

Allah sebutkan hal ini setelah menceritakan ketegasan Nabi Ibrahim yang berlepas diri dari semua agama selain Islam. 
*إنا برآء منكم ومما تعبدون من دون الله، كفرنا بكم وبدا بيننا وبينكم العداوة والبغضاء أبدا حتى تؤمنوا بالله وحده*
( "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja"...) Qs. Al Mumtahanah: 4

Kemudian Allah berfirman setelahnya:
*لقد كان لكم فيهم أسوة حسنة*
(sesungguhnya telah ada pada Ibrahim teladan yang baik bagimu...) Qs. Al Mumtahanah: 6 

Maka wajib bagi kita untuk beriman dengan ayat-ayat seluruhnya tidak mengambil ayat yg menerangkan tentang kerukunan dan meninggalkan ayat-ayat yg menerangkan tentang sikap berlepas diri dan begitu pula sebaliknya.

Allah berfirman:
*أفتؤمنون ببعض الكتاب وتكفرون ببعض*
(Apakah kalian beriman kepada sebagian kitab dan ingkar kepada sebagian yang lain) Qs. Al Baqarah: 85
---------
Selesai

Diterjemahkan : Ust. Abu Hatim

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 29 Agustus 2019
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid02mXcJoFEbhQE1c1EYLNnRGXuEHyPaJLSNmXQdoP8WaMtQAetaUMVh5ZHfQcFXGgw1l&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Saya bukan HTI, tapi saya wajib meyakini bahwa khilafah adalah ajaran Islam bukan Ajaran syetan.Podo Wedi ngakone Yen khilafah ajaran Islam.

Ustadz Fadlan Fahamsyah :

Saya bukan HTI, tapi saya wajib 
meyakini bahwa khilafah adalah ajaran Islam bukan Ajaran syetan.

Podo Wedi ngakone Yen khilafah ajaran Islam.

Khilafah adalah janji Allah (Qs. An-Nur: 55). Bagaimana boleh dikatakan sebagai bahaya laten yang disamakan dengan komunis?!

Khilafah adalah janji Allah (Qs. An-Nur: 55). Bagaimana boleh dikatakan sebagai bahaya laten yang disamakan dengan komunis?!

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 6 Agustus 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1220692924962699&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Siapa saja yang melindungi orang ini muslim atau non muslim maka dia mal'un alias terlaknat (terusir dari Rahmat Allah)

Siapa saja yang melindungi orang ini muslim atau non muslim maka dia mal'un alias terlaknat (terusir dari Rahmat Allah) 
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :
لعن الله من آوى محدثا
"Allah melaknat siapa saja yang melindungi pelaku kejahatan"

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 5 Maret 2020
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1100802066951786&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata :ندمت على تضييع أكثر أوقاتي في غير معاني القرآن“ aku menyesal atas terhabiskannya sebagian besar waktuku pada selain mendalami makna-makna ayat di dalam Alquran ”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata :

ندمت على تضييع أكثر أوقاتي في غير معاني القرآن

“ aku menyesal atas terhabiskannya sebagian besar waktuku pada selain mendalami makna-makna ayat di dalam Alquran ”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah setelah mengarungi samudera ilmu sepanjang hayatnya di penghujung usianya beliau merasa sedih , merasa menyesal atas teralihkannya sebagian besar perhatian dan fokus beliau kepada selain menyelami lebih dalam pada makna-makna ayat Alquran , penyesalan tersebut terjadi bersamaan dengan totalitas beliau baik secara fisik , harta , maupun waktu yang seluruhnya beliau curahkan pada dunia ilmu dan dakwah , gambaran kehidupan beliau seluruhnya adalah bentuk perjuangan memperjuangkan kemaslahatan Islam dan kaum muslimin , berdakwah , berjihad , bahkan sampai-sampai beliau tidak sempat untuk menikah dan memiliki anak keturunan selayaknya manusia pada umumnya , menikmati kesenangan hidup dunia serta berluas-luas menikmati perkara yang mubah.
 
Lantas bagaimana dengan kita yang sebagian besar waktu kita bahkan boleh untuk dikatakan hampir seluruhnya telah terpalingkan kepada selain ilmu dan dakwah , terpalingkan kepada hal-hal yang melenakan , hal-hal yang sia-sia , terpalingkan kepada dosa dan kemaksiatan , duhai betapa besarnya penyesalan yang akan kita sesalkan kelak , begitulah penyesalan datangnya akan selalu di belakang. 

Maka dari itu bertindaklah , bergeraklah kepada perubahan yang lebih baik , selagi ada waktu , sebelum datang penyesalan , karena setiap detik yang berlalu setiap itu pula lah kita semua sedetik lebih dekat kepada kematian , maka menangislah untuk dirimu sendiri .... menangislah selagi bisa ....

Semoga Allah ta'aala memberikan kepada kita husnul khotimah , akhir kesudahan yang menggembirakan , Allahumma Amin.

Waffaqallahul Jamii'

FP Ngaji Tauhid

Realita & Fakta bahwa Hukum Thoghut PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) itu memang ada

Realita & Fakta bahwa Hukum Thoghut PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa) itu memang ada

Imam Malik sangat tidak suka dengan orang-orang yang meremehkan ilmu

Imam Malik sangat tidak suka dengan orang-orang yang meremehkan ilmu. Apabila ada suatu permasalahan ditanyakan kepadanya, lalu ada yang mengatakan, ‘Itu permasalahan yang ringan.” Maka Imam Malik pun marah kepada orang tersebut, lalu mengatakan, “Tidak ada dalam pembahasan ilmu itu sesuatu yang ringan, Allah berfirman,

إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.” (QS. Al-Muzammil: 5)

Semua permasalahan agama itu adalah permasalahan yang berat, khususnya permasalahan yang akan ditanyakan di hari kiamat.”

Sumber : https://kisahmuslim.com/4351-biografi-imam-malik.html

Kokoh Diatas Ushul

Kokoh Diatas Ushul !!!

Diantara hal yang paling penting bagi yang sudah mengaji ialah hendaknya seseorang mempelajari Ushul dari setiap bidang keilmuan agar ia mudah memahami setiap bidang keilmuan yang ia geluti. Dan juga yang paling terpenting ialah agar pengetahuan yang ia ketahui dari sebuah bidang keilmuan itu dibangun diatas asas yang kuat dan sandaran yang kokoh, sehingga tatkala muncul permasalahan, ia akan mudah menemukan jalan keluar tersebut.

Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al 'Utsaimin Rahmatullah 'alaihi menyemangati para penuntut ilmu agar mereka fokus pada pelajaran pelajaran Ushul disetiap funun-nya, beliau berkata :

"....Adapun Ushul, maka ia bagaikan akar pohon yang akan mengokohkan dan melestarikan pohon tersebut. Oleh karena itulah saya menghimbau kepada para penuntut ilmu untuk mementingkan Ushul, Qawaid, dan Dhawabith."

[Dirangkum dari matan dan Syarah Ushul Tafsir karya Asy Syaikh Al Utsaimin]

Maka suatu hal yang mengherankan namun inilah yang terjadi, kebanyakan dari ikhwah pengajian yang sudah sekian tahun, bahkan belasan tahun ngaji, namun ternyata tidak ada satu kitab aqidah pun yang ia tamatkan dalam sebuah majelis. 

Saudaraku, para ulama telah meletakkan Ushul, Qawaid, dan Dhawabith tentang aqidah dan manhaj Ahlussunah Wal Jama'ah, oleh karena itulah kita mengenal Al Imam Ahmad, Al Humaidi, Ibnu Abi Zamanin menyusun : Ushulus Sunnah. Demikian pula para ulama salaf lainnya hingga Syaikhul Islam yang banyak menulis tentang hal ini, demikian pula pada masa Asy Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab yang banyak menulis tentang hal ini semisal : 3 landasan utama, 4 kaidah, 6 Ushul Aqidah, dll.

Jika muncul di era ini seseorang yang tidak pernah menghafal, memahami terlebih lagi menamatkan salah satu saja risalah-risalah diatas kemudian ia menyibukkan dirinya dengan membantah "kaum lembek" dan yang semisalnya, maka ini adalah sebuah keajaiban !!!  
Entah apa persepsi nya tentang definisi kokoh diatas Sunnah.

Saudaraku, 1 tentara yang tidak berjalan diatas koridor dan strategi perang, ia akan merugikan 1000 tentara yang sudah berupaya diatas koridor dan strategi.

Semoga Allah Ta'ala membimbing kita semua diatas jalan yang benar, dan menyelamatkan kita dari segala macam fitnah dan keburukan.

Barakalllah Fikum

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 6 Januari 2017
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=228591390928180&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

"Atheis Juga Bisa Menciptakan" Katanya

Atheis Juga Bisa Menciptakan Katanya
-----------------------

Berkatalah sang atheis, "Saya juga bisa menciptakan makhluk"
Maka orang-orang berkata, "Perlihatkanlah kepada kami apa yang telah anda ciptakan !"
Ia mengambil sepotong daging, mengirisnya, kemudian ia letakan kotoran diantara daging tersebut, kemudian ia letakkan disebuah panci dan ia pun menutupnya. Lantas ia serahkan kepada asistennya yang akan menyimpan panci tadi selama tiga hari.  

Setelah itu ia membuka tutup panci, maka tiba-tiba panci sudah penuh dengan belatung. Ia lantas berujar, "Ini adalah ciptaanku !"
Sebagian hadirin bertanya kepadanya, "Berapa jumlah belatung itu ?" Maka ia pun tidak mengetahuinya. Penanya tadi kembali bertanya, "Berapa jumlah belatung jantan & betina ? Apakah anda akan memberikan rejeki kepadanya ?" Ia pun tidak bisa menjawab apa-apa". Maka hadirin yang bertanya tadi mengatakan kepadanya, "Sang pencipta ialah yang dapat menghitung semua yang ia ciptakan, mengetahui jumlah jantan dan betinanya, memberikan rejeki kepadanya, mengetahui durasi waktu hidupnya, dan mengetahui berakhirnya umurnya"

Terbungkamlah si atheis tadi

[Ta'liqat 'ala Syarhis Sunnah Lil Imam Al Muzani hal. 59 karya Asy-Syaikh Abdurrrozzaq Al-Abbad Al-Badr]

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 14 Desember 2017
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=381096882344296&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Gegara nyanyi jadi syirik

Gegara nyanyi jadi syirik! 

Malam bantu aku tuk luluhkan dia
Bintang bantu aku tuk tenangkan dia
Dari rasa cemburu dari rasa curiga
Karna hati ini kusimpan hanya untukmu

Semata Karenamu
Lagu Mario G. Klau

Contoh lirik lagu yang mengandung kesyirikan. Minta kepada makhluk, dalam hal ini malam dan bintang, untuk menggerakkan hati termasuk minta sesuatu yg tidak disanggupi kecuali oleh Allah. Padahal Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam dlm menggerakkan hati hanya minta kepada Allah: "Wahai Yang Membilak balikkan hati kokohkan hati ini diatas agama-Mu"

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 24 Desember 2022
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1837228663309119&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Udah Paham...

https://t.me/durusilmia/35

Ini sungguh keliru, karena membenturkan dakwah tauhid dengan kekuasaan

Ada orang bilang begini:
"Islam tidak butuh pada kekuasaan karena islam itu adalah jalan keselamatan, karena itu nabi pertama kali mendakwahkan islam tidak dengan merebut kekuasaan tapi mengenalkan tauhid kepada manusia agar manusia mengenali siapa penciptanya."

Ini sungguh keliru, karena membenturkan dakwah tauhid dengan kekuasaan, apa dia buta bahwa negara yg dia puja yaitu Arab Saudi pun menegakkan tauhid lewat kekuasaan??
Mungkin dia perlu belajar bagaimana Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berdakwah dengan sokongan kekuasaan Raja Saud.
Bahkan biarlah Ibnu Taimiyah yg membungkamnya lewat Majmu Al Fatawa jilid 28 hal. 390:

يَجِبُ أَنْ يُعْرَفَ أَنَّ وِلَايَةَ أَمْرِ النَّاسِ مِنْ أَعْظَمِ وَاجِبَاتِ الدِّينِ؛ بَلْ لَا قِيَامَ لِلدِّينِ وَلَا لِلدُّنْيَا إلَّا بِهَا. فَإِنَّ بَنِي آدَمَ لَا تَتِمُّ مَصْلَحَتُهُمْ إلَّا بِالِاجْتِمَاعِ لِحَاجَةِ بَعْضِهِمْ إلَى بَعْضٍ وَلَا بُدَّ لَهُمْ عِنْدَ الِاجْتِمَاعِ مِنْ رَأْسٍ حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ {إذَا خَرَجَ ثَلَاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ} . رَوَاهُ أَبُو دَاوُد مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَعِيدٍ وَأَبِي هُرَيْرَةَ. وَرَوَى الْإِمَامُ أَحْمَد فِي الْمُسْنَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: {لَا يَحِلُّ لِثَلَاثَةٍ يَكُونُونَ بِفَلَاةِ مِنْ الْأَرْضِ إلَّا أَمَّرُوا عَلَيْهِمْ أَحَدَهُمْ} فَأَوْجَبَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَأْمِيرَ الْوَاحِدِ فِي الِاجْتِمَاعِ الْقَلِيلِ الْعَارِضِ فِي السَّفَرِ تَنْبِيهًا بِذَلِكَ عَلَى سَائِرِ أَنْوَاعِ الِاجْتِمَاعِ. وَلِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَوْجَبَ الْأَمْرَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّهْيَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَلَا يَتِمُّ ذَلِكَ إلَّا بِقُوَّةِ وَإِمَارَةٍ. وَكَذَلِكَ سَائِرُ مَا أَوْجَبَهُ مِنْ الْجِهَادِ وَالْعَدْلِ وَإِقَامَةِ الْحَجِّ وَالْجُمَعِ وَالْأَعْيَادِ وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ. وَإِقَامَةِ الْحُدُودِ لَا تَتِمُّ إلَّا بِالْقُوَّةِ وَالْإِمَارَةِ؛

Oleh : Ustadz Anshari Taslim
Tanggal : 3 November 2015
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1653738188246965&id=100008323988274&mibextid=Nif5oz

Pemimpin atau penguasa tidak mutlak sebagai cerminan dari rakyatnya bahwa penguasa itu memiliki kemampuan dan sangat leluasa untuk 'mewarnai' rakyatnya sesuai dien penguasa tersebut

Pemimpin atau penguasa tidak mutlak sebagai cerminan dari rakyatnya bahwa penguasa itu memiliki kemampuan dan sangat leluasa untuk 'mewarnai' rakyatnya sesuai dien penguasa tersebut 
============================

Alkisah ada seorang khawarij yang datang menemui Ali bin Abi Thalib seraya berkata, “Wahai khalifah Ali, mengapa pemerintahanmu banyak di kritik oleh orang tidak sebagaimana pemerintahannya Abu Bakar dan Umar?!” Sahabat Ali Menjawab, “Karena pada zaman Abu Bakar dan Umar yang menjadi rakyat adalah aku dan orang-orang yang semisalku, sedangkan rakyatku adalah kamu dan orang-orang yang semisalmu!!” (Syarh Riyadhus Shalihin, Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin).  

Banyak Orang berdalil denganya bahwa penguasa itu mutlak ceminan dari rakyatnya atau rakyat akan mendapatkan pemimpin yang sesuai dengan keadaan rakyatnya, apabila rakyat baik maka pemimpjn juga baik apabila rakyat tidak baik maka pemimpin juga seperti rakyatnya,

Bagaimanapun keadaan kalian (rakyat), maka begitulah keadaan pemimpin kalian.

Sebagai konsekuensi atas pemahaman tersebut apakah berani mengatakan kepemimpinan khulafaur rasyidin Ali bin Abi thalib رضي الله عنه adalah cerminan khawarij, dan juga apakah kepemimpinan khulafaur rasyidin Abu Bakar cerminan dari mayoritas bangsa arab yang murtad, dan membangkang pada saat itu? Begitu juga Khulafaur Rasyidin Umar dan Utsman bin affan radhiyallahu anhu, begitu juga dengan bekuasanya tartar yang kemudian masuk islam tapi menerapkan ilyasiq apakah itu cerrminan dari rusaknya mayoritas umat islam atau rakyat pada saat itu, atau ia karena rusak dan lemahnya umaro pada saat itu?

Maka telitilah dan juga telitilah keadaan masyarakat dizaman kepemimpinan Rasulullah dan juga khulafaur rasyidin apakah kehadirannya mereka sebagai pemimpin adalah karena faktor baiknya keadaan masyarakat atau manusia pada zamannya? kalau begitu keadaannya niscaya tidak ada peperagan dan penaklukkan karena pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya. adanya peperangan dan penaklukkan, adanya akad jizyah, adanya definisi negara islam dan negara kafir yang ditetapkan oleh para ulama sudah lebih dari cukup untuk membuktikan dengan jelas dan nyata bahwa kualitas penguasa atau pemimpin tidak mutlak lahir sesuai dengan keadaannya rakyatnya, dan sekaligus membuktikan bahwa didalam islam penguasa itu memiliki kemampuan dan leluasa untuk mewarnai rakyatnya sesuai dien penguasa tersebut. ini fakta yang juga tidak terbantahkan dan telah dibuktikan oleh kepemimpinan Rasulullah dan khulafaur rasyidin. bahwa paham ini selain terbukti valid ia juga merupakan pemahaman sahabat yakni khulafaur rasyidin Abu Bakar Ash-Shiddiq رضي الله عنه dimana beliau juga termasuk as-sabiqun al-awwalun yang mendapatkan pujian dan keridhaan dari Allah didalam QS.At-Taubah ayat 100

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Ulil amri adalah pemegang dan pemilik kekuasaan. Mereka adalah orang-orang yang memerintah manusia. Perintah tersebut didukung oleh orang-orang yang memiliki kekuatan (ahli qudrah) dan ahli ilmu. Karena itulah, ulil amri terdiri atas dua kelompok manusia: ulama dan umara. Bila mereka baik, manusia pun baik. Bila mereka buruk, manusia pun buruk. Hal ini seperti jawaban Abu Bakar Ash-Shiddiq kepada wanita dari bani Ahmas saat bertanya kepadanya, ‘Apa hal yang menjamin kami akan senantiasa berada di atas perkara (yang baik yang Allah datangkan setelah masa jahiliah) ini?’ Abu Bakar Ash-Shiddiq menjawab, ‘Kalian akan senantiasa di atas kebaikan (Islam ) tersebut selama para pemimpin kalian bertindak lurus.” (HR Al-Bukhari) (lihat: Majmu’ Fatawa, 28/170).

Anas bin Malik rodhiallohu 'anhu menuturkan sebuah hadist:

ﻭَﻳْﻞٌ ِﻷُﻣَّﺘِﻲْ ﻣِﻦْ ﻋُﻠَﻤَﺎﺀِ ﺍﻟﺴُّﻮْﺀِ ﻳَِﺘَّﺨِﺬُﻭْﻥَ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻌِﻠْﻢَ ﺗِﺠَﺎﺭَﺓً ﻳَﺒِﻴْﻌُﻮْﻧَﻬَﺎ ﻣِﻦْ ﺃُﻣَﺮَﺍﺀِ ﺯَﻣَﺎﻧِﻬِﻢْ ﺭِﺑْﺤﺎً ِﻟﻸَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ ﻻَ ﺃَﺭْﺑَﺢَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺗِﺠَﺎﺭَﺗَﻬُﻢْ

"Kebinasaan bagi umatku (datang) dari ulama suu’ mereka menjadikan 'ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa masa mereka untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Alloh tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu. (HR al-Hakim).

ulama itu seperti perahu di lautan, apabila tenggelam maka tenggelam juga semua yang ada di dalam perahu tersebut.

Bahwa para pemimpin itu ada tiga jenis: umara (pemimpin negara), ulama (para ahli ilmu agama), ‘ubbad (para ahli ibadah). Mereka inilah yang ditakutkan akan mudah menyesatkan orang lain karena mereka adalah orang-orang yang diikuti. Para umara, mereka memiliki kekuasaan dan pelaksanaan. Para ulama mereka memiliki penyuluhan dan pendidikan. Sedangkan para ahli Ibadah mereka kadang menipu dengan keadaan mereka. Merekalah orang-orang yang ditaati dan jadi panutan, maka pengaruh mereka sungguh amat mengkhawatirkan. Karena jika mereka sesat maka mereka akan menyesatkan kebanyakan manusia. Namun, jika mereka mendapat petunjuk pada kebaikan, maka banyak orang akan ikut mendapat petunjuk (Lihat kitab Al Qaul Al Mufid, karya Syaikh Ibnu Utsaimin).

Hal ini juga diperkuat oleh Firman Allah Ta'ala

يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا﴿٦٦﴾وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا﴿٦٧﴾رَبَّنَا آتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيرًا

Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata, ‘Alangkah baiknya, andaikata kami dulu taat kepada Allâh dan taat (pula) kepada Rasul.’

Dan mereka berkata, ‘Ya Rabb kami! Sesungguhnya kami dulu telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).

Wahai Rabb kami! Timpakanlah kepada mereka dua kali lipat dari adzab dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.’ [Al-Ahzab/33:66-68]

Ayat diatas memberitahukan kepada kita bahwa didunia ini ada umaro dan ulama jahat yang menipu lagi menyesatkan 

Dalam Hadits disebutkan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا أَخَافُ عَلَى أُمَّتِي الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah (berkuasanya) para pemimpin yang menyesatkan.” (HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Darimi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Shahihah: 4/109, no. 1582, dalam Shahih al-Jami’, no. 1773 dan 2316)

Bahkan fitnah yang ditimbulkan karena pemimpin yang menyesatkan lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. 

Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ شَيْءٍ أَخْوَفُ عَلَى أُمَّتِكَ مِنْ الدَّجَّالِ قَالَ الْأَئِمَّةَ الْمُضِلِّينَ

“Wahai Rasulullah, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal. Beliau menjawab, “Para pemimpin yang mudhillin (menyesatkan)”.” (HR. Ahmad).

Dai–dai yang mengajak ke pintu Jahanam

حدثنا محمد بن المثنَّى: حدثنا الوليد بن مسلم: حدثنا ابن جابر: حدثني بسر بن عبيد الله الحضرمي: أنه سمع أبا إدريس الخولاني: أنه سمع حذيفة بن اليمان يقول:
كان الناسُ يَسأَلونَ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عنِ الخيرِ ، وكنتُ أسأَلُه عنِ الشرِّ ، مَخافَةَ أن يُدرِكَني ، فقلتُ : يا رسولَ اللهِ ، إنا كنا في جاهليةٍ وشرٍّ ، فجاءنا اللهُ بهذا الخيرِ ، فهل بعدَ هذا الخيرِ من شرٍّ ؟ قال : ( نعمْ ) . قلتُ : وهل بعدَ ذلك الشرِّ من خيرٍ ؟ قال : ( نعمْ ، وفيه دَخَنٌ ) . قلتُ : وما دَخَنُه ؟ قال : ( قومٌ يَهْدُونَ بغيرِ هَديِي ، تَعرِفُ منهم وتُنكِرُ ) . قلتُ : فهل بعدَ ذلك الخيرِ من شرٍّ ؟ قال : ( نعمْ ، دُعاةٌ على أبوابِ جَهَنَّمَ ، مَن أجابهم إليها قَذَفوه فيها ) . قلتُ : يا رسولَ اللهِ صِفْهم لنا ، قال : ( هم من جِلدَتِنا ، ويتكَلَّمونَ بألسِنَتِنا ) . قلتُ : فما تأمُرُني إن أدرَكني ذلك ؟ قال : ( تَلزَمُ جماعةَ المسلمينَ وإمامَهم ) . قلتُ : فإن لم يكن لهم جماعةٌ ولا إمامٌ ؟ قال : ( فاعتَزِلْ تلك الفِرَقَ كلَّها ، ولو أن تَعَضَّ بأصلِ شجرةٍ ، حتى يُدرِكَك الموتُ وأنت على ذلك ) .
الراوي: حذيفة بن اليمان المحدث: البخاري – المصدر: صحيح البخاري – الصفحة أو الرقم: 7084

Telah berkata kepada kami Muhammad bin Mutsanna, telah berkata kepada kami Walid bin Muslim, telah berkata kepada kami Jabbar, telah berkata kepadaku Bisr bin Ubaidillah al Hadhrami bahwasanya ia mendengar Abu Idris al Khaulany, ia mendengar Hudzaifah Ibnul Yaman Radhiallahu ‘Anhu berkata: 

Manusia bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada beliau tentang keburukan karena khawatir jangan-jangan menimpaku. Maka aku bertanya; Wahai Rasulullah, sebelumnya kita berada di zaman Jahiliyah dan keburukan, kemudian Allah Ta’ala mendatangkan kebaikan (Islam) ini. Apakah setelah ini ada keburukan? Beliau bersabda: ‘Ada’. Aku bertanya: Apakah setelah keburukan itu akan datang kebaikan? Beliau bersabda: “Ya, akan tetapi di dalamnya ada “dakhanun” (asap). Aku bertanya: Apakah dakhanun itu? Beliau menjawab: “Suatu kaum yang mensunnahkan selain sunnahku dan memberi petunjuk dengan selain petunjukku. Jika engkau menemui mereka maka ingkarilah”. 

Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada keburukan? Beliau bersabda: “Ya”, dai–dai yang mengajak ke pintu Jahannam. Barang siapa yang mengijabahinya (mengikutinya), maka akan dilemparkan ke dalamnya (jahannam). Aku bertanya: Wahai Rasulullah, berikanlah ciri-ciri mereka kepada kami. Beliau bersabda: “Mereka mempunyai kulit seperti kita dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya: Apa yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menemuinya? Beliau bersabda: “Berpegang teguhlah pada Jama’ah Muslimin dan imamnya”. Aku bertanya: “Bagaimana jika tidak ada jama’ah maupun imamnya?” Beliau bersabda: “Hindarilah semua firqah (kelompok) itu, walaupun dengan menggigit pokok pohon hingga maut menjemputmu sedangkan engkau dalam keadaan seperti itu”. 

(HR. Bukhari VI615-616, XIII/35. Muslim XII/135-238 Baghawi dalam Syarh Sunnah XV/14. Ibnu Majah no. 3979, 3981. Hakim IV/432. Abu Dawud no. 4244-4247. Baghawi XV/8-10. Ahmad V/386-387 hal. 403-404, 406 dan hal. 391-399).

Berdasarkan Dalil-Dalil di atas dan juga fakta sejarah maka jelaslah bahwa Keburukan, kezhaliman, kerusakan, maupun kebaikan suatu negeri dan masyarakatnya erat kaitannya dengan keadaan Umaro dan Ulamanya.

Mengenai as-sabiqun al-awwalun Allah berfirman:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar.” (Q.S. At-Taubah: 100).

Bahwasanya Allah Ta’ala memberikan pujian kepada orang yang mengikuti para sahabat, Apabila para Sahabat menyatakan sebuah pendapat kemudian diikuti oleh pengikutnya sebelum ia tahu kebenarannya, maka ia (dianggap) sebagai pengikut mereka, sehingga wajib mendapatkan pujian atas sikapnya dan berhak mendapatkan keridhaan Allah.(I’lamul Muwqqi’iin, IV/94-95 oleh Imam Ibnul Qayyim rahimahullah).

Dan mengenai Khulafaur Rasyidin yaitu Abu bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang berumur panjang di antara kalian, kelak dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian tetap berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa–ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya. Gigitlah dengan gigi geraham kalian. Berhati-hatilah kalian dengan perkara-perkara yang baru dalam agama, karena setiap ajaran yang baru dalam agama Islam adalah termasuk perbuatan bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka” (HR. An Nasa’i, derajat : hasan shahih, Shahih Sunan Ibnu Majah )

Imam Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Di dalam hadits ini terdapat perintah ketika terjadi perselisihan untuk berpegang teguh dengan sunnah Nabi dan khulfaur rasyidin. Yang dimaksud sunnah adalah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang teguh dengan keyakinan, perkataan, dan perbuatan Nabi dan khulfaur rasyidin. Inilah sunnah yang sempurna. Oleh karena itu para ulama salaf di masa silam tidak menamakan sunnah kecuali mencakup seluruh perkara tadi” (lihat Jami’ul ‘Ulum wal Hikam)

Imam Asy-Syathiby rahimahullah berkata: “Rasulullah menggandengkan -sebagaimana engkau lihat– sunnah Khulafaur Rasyidin dengan sunnah beliau, dan bahwa termasuk mengikuti sunnah beliau adalah dengan mengikuti sunnah mereka. Sedangkan segala perkara yang baru menyelisihi sunnah tersebut, tidak termasuk sunnah sama sekali. Karena sesungguhnya sunnah yang dilakukan oleh para sahabat tidak lepas dari dua alternatif, bisa jadi mereka hanya semata-mata mengikuti sunnah Rasulullah, atau mengikuti apa yang mereka pahami dari sunnah beliau, baik secara global maupun terperinci, menurut satu sisi yang tidak dipahami semisalnya oleh selain mereka, tidak lebih dari itu.”[Al-I’tisham (1/104)]

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan:

.
“Barangsiapa di antara kalian yang ingin meneladani, hendaklah meneladani para Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena sesungguhnya mereka adalah ummat yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya, paling sedikit bebannya, dan paling lurus petunjuknya, serta paling baik keadaannya. Suatu kaum yang Allah telah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya, untuk menegakkan agama-Nya, maka kenalilah keutamaan mereka serta ikutilah atsar-atsarnya, karena mereka berada di jalan yang lurus.” [Dikeluarkan oleh Ibnu Abdil Baar dalam kitabnya Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlih II/947 no. 1810, tahqiq Abul Asybal Samir az-Zuhairy.]

Imam al-Auza’i rahimahullah (wafat th. 157 H) mengatakan:

“Bersabarlah dirimu di atas Sunnah, tetaplah tegak sebagaimana para Shahabat tegak di atasnya. Katakanlah sebagaimana yang mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya. Dan ikutilah jalan Salafush Shalih, karena akan mencukupi kamu apa saja yang mencukupi mereka.” [Syarh Ushul Itiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaah 1/174 no. 315]

Beliau rahimahullah juga berkata:

“Hendaklah kamu berpegang kepada atsar Salafush Shalih meskipun orang-orang menolaknya dan jauhkanlah diri kamu dari pendapat orang meskipun ia hiasi pendapatnya dengan perkataannya yang indah.” [Imam al-Aajury dalam as-Syariah I/445 no. 127, dishahihkan oleh al-Albany dalam Mukhtashar al-Uluw lil Imam adz-Dzahaby hal. 138, Siyar Alaam an-Nubalaa VII/120.]

Muhammad bin Sirin rahimahullah (wafat th. 110 H) berkata:
.
“Mereka mengatakan: ‘Jika ada seseorang berada di atas atsar (sunnah), maka sesungguhnya ia berada di atas jalan yang lurus.” [HR. Ad-Darimy I/54, Ibnu Baththah dalam al-Ibanah an Syariatil Firqatin Najiyah I/356 no. 242. Syarah Ushul Itiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaah oleh al-Laalikaa-iy I/98 no. 109.]

Imam Ahmad rahimahullah (wafat th. 241 H) berkata:
“Prinsip Ahlus Sunnah adalah berpegang dengan apa yang dilaksanakan oleh para Shahabat ridhwanullahi ‘alaihim ajma’in dan mengikuti jejak mereka, meninggalkan bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” [Syarah Ushul Itiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaah oleh al-Laalikaaiy I/175-185 no. 317]

Fudhail bin ‘Iyad rahimahullah berkata:

“Ikutilah jalan-jalan petunjuk (Sunnah), tidak membahayakanmu sedikitnya orang yang menempuh jalan tersebut. Jauhkan dirimu dari jalan-jalan kesesatan dan janganlah engkau tertipu dengan banyaknya orang yang menempuh jalan kebinasaan.” [Lihat al-Itisham I/112]

Tanggal : 23 Maret 2019
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=584292512051590&id=100014125383943&mibextid=Nif5oz

Rabu, 27 September 2023

sekuriti tetap gereja , tukang bubar pengajian , tukang bakar bendera tauhid

Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله 

nihil manfaatnya bubarkan saja

Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin

tirani pembantai jutaan kaum muslimin di al-jazair

Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله 

Iklan Aqua: "Diciptakan oleh alam 100% air mineral pegunungan..."Iklan Pantene: "Rambut rontok masa takdir sih, bukan dong....rambut rontok bukan takdir!"Iklan pertama kufur akbar.Iklan kedua bid'ah qadariyah

Iklan Aqua: "Diciptakan oleh alam 100% air mineral pegunungan..."

Iklan Pantene: "Rambut rontok masa takdir sih, bukan dong....rambut rontok bukan takdir!"

Iklan pertama kufur akbar.
Iklan kedua bid'ah qadariyah

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 22 Februari 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1880567255641926&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Berikut diantara produk2 Prancis yang harus kita boikot dalam rangka penampakan baro'ah dan benci kita terhadap pembuatan kalikatur Nabi Kita Muhammad shallahu alaihi wa salam dari media Carlie Hebdo yang dilindungi oleh pemerintah Prancis

Berikut diantara produk2 Prancis yang harus kita boikot dalam rangka penampakan baro'ah dan benci kita terhadap pembuatan kalikatur Nabi Kita Muhammad shallahu alaihi wa salam dari media Carlie Hebdo yang dilindungi oleh pemerintah Prancis. 

اللهم صل و سلم على محمد و على آبه و أصحابه

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1287035958328395&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Self Improvement, self help, atau apa pun istilahnya semua yang bermuara kepada teori pikiran alam bawah sadar pasti berusaha terlihat ilmiyah bahkan agamis. Tidak sedikit bahkan menggunakan dalil-dalil agama ayat maupun hadits. Kelak teori-teori ini akan menggantikan peran agama, doa, tawakkal, menentang takdir bahkan eksistensi Allah sebagai pencipta.

Self Improvement, self help, atau apa pun istilahnya semua yang bermuara kepada teori pikiran alam bawah sadar pasti berusaha terlihat ilmiyah bahkan agamis. Tidak sedikit bahkan menggunakan dalil-dalil agama ayat maupun hadits. Kelak teori-teori ini akan menggantikan peran agama, doa, tawakkal, menentang takdir bahkan eksistensi Allah sebagai pencipta.

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 17 September 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1769515233413796&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Alam bawah sadar atau "al 'Aql al Bathin" tuhan baru yg dianggap dapat menyelesaikan banyak persoalan hidup.

Alam bawah sadar atau "al 'Aql al Bathin" tuhan baru yg dianggap dapat menyelesaikan banyak persoalan hidup.

Oleh : Ustadz Jafar Shalih 
Tanggal : 5 September 2022
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1751347361897250&id=100010660082711&mibextid=Nif5oz

Islam tidak menaklukkan dunia lewat urusan sepakbola, bahkan sepakbola sudah menaklukkan beberapa negeri kaum muslimin

Saudi itu Krusial bagi kaum muslimin dunia, maka sudah sepatutnya islamis merasa perlu untuk sangat khawatir akan semakin maraknya sepakbola di Saudi, bukan malah berbangga "nih Kadrun bisa bayar pemain top dunia"

Islam tidak menaklukkan dunia lewat urusan sepakbola, bahkan sepakbola sudah menaklukkan beberapa negeri kaum muslimin

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 16 Agustus 2023
Sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1790196854767618&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Masih Sibuk Membicarakan Bola...??!

Membahas hal ini panjang mbah, Hadanallahu wa iyaaka mbah

Mbah... Gak semua yang diyakini yahudi itu harus kita selisihi mbah. Yahudi meyakini bahwa daging babi adalah haram, apakah sampeyan mau menyelisihinya mbah dengan mengatakan bahwa daging babi jadi halal karena si yahudi meyakini haram ? 

Mbah.... Dahulu si fir'aun gak percaya Allah diatas langit mbah, fir'aun bilang Musa (nabi panutan yahudi) telah berdusta mbah. Al-Qur'an menyatakan hal ini mbah, monggo disimak mbah :

  وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا هَامَانُ ابْنِ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَبْلُغُ الْأَسْبَابَ أَسْبَابَ السَّمَاوَاتِ فَأَطَّلِعَ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا 

"Dan berkatalah Firaun : Hai Haman, buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi supaya aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, supaya aku dapat melihat Tuhan Musa dan sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta." (QS. Al Mu’min: 36-37)

Mbah, Al-Imam Abu 'Utsman Ash-Shabuni rahmatullah 'alaihi menyatakan begini mbah :
"Sesungguhnya fir’aun mengatakan yang demikian itu karena dia telah mendengarnya dari Nabi Musa 'alaissalam. Nabi Musa pun telah mengingatkan dia bahwasanya Robbnya berada di atas langit. Tidakkah engkau melihat ucapan Fir’aun (yang diabadikan dalam Al Qur’an)

وَإِنِّي لَأَظُنُّهُ كَاذِبًا

"Sesungguhnya aku memandangnya seorang pendusta". (QS. Ghofir [40] : 37)

Yaitu mendustakan ucapan Musa bahwa sesungguhnya di langit ada Tuhan. Para ulama ummat dan para imam dari kalangan salaf rahimahumullah tidak berbeda pendapat bahwasanya Allah Subhana wa Ta'ala berada di atas langit beristiwa' di atas 'Arsy Nya dan 'Arsy Nya berada di atas langit." [Aqidatus Salaf wa Ashabil hadits hal. 176]

Ibnu Abil 'izz al-Hanafi juga menafsirkan ayat diatas demikian mbah, beliau berujar : 
"Barangsiapa yang mendustakan ketinggian Dzat Allah di atas langit yaitu dari sekte Jahmiyah, maka mereka adalah termasuk pengikut fir'aun. Sedangkan yang menetapkan ketinggian Dzat Allah di atas langit, merekalah pengikut Musa dan pengikut Muhammad." [Syarh Al 'Aqidah Ath Thohawiyah, 2/441]

Ini juga ditafsirkan oleh Al-Imam Ibn Khuzaimah di kitabut tauhid dll mbah. 

Mbah, kalau kalau ada nashrani yang juga meyakini Allah diatas langit, memangnya mengapa mbah. Murid-muridnya Nabi Isa pernah meminta Nabi Isa agar menghidangkan sebuah hidangan langsung dari langit mbah, Allah berfirman mbah :

إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَنْ يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (112) قَالُوا نُرِيدُ أَنْ نَأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَنْ قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ (113) قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيدًا لِأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (114) قَالَ اللَّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَنْ يَكْفُرْ بَعْدُ مِنْكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَابًا لَا أُعَذِّبُهُ أَحَدًا مِنَ الْعَالَمِينَ (115)

Ingatlah ketika pengikut-pengikut Isa berkata, "Hai Isa putra Maryam, sanggupkah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab, "Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kalian orang yang beriman." Mereka menjawab, "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu." Isa putra Maryam berdoa, "Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama.” Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.”
(Al-Maidah 112-115)

Mbah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengarahkan jari telunjukknya ke arah atas langit mbah seraya bersabda :

اللهم اشهد

"Ya Allah saksikanlah", setelah beliau meminta persaksian kepada para sahabat apakah beliau telah menyampaikan risalah, dan para sahabat menyatakan "iya", beliau telah menyampaikan.

Mbah, para ulama mengatakan bahwa dalil Allah tinggi diatas 'Arsy itu 1000 dalil bahkan lebih mbah, dalil sam'i, aqli dan hissi mbah. Mbah, yang meyakini Allah tidak diatas langit dari kalangan ummat ini adalah mu'tazilah mbah, kemudian diikuti oleh jahmiyyah, qaramithah, bathiniyyah, dan mutaakhkhirin dari kalangan Asy'ariyyah dan maturidiyyah mbah. Dizaman salaf gak ada mbah yang berpendapat seperti pendapat sampeyan mbah. 

Membahas hal ini panjang mbah, gak kelar 3 hari. Butuh kejujuran dan taslim mbah. 
Hadanallahu wa iyaaka mbah

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin 
Tanggal : 15 Januari 2018
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=394103187710332&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

🪶 Mengenal Asal Usul Salafiyyîn Tsâbitîn. 🪶 Hubungan Salafiyyûn Tsâbitûn dengan Salafî RII. 🪶 Mengenal Manhaj Salaf.

🪶 Mengenal Asal Usul Salafiyyîn Tsâbitîn. 

🪶 Hubungan Salafiyyûn Tsâbitûn dengan Salafî RII. 

🪶 Mengenal Manhaj Salaf. 

Tanya jawab bersama:
Muhammad Al-Khidhir setelah kajian "Syarhul 'Aqîdah Al-Wâsithiyyah".

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/7557

.

Anda wajib berada di atas manhaj salaf ! Bukan berada di atas hizby yang namanya salafiyyin !

Asy-Syaikh Al-'Utsaimin : Anda wajib berada di atas manhaj salaf ! Bukan berada di atas hizby yang namanya salafiyyin !

Orang sesat itu ketika kalah argumen ilmiah maka ia mengadu ke penguasa supaya penguasa menangkap ahlul haq yang mengalahkan si sesat ini dengan hujjah

Orang sesat itu ketika kalah argumen ilmiah maka ia mengadu ke penguasa supaya penguasa menangkap ahlul haq yang mengalahkan si sesat ini dengan hujjah. Dahulu kaum Fir'aun mengadu ke Fir'aun tentang Musa yang mengalahkan mereka dengan hujjah. Dahulu Ibnu Abi Duad mengadu ke Makmun agar memenjarakan Al-Imam Ahmad ketika Al-Imam Ahmad mengalahkan si sesat Ibnu Abi Duad dengan hujjah. Begitu juga dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah yang mengalahkan para ahli bid'ah dengan hujjah dan akhirnya mereka mengadu ke penguasa sehingga beliau di penjara. 

Maka begitu juga ciri khas kaum Jahiliyyah kontemporer yang mereka kalah argumentasi maka mereka mengadu ke akun penguasa untuk menangkap lawannya yang mengalahkan si sesat jahil ini dengan hujjah lantas ia merengek dan mengadu ke akun-akun penguasa. Perhatikan saja siapa yang mengadu ke penguasa ketika ia kalah hujjah, maka ialah yang dimaksud oleh para ulama. 

Sumber bacaan : 
Masaail Jahiliyyah syarah Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan 
Masaail Jahiliyyah Syarah Asy-Syaikh Ar-Rajihi
Masaail Jahiliyyah syarah Asy-Syaikh 'Abdurrazzaq Al-Badr

Oleh : Ustadz Abu Hanifah Jandriadi Yasin حفظه الله
Tanggal : 27 April 2023
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1725070157946955&id=100013319622062&mibextid=Nif5oz

Allâh menamai Muslim bagi orang yang mentauhidkan-Nya dan menamai najis bagi orang yang menyekutukan-Nya. Khutbah Jum'at Muhammad Al-Khidhir pada 25 Muharram 1445 / 11 Agustus 2023 di Masjid Muti'ah Klapanunggal Bogor. ⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/7881

Allâh menamai Muslim bagi orang yang mentauhidkan-Nya dan menamai najis bagi orang yang menyekutukan-Nya. 

Khutbah Jum'at Muhammad Al-Khidhir pada 25 Muharram 1445 / 11 Agustus 2023 di Masjid Muti'ah Klapanunggal Bogor. 

⛵️ https://t.me/majaalisalkhidhir/7881

.

Sejarawan Prancis Dribard berkata: 'Kami orang Eropa berhutang budi kepada Muslim untuk mendapatkan penyebab kesejahteraan dalam kehidupan publik kami. Muslim mengajari kami cara menjaga kebersihan tubuh. Mereka tidak seperti orang Eropa yang tidak mengganti pakaian mereka sampai menjadi kotor dan berbau tidak sedap, jadi kami mulai meniru mereka dengan melepas pakaian kami dan mencucinya.

Sampai sekarang di banyak negara Eropa tissue lebih diandalkan sebagai alat pembersih najis daripada air, demikian juga dengan keengganan mandi.

SEJARAH MANDI BERSABUN

Dulu Di Eropa Jika seorang wanita Mandi Dianggap Telah Terjadi Perselingkuhan!
 Dan Orang Eropa Tercium Bau Yang Tak Tertahankan Dari Pada Kotoran.!

 Bahkan Tsar Rusia menggambarkan raja Prancis, Louis XIV .. “Baunya lebih kotor daripada bau binatang buas.” Dan salah satu pelayan bernama de Montespam membasahi dirinya dalam baskom berisi parfum sehingga dia tidak akan mencium aroma raja!

 Orang Rusia sendiri dijelaskan oleh musafir Ahmed bin Fadlan
 "Ciptaan Tuhan yang paling kotor Yang tidak terhindari air seni atau kotoran" ... dan Tsar Peter Rusia kencing di dinding istana di hadapan orang-orang!

 Ratu Isabella, orang pertama yang pengusir Muslim di spanyol, hanya mandi dalam hidupnya dua kali! Dan ia menghancurkan pemandian Andalusia.

 Raja Philip II dari Spanyol melarang mandi di negaranya, dan putrinya Isabel II bersumpah bahwa dia tidak akan mengganti pakaian dalamnya sampai pengepungan sebuah kota selesai! Yang berlangsung tiga tahun; Dan dia mati karena itu!

 Ini tentang bangsawan, belum lagi rakyat jelata!

Parfum Prancis yang menjadi terkenal Paris, diciptakan untuk membanjiri baunya mereka, karena kotorannya itu, penyakit menyebar di dalamnya disambut Wabah Yang datang dan membunuh setengah atau sepertiga dari mereka setiap periode.

Sejarawan Prancis Dribard berkata: 'Kami orang Eropa berhutang budi kepada Muslim untuk mendapatkan penyebab kesejahteraan dalam kehidupan publik kami. Muslim mengajari kami cara menjaga kebersihan tubuh. Mereka tidak seperti orang Eropa yang tidak mengganti pakaian mereka sampai menjadi kotor dan berbau tidak sedap, jadi kami mulai meniru mereka dengan melepas pakaian kami dan mencucinya.

Umat Muslim biasanya mengenakan pakaian bersih dan cerah yang beberapa di antaranya digunakan untuk menghias dengan batu mulia seperti zamrud, rubi, dan koral. Cordoba dikenal kaya dengan 300 pemandiannya, sedangkan gereja-gereja di Eropa memandang mandi sebagai alat perselingkuhan dan dosa.

Dan Nama tempat pemandian tersebut, Bath Room dalam bahasa Inggris, adalah karena pengagungan memori Muhammad Bath, seorang Muslim India, yang pada masanya mengajari mereka cara mandi dan membersihkan.

 Sumber:
 Memoar penulis Sandor Maray ... Dokumen resmi dari Spanyol antara tahun 1561 dan 1761
#History 
#Andalusia

Copas

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=5861245200552993&id=100000027135129&mibextid=Nif5oz

Semua Wajib Belajar Bahasa Arob.

MEMERANGI LAHN

Oleh: Ustadz Muafa

Lahn adalah penyimpangan dalam berbahasa Arab karena tidak mengikuti kaidah-kaidah bakunya. Ibnu Faris dalam kitabnya; “Maqoyis Al-Lughoh” mengatakan:

فأمَّا اللَّحْن بسكون الحاء فإمالة الكلامِ عن جهته الصحيحة في العربية. يقال لَحَن لحْنَا

Adapun Lahn-dengan mensukunkan huruf Ha’- maknanya adalah penyimpangan berbahasa dari ketentuannya yang benar dalam bahasa Arab. Diungkapkan dengan Lahana-Lahnan (Maqoyis Al-Lughoh, vol.5, hlm. 193).

Ketika Anda mengatakan –misalnya-

هذه عَصَاتِيْ
Haadzihii ‘ashootii
Ini adalah tongkatku

Maka kalimat tersebut sudah termasuk Lahn, karena tongkat bahasa Arabnya adalah (عَصَا), bukan (عَصَاةٌ). Jadi kalimat yang benar adalah;

هذه عَصَايَ
Haadzihii ‘ashooya
Ini adalah tongkatku

sebagaimana dalam Al-Quran;

{قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا } [طه: 18]
Demikian pula jika Anda beradzan dengan mengucapkan;

حَيِّ عَلى الصَّلاَةِ
Hayyi ‘alas sholaah
Ayo sholat

Kalimat Anda ini juga termasuk Lahn, karena lafaz (حَيِّ) adalah termasuk Fi’il Jamid yang harus difathah, bukan dikasroh. Jadi kalimat yang benar adalah;

حَيَّ عَلى الصَّلاَةِ
Hayya ‘alas sholaah
Ayo sholat

Dari sini, bisa dipahami bahwa Lahn adalah penyimpangan dalam berbahasa Arab karena tidak mengikuti kaidah-kaidah bakunya tanpa membedakan apakah penyimpangan tersebut adalah kesalahan I’rob, kesalahan Shorof, pembuangan huruf, penambahan huruf, menggunakan kalimat tidak sesuai konteksnya dll. Semua jenis penyimpangan berbahasa dalam bahasa Arab disebut dengan istilah Lahn.

Lahn harus diperangi. Jika Lahn tidak diperangi, maka bahasa Arab Fusha (murni) akan menjadi rusak. Jika bahasa Arab murni telah rusak, maka terpasanglah dinding tebal antara umat dengan Al-Quran karena umat tidak akan mampu memahami lagi isi Al-Quran yang berbahasa Arab Fusha. Jika hal ini terjadi, maka bencana besar akan menimpa umat. Umat akan tersesat, mundur, terpuruk, dan tidak bangkit. Mereka akan menjadi kaum yang hanya membanggakan kitab suci tanpa pernah tahu isinya. Mereka hanya akan memahami Al-Quran dengan kaidah percaya yang dikombinasi dengan dugaan-dugaan rapuh. Mereka akan mengulang sejarah Yahudi yang dicela dalam Al-Quran. Allah berfirman;

وَمِنْهُمْ أُمِّيُّونَ لَا يَعْلَمُونَ الْكِتَابَ إِلَّا أَمَانِيَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ [البقرة: 78]

““Dan di antara mereka ada yang bodoh, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali angan-angan belaka dan mereka hanya menduga-duga” (Al-Baqoroh; 78)

Memerangi Lahn adalah semangat yang mendorong lahirnya cabang-cabang ilmu bahasa Arab. Cabang-cabang ilmu bahasa Arab seperti Nahwu, Shorof, Matnu Al-Lughoh, dll lahir berawal dari keprihatinan munculnya gejala Lahn dalam masyarakat Islam yang bukan Arab asli. Al-Jahidh dalam kitabnya Al-Bayan Wa At-Tabyin menjelaskan, Lahn pertama yang muncul di pedesaan adalah kalimat (هذه عَصَاتِيْ) sementara Lahn pertama yang muncul di Irak (yang mewakili kawasan perkotaan) adalah lafadz Adzan (حَيِّ عَلى الصَّلاَةِ). Al-Jahidh berkata;

قالوا وأول لحن سمع بالبادية هذه عصاتي وأول لحن سمع بالعراق حيِّ على الفلاح

“Orang-orang mengatakan: Lahn pertama yang didengar di pedesaan adalah kalimat: هذه عصاتي haadzihii ‘ashootii -ini tongkatku-, dan Lahn pertama yang didengar di Irak adalah kalimat حيِّ على الفلاح hayyi ‘alas sholah –ayo shalat- (Al-Bayan Wa At-Tabyin, hlm. 323).

Ibnu Qutaibah Ad-Dinawary dalam kitabnya Uyunu Al-Akhbar juga mengisahkan bahwa Lahn telah menyusup ke pasar-pasar. Ibnu Qutaibah mengatakan;

دخلِ أعرابي السوقَ فسمِعهم يَلْحَنُون، فقال: سبحانَ اللِّه! يَلْحَنُون ويَرْبَحُون ونحن لا نلحَن ولا نربَح

Seorang Arab Badui memasuki pasar. Lalu dia mendengar orang-orang melakukan Lahn. Maka dia berkomentar: Subhanallah! Mereka melakukan Lahn dan mendapat untung sementara kami tidak melakukan Lahn dan tidak mendapat untung (Uyunu Al-Akhbar, hlm 197)

Para Muazin juga tidak luput tergelincir dalam Lahn. Ibnu Qutaibah mengatakan;

سمِعَ أعرابي مُؤَذناً يقول: أشهَدُ أنّ محمداً رسولَ اللّه، بنصب رسول؛ فقال: وَيْحَك يفعل ماذا؟
Seorang Arab badui mendengar seorang Muazin mengucapkan: Asyhadu Anna Muhammadar Rosulallah -dengan memfathahkan Rasul-. Maka dia berkomentar: Ah kamu, melakukan apa? (Uyunu Al-Akhbar, hlm 197)

Lahn juga menyelinap ke Madinah, ibukota Negara Islam waktu itu. Yaqut Al-Hamawy berkata dalam kitabnya Mu’jam Al-Udaba’;

ومر عمر بن الخطاب رضي الله عنه على قوم يسيئون الرمي، فقرعهم، فقالوا: إنا قوم ” متعلمين ” ، فأعرض مغضباً، وقال: والله لخطؤكم في لسانكم، أشد علي من خطئكم في رميكم.

Umar bin Al-Khotthob melewati suatu kaum yang tidak becus memanah. Maka Umar menegur keras mereka. Maka mereka mengatakan: Innaa Qoumun Muta’allimin (harusnya; Innaa Qoumun Muta’allimun)-kami adalah orang-orang yang masih belajar). Maka Umar berpaling dalam keadan marah dan berkata; Demi Allah, kesalahan kalian dalam bahasa kalian lebih berat bagiku daripada kesalahan kalian dalam hal memanah (Mu’jam Al-Udaba’, vol.1, hlm. 1).

Lahn juga mamasuki istana dan menjangkiti putra pejabat negara. Al-Walid, putra Abdul Malik bin Marwan keliru mengucapkan “khotanaka” bukannya “khotanuka” padahal dua lafaz ini berbeda maknanya. Khotanaka bermakna “mengkhitanmu” sementara khotanuka bermakna “iparmu”. Ibnu Abdi Robbihi mengisahkan peristiwa ini dalam kitabnya ‘Al-‘Iqdu Al-Farid;

ودخل على الوليد بن عبد الملك رجلٌ من أشراف قُريش، فقال له الوليد: من خَتَنَك؟ قال له: فلانٌ اليهودي؛ فقال: ما تقول؟ ويحك! قال: لعلّك إنما تَسْأل عن خَتَني يا أمير المؤمنين، هو فلان بن فلان. وقال عبدُ الملك بن مروان: أضرّ بنا في الوليد حُبُّنا له، فلم نُلْزمه البادية

Seorang laki-laki dari kalangan bangsawan Quraisy menghadap Al-Walid bin Abdul Malik. Maka Al-Walid bertanya: Man Khotanaka –siapa yang menyunatmu-? Maka dia menjawab: Fulan yang beragama Yahudi. Maka Al-Walid berkata: Apa katamu? ah kamu! Dia berkata: Mungkin engkau bertanya tentang Iparku (khotani) wahai Amirul Mukminin. Dia adalah Fulan bin Fulan. Maka Abdul Malik bin Marwan mengatakan; Kecintaan kami kepada Al-Walid menyusahkan kami. Karena kami tidak memaksanya tinggal di pedesaan –sehingga bahasanya bisa menjadi fasih-. (Al-‘Iqdu Al-Farid, vol.1, hlm. 248).

Bahkan, menurut Al-Ashma’i tingkat penyebaran Lahn di zamannya telah mencapai level yang mengkhawatirkan sampai-sampai yang bisa berbahasa Arab Fusha tanpa Lahn hanyalah empat orang: Asy-Sya’by, Abdul Malik bin Marwan, Al-Hajjaj bin Yusuf, dan Ibnu Al-Qirriyah. Dalam Amaly Az-Zajjajy dinyatakan;

عن الأصمعي قال: أربعةٌ لم يلحنوا في جدٍ ولا هزلٍ؛ الشعبيّ، وعبد الملك بن مروان، والحجاج بن يوسف، وابن القِرِّيَّة، والحجاج أفصحهم.

Dari Al-Ashma’i, dia berkata; Ada empat orang yang tidak melakukan Lahn baik dalam keseriusan maupun canda: Asy-Sya’by, Abdul Malik bin Marwan, Al-Hajjaj bin Yusuf, dan Ibnu Al-Qirriyyah. Al-Hajjaj adalah yang paling fasih (Amaly Az-Zajjajy, hlm. 5).

Dengan melihat gejala yang mengkhwatirkan ini, maka bangkitlah para ulama untuk menjaga kemurnian bahasa Arab Fusha. Dengan usaha dan jerih payah mereka, lahirlah ilmu-ilmu bahasa Arab untuk mengontrol penggunaan bahasa Arab secara benar. Lahirlah cabang-cabang ilmu bahasa Arab seperti ilmu Nahwu, Shorof, Rasm, Tajwid, Matnu Al-Lughoh, Bayan, Ma’ani, Badi’, ‘Arudh, dan Qofiyah. Dengan ilmu-ilmu ini, maka setiap Lahn akan terlacak dan segera terkoreksi, dan dengan ilmu itu pula terbantulah upaya menjaga kemurnian bahasa Arab Fusha.

Sebagai penutup, berikut ini disajikan sejumlah riwayat yang menunjukkan kebencian generasi awal umat Islam dan generasi sesudahnya terhadap Lahn. Mereka memerangi Lahn dan memandangnya sebagai aib dalam berbahasa Arab.

وقال أبو بكر : لأن أقرأ فأُسْقط أحبُّ إليَّ من أن أقرأ فألحن

Abu Bakr berkata: Sungguh, aku membaca lalu aku bingung lebih kusukai daripada aku membaca lalu aku melakukan Lahn (Al-Muzhir Fi Ulum Al-Lughoh Wa Anwa’iha, vol.2, hlm 341).

ورووا أيضا أن أحد وُلاة عُمَر رضى الله تعالى عنه كتب إِليه كتابا لحن فيه فكتب إليه عُمَر : أن قنع كاتبك سوطا

Orang-orang meriwayatkan bahwa salah satu Wali Umar r.a. menulis surat kepadanya yang mana dia melakukan Lahn dalam surat tersebut. Maka Umar menulis surat kepada Walinya: hukum sekretarismu dengan cambuk (Al-Khoshoish, vol.2, hlm. 8).

عَن نَافِعٍ ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ ، أَنَّهُ كَانَ يَضْرِبُ وَلَدَهُ عَلَى اللَّحْنِ

Dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwasanya beliau memukul anaknya karena melakukan Lahn (H.R.Ibnu Abi Syaibah, juz 10 hlm. 457).

عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ ” أَنَّ ابْنَ عُمَرَ، وَابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا كَانَا يَضْرِبَانِ أَوْلَادَهُمَا عَلَى اللَّحْنِ ”

Dari ‘Amr bin Dinar bahwasanya Ibnu Umar dan Ibnu Abbas memukul anak-anak mereka karena melakukan Lahn (H.R. Baihaqy dalam Syu’ab Al-Iman, juz 3 hlm. 211).

Menurut Al-Ifrony As-Shoghir dalam kitabnya Fathu Al-Mughits Bihukmi Al-Lahni Fi Al-Hadits hlm. 34, guru-guru di Madinah menghukum satu pukulan untuk kesalahan setoran dan 6 pukulan tuk kesalahan Lahn.

وكان المؤدبون بالمدينة يضربون على الخطأ واحدة وعلى اللحن ستا

Adalah para guru di Madinah menghukum satu pukulan untuk kesalahan setoran dan enam pukulan tuk kesalahan Lahn (Fathu Al-Mughits Bihukmi Al-Lahni Fi Al-Hadits hlm. 34).

وقال الرشيد يوما لبنيه ما ضر أحدكم لو تعلم من العربية ما يصلح به لسانه أيسر أحدكم أن يكون لسانه كلسان عبده وأمته

Suatu hari Ar-Rosyid berkata kepada putra-putranya: Tidak akan merugikan seorang pun di antara kalian jika mempelajari bahasa Arab yang akan membenahi bahasanya. Apakah ada di antara kalian yang senang bahasanya seperti bahasa budak laki-lakinya dan budak perempuannya? (Shubhu Al-A’sya, vol.1, hlm. 205).

Jika Lahn saja diperangi dan dibenci di zaman itu, lalu bagaimana dengan kaum muslimin zaman sekarang yang sama sekali tidak mengerti dan tidak mau belajar bahasa Arab? Percayalah, selama kaum muslimin jauh dari bahasa Arab Fusha, maka selama itu pula kaum muslimin akan lemah, mundur, tidak bangkit, bid’ah merajalela, dan ajaran islam akan ditinggalkan.

Semangat belajar bahasa Arab!

Wallahua’lam.

========

https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=765060612032340&id=100055852244155&mibextid=Nif5oz

KETIKA KAEDAH FIKIH di TANGAN KAUM LIBERALIS

KETIKA KAEDAH FIKIH di TANGAN KAUM LIBERALIS.
“Hukum Dapat Berubah Dengan Berubahnya Zaman Dan Tempat.”

Salah satu kaedah fiqih yang selalu digunakan oleh kaum liberalis dan sekuleris adalah kaedah hukum dapat berubah dengan berubahnya zaman dan tempat. Atau bisa kita katakan hukum menyesuaikan dan beradaptasi dengan lingkungan. 

Kaum liberalis dan sekuleris berusaha mengikis hukum-hukum islam sampai ke titik menanggalkan semua hukum-hukum islam yang tidak sesuai hawa nafsu mereka dan tuan-tuan mereka.

Bahkan salah satu tujuan mereka menghapus syi'ar-syi'ar islam, sehingga islam yang mereka inginkan adalah islam yang toleransi, islam yang menerima segala perbedaan, islam ala barat dst. 

Sejujurnya.. islam bertoleransi, islam menerima perbedaan, akan tetapi memahami istilah-istilah di atas ini tidak asal seenaknya sendiri, atau seenak hawa nafsu yang diinginkan.

Salah satu bentuk demo dan gerakan dakwah mereka adalah melawan hijab, jihad, wala' wal baro', mengajak kepada ikhtilath(campur laki dan perempuan), UUD berdasarkan syariat, khilafah dst.

Bahkan diantara mereka banyak yang terang-terangan mengatakan bahwa ibadah haji sudah tidak relevan di zaman ini, bahkan haji adalah salah satu pusat menghambur-hamburkan uang. Ada juga yg mengatakan bahwa qurban sudah tidak dibutuhkan, karena orang-orang fakir miskin lebih membutuhkan uang dibanding daging, dst. 

Ini semua yang mereka katakan, berdasarkan sebuah kaedah fiqih yg selalu mereka dengungkan,
“Hukum dan fatwa berubah dengan berubahnya zaman dan tempat” beradaptasi dan menyesuaikan zaman dan tempat yang ada.

Kaedah di atas benar, dan diterapkan banyak ulama. Akan tetapi tidak ada satupun ulama yang menerapkan kaedah di atas lantas memunculkan sebuah hasil (penghancuran nash-nash syar'iy), yakni menjatuhkan suatu hukum yang sudah paten dalam islam. Misalkan saja haji, tidak ada satupun yang mengatakan bahwa haji tidak wajib di zaman tertentu, karena tidak relevan. Atau qurban tidak disyariatkan lagi dst.
Intinya mereka bertujuan ingin menghancurkan hukum-hukum islam, bukan bertujuan khidmah terhadap agama ini, bukan bertujuan menolong dan memperjuangkan agama ini, melainkan tujuan mereka mengikis dan mempreteli hukum-hukum islam satu persatu. 

Salah satu hujjah mereka juga adalah fiqih Imam Syafi'iy, ada fiqih lama dan barunya(qoul qodiim dan qoul jadiid).
Mereka memaparkan bahwa fiqih Imam asy-Syafi'i itu terpengaruh dengan berubahnya zaman dan tempat. Yang dahulu berada di irak, lalu ketika pindah ke mesir dengan lingkungan, dan adat yg berbeda lantas Imam asy-Syafi'iy banyak merubah corak fiqihnya, sehingga muncullah pendapat-pendapat fiqih barunya(qoul jadiid). 

Apakah benar Fiqih Imam asy-Syafi'iy terpengaruh dengan lingkungan? Sehingga hukum yang di Irak tidak sesuai dengan hukum yang di Mesir?

Dr.Abdullah al-'Ujairiy di dalam kitabnya “Yanbuu' al-Ghowayah al-Fikriyah” menjelaskan hakekat permasalahan ini, dan beliau memaparkan ulasan dan hasil riset terhadap fiqih Imam asy-Syafi'iy.
Ada beberapa point yang beliau sampaikan perihal fiqih Imam asy-Syafi'iy yang berubah-ubah;
1. Pembagian Fiqih Imam asy-Syafi'iy menjadi qoul qodiim dan jadiid itu hanya sekedar pembagian ilmiyah, untuk memberikan standar perbedaan antara ijtihad lama beliau dan ijtihad baru beliau.
2. Ada beberapa sebab terjadinya perubahan terhadap fiqih Imam asy-Syafi'iy, diantaranya; bertambahnya keluasan ilmu dan makrifat Imam asy-Syafi'iy terhadap hadis-hadis dan atsar-atsar yang beliau dapatkan, metode pemutusan hukum dan istinbath yg lebih luas dari sebelumnya.
Meskipun juga terdapat pengaruh dari sisi adat setempat, akan tetapi beda antara orang yang menginginkan dalil dan tidak menginginkan, beda antara orang yg berpegang teguh dengan dalil dan orang yang tunduk dengan hawa nafsu, sehingga menjatuhkan dan membuang setiap dalil syar'iy dengan hujjah memperhatikan adat setempat.
3. Perlu kita ketahui juga, bahwa Imam asy-Syafi'iy melarang orang-orang untuk tidak mengambil fikih lamanya(qoul qodiim) sebagaimana yang beliau katakan :
ليس في حل من روى عني القديم
“Tidak saya perbolehkan siapapun orang meriwayatkan fikih lamaku”

Imam al-Baihaqiy menjelaskan permasalahan ini :

فكان يأمر بقراءة هذه الكتب عليه في الجديد، ثم يأمر بتخريق ما تغير اجتهاده فيها، وربما يدعه اكتفاء بما ذكر في موضع آخر 
[مناقب الشافعي ١/٢٥٦]
“Dahulu Imam asy-Syafi'iy memerintahkan supaya kita membaca buku-buku beliau yang berdasarkan madzhab beliau yang baru, dan memerintahkan supaya membuang pendapat dan ijtihad lamanya, dan kadang pula mencukupkan hanya dengan baru saja”
[ Kitab Manaaqib asy-Syafi'iy 1/256]

Jikalau fiqih Imam asy-Syafi'iy terpengaruh dengan waktu dan tempat, maka beliau tidak akan memerintahkan supaya ijtihad lamanya dibuang, bahka akan memerintahkan supaya dikaji dan diterapkan di waktu dan tempat yang sesuai dan cocok dengannya.

Imam an-Nawawiy berkata :
كل مسألة فيها قولان للشافعي -رحمه الله- قديم و جديد، فالجديد هو الصحيح و عليه العمل لأن القديم مرجوع عنه، و استثنى جماعة من أصحابنا نحو عشرين مسألة، أو أكثر و قالوا: يفتى فيها بالقديم
[المجموع شرح المهذب ١/٦٦]
“Setiap masalah yang terdapat di dalamnya dua pendapat dari Imam asy-Syafi'iy qodiim dan jadiid (pendapat lama dan baru), maka yang barulah yang benar, dan yang barulah yang diamalkan. Karena yang lama Imam asy-Syafi'iy telah rujuk atasnya(meninggalkannya). Akan tetapi kawan-kawan dari kalangan ulama-ulama syafi'iyah memberikan 20 pengecualian masalah, dan mereka berkata: di dalam masalah-masalah ini(20 pengecualian), kita berfatwa dengan ijtihad dan pendapat Imam asy-Syafi'iy yang lama.”
[ Kitab al-Majmu' syarhulmuhadzzab 1/66]

Kalau seandainya hukum dan fatwa tergantung lokasi, waktu zaman dan tempat, kenapa Imam an-Nawawiy mewajibkan kita menggunakan pendapat Imam asy-Syafi'iy yang baru, dan harus mengamalkannya?? Kenapa tidak memberi kita pilihan? mana yang cocok dengan tempat dan zaman saya, maka saya ambil dan saya terapkan.

Dari sini sudah nampak belangnya manhaj liberal dalam mengikis hukum-hukum islam. Sehingga kita harus berhati-hati dengan ucapan dan syubhat mereka yang mereka lontarkan demi tujuan menyebarkan rasa keraguan di dalam diri umat ini.

Wallahu a'lam.

[Dinukil dari Al-Ustadz Al-Fadhil Abu Musa Isa Islami Al-Mizzy حفظه الله , sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2451063944916761&id=100000395379891&mibextid=Nif5oz ]

بسم الله الرحمن الرحيم Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa terkecuali dan seluruh pendidikan jahiliyah walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,Taman Kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" tanpa terkecuali sudahkah kalian benar-benar berusaha mati-matian atau bisa dibilang berusaha maksimal ber amar makruf nahi mungkar ber dawkah terkait madrosah jahiliyah tanpa terkecuali pendidikan jahiliyah tanpa terkecuali walaupun diberi embel-embel "sekolah umum,sekolah formal,taman kanak-kanak (TK),Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),Sekolah Menengah Atas (SMA), Universitas, Sekolah Rakyat (SR),Taman Siswa,Taman Siswi,dan lain-lain" ?Kalau kalian tidak menjalankan amar makruf nahi mungkar dakwah terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah lalu kenapa?Kalian meremehkan keburukan ini?Kalian cinta sama madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah yang di murkai dan dibenci oleh ALLAH hanya karena kalian belajar ilmu yang menentang Islam di sana?Kalian takut sama penguasa tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama orang tua kalian tapi tidak takut kepada ALLAH saja?Kalian takut sama makhluk yang pasti diciptakan oleh ALLAH tapi tidak takut sama ALLAH saja?Kalian berada di atas jalannya ulama su'u termasuk ulama su'u ummah dan ulama su'u daulah ?Takutlah kepada ALLAH saja dan ber amar makruf nahi mungkar lah dengan ilmu dan ber dakwah lah dengan ilmu Islam terhadap madrosah jahiliyah dan pendidikan jahiliyah pastinya dengan tidak meninggalkan Jihad Fisabilillah Ber takwa dan ber tawakal lah kepada ALLAH saja dan kufuri lah thoghut dan beriman lah kepada ALLAHالله المستعان والله أعلم 18 Romadhon 1445 Hijriyahhttps://t.me/Manhaj_Muwahhid/4914===بسم الله الرحمن الرحيم تقييم الشيخ المحدث مقبل بن هادي الوادعي رحمه الله للمدارس الجاهلية والتعليم الجاهليةPenilaian Asy-Syaikh Al-Muhaddits Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله terhadap madrasah (sekolah) jahiliyah sekaligus pendidikan jahiliyah 🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4544https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4545https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4546https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4547===بسم الله الرحمن الرحيمPerkataan dari Asy-Syaikh Abu Abdurrohman Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i رحمه الله dan Ustadz Abul Mundzir Jafar Shalih وفقه الله dan Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron وفقه الله dan Ustadz Yulian Purnama وفقه الله dan Ustadz Hafzan El Hadi وفقه الله ini juga membahas beberapa مدرسة (sekolah) jahiliyah pendidikan jahiliyah dan lainnya الله المستعانوالله أعلم🔻🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻⬇️⬇️🔻🔻🔻https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4339https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4340https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4341https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4342https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4343https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4344https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4345https://t.me/Manhaj_Muwahhid/4347

بسم الله الرحمن الرحيم  Fitnah sudah lama membuat menderita muslimin diantaranya yang sangat ganas adalah seluruh madrosah jahiliyah tanpa t...